## POV Liam
Kesadaran menghantamku seperti kereta barang. Kepalaku berdenyut tanpa ampun, dan mulutku terasa seperti ampelas. Aku berjuang membuka mata, linglung dan bingung. Ini bukan tempat tidurku. Ini bahkan bukan kamar tidurku.
Kantorku. Aku berada di kantorku, terbaring di sofa kulit. Tapi kenapa? Dan kenapa aku... Aku melihat ke bawah. Kemejaku terbuka, dasi hilang, dan ikat pinggangku terlepas. Kepanikan menyala dalam diriku.
Sebuah kikikan lembut memecah keheningan. Kepalaku menoleh cepat, mengirimkan gelombang rasa sakit baru yang menghantam tengkorakku.
Isabella Clairemont bersantai di kursi mejaku, hanya mengenakan bra dan celana dalam renda hitam. Perutku bergolak hebat.
"Selamat pagi, sayang," dia mendesah, meregangkan tubuhnya dengan gaya menggoda. "Tidur nyenyak?"
Aku melompat berdiri, hampir terjatuh saat ruangan terasa berputar berbahaya. "Apa-apaan ini? Kenapa kau di sini? Kenapa aku di sini?"