Mengikuti Zhang Hao masuk ke dalam lift, Qin Miaoke secara naluriah bergelayut di lengannya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zhang Hao dengan hati-hati.
"Tidak boleh ya? Kakekku kan bilang kamu harus selalu tahu keberadaanku."
"Ini pertama kalinya aku ke rumah sakit. Bagaimana kalau aku tersesat?"
Bahkan anak umur tiga tahun pun akan tertawa mendengar alasan seperti itu.
Tapi Qin Miaoke tidak peduli, terus memegang tangan Zhang Hao dan menolak untuk melepaskannya.
Baru ketika mereka sampai di pintu bangsal, Zhang Hao, untuk mengurangi keributan, terpaksa berjuang melepaskan diri dari genggaman Qin Miaoke.
"Sudah cukup. Aku bukan pacarmu. Terlalu mesra seperti ini terlihat tidak baik di mata orang lain," katanya.
"Cih, jangan kira aku tidak tahu. Kamu hanya lobak yang berhati gampangan. Apa semua laki-laki seburuk kamu?" godanya.
Zhang Hao merasa terzalimi. Bagaimana dia bisa dibilang buruk?
Semua wanita itu yang melemparkan diri padanya, tidak memberinya ruang untuk menolak.