## POV Adrian
Aku melihatnya saat pertama kali melangkah masuk ke toko perhiasan. Rambut gelapnya jatuh dalam gelombang lembut di sekitar wajahnya yang halus, dan senyumnya menerangi ruangan saat dia membantu seorang pelanggan. Aku terpaku di tempatku.
"Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pramuniaga lain.
"Tidak," jawabku secara otomatis, mataku masih tertuju pada wanita memesona di seberang toko. "Saya hanya melihat-lihat."
Aku berpura-pura melihat jam tangan sambil mencuri pandang ke arahnya. Kartu namanya bertuliskan "Stella." Nama yang sempurna untuk seseorang yang begitu bersinar. Ketika dia selesai dengan pelanggannya, aku dengan santai bergeser ke arah konternya.
"Halo, ada yang bisa saya bantu hari ini?" tanyanya dengan senyum profesional.
Suaranya lembut dan merdu. Aku benar-benar lupa alasan awalku memasuki toko perhiasan ini.
"Saya mencari... jam tangan," aku tergagap, menunjuk secara acak ke etalase.
Dia mengangkat alisnya. "Itu gelang berlian wanita."