Adapun sang kakak tertua, yang selalu dipuja bagai dewa, kini berdiri di sana, tak bergerak seolah seseorang telah melumpuhkan titik-titik akupunkturnya.
Yang membuat Fourth Brother tercengang adalah fakta bahwa semua orang di dalam bank berbaring di lantai, tak berani bergerak, kecuali seorang pemuda yang tampak biasa-biasa saja, duduk santai dengan kaki disilangkan dan mata disipitkan, menatapnya dengan tajam.
"Ini..."
Melihat ini, Fourth Brother terkejut. Saat suara sirine polisi semakin mendekat di luar, dia menjadi begitu panik sehingga tidak bisa memikirkan rekan-rekannya dan mulai berlari keluar.
"Heh, karena kau sudah masuk, tidak perlu terburu-buru pergi, kan?" Fourth Brother mencoba melarikan diri dengan panik, tapi tiba-tiba dia mendengar tawa dingin dari pemuda di belakangnya.
Whoosh!
Segera setelah itu, suara desiran kencang melesat ke arahnya, saat Ling Zhenfei dengan santai melempar bangku di sampingnya, menjatuhkan Fourth Brother di ambang pintu.