Hujan gerimis membasahi jalanan berbatu Distrik Utara Kota Lowen. Di kawasan tua yang dikenal sebagai Benteng Hitam, bangunan-bangunan batu tua berdiri membisu, menjadi saksi bisu perang yang telah lama berlalu. Sekarang, tempat itu adalah kuburan kenangan... dan, seperti yang Aedric tahu, markas tersembunyi Kultus Malam Sunyi.
Evelyn berjalan di sisi Aedric, tongkat sihir kecil tersembunyi di balik jubahnya. Garret memegang erat kapaknya, sementara Thorne memimpin jalan, hafal setiap sudut distrik tua ini.
"Lima belas tahun lalu, distrik ini jadi garis pertahanan terakhir waktu Lowen diserbu Bangsa Orta," gumam Thorne. "Sejak itu, dibiarkan terbengkalai. Cocok buat sarang sampah kayak Kultus."
Aedric menajamkan pendengarannya. Dengan Intuisi Bahaya, dia bisa merasakan aura samar kehadiran musuh di sekitar. Mereka tersembunyi, tapi jelas ada.
Mereka mendekati reruntuhan gedung tua, dindingnya ditumbuhi lumut. Di balik celah sempit antara dua bangunan besar, mereka menemukan pintu besi tua, hampir tertutup puing-puing.
Thorne menunjuk pintu itu. "Di balik sini. Dulu ini ruang bawah tanah penyimpanan senjata."
Evelyn merapalkan mantra pengurai segel. Cahaya ungu samar berkilat, dan dengan suara berderit berat, pintu terbuka.
---
Ruang Bawah Tanah Benteng Hitam
Lorong batu sempit menyambut mereka, bau lembab dan debu memenuhi udara. Cahaya lentera kecil menjadi satu-satunya penerangan. Mereka bergerak hati-hati, langkah kaki nyaris tak bersuara.
Tak lama, mereka tiba di ruangan besar di bawah tanah. Di sana, mereka melihatnya—Relik Kegelapan, diletakkan di atas altar batu hitam, dikelilingi simbol Abyssal berkilat samar.
Namun mereka tidak sendiri.
Sekelompok pria berjubah hitam berdiri di sekitar altar. Di antara mereka, sosok bertopeng setengah perak itu berdiri—Penjaga Malam.
Mata merah menyala dari balik topeng itu menatap lurus ke arah mereka.
"Sudah kuduga kalian akan datang," ucap Penjaga Malam, suaranya berat dan dalam, menggema di ruang batu itu.
Aedric maju selangkah, menahan amarah. "Aku nggak akan biarin kau buka celah ke Abyss."
Penjaga Malam tertawa pelan, suara itu bagai bisikan kegelapan. "Ah... Sang Regressor akhirnya menunjukkan diri. Aku sudah mendengar tentangmu, Aedric Kael. Yang melawan takdir, yang mencoba mengulang waktu... tapi sia-sia."
Aedric terkejut. Bagaimana dia tahu? Tak mungkin—pengetahuan tentang regresinya seharusnya tersembunyi.
Evelyn berbisik, wajahnya tegang. "Dia tahu soal regresimu... itu artinya..."
Penjaga Malam mengangkat tangannya, memperlihatkan simbol berbentuk mata hitam di punggungnya.
"Aku adalah Utusan Abyss. Waktu bukan milikmu saja, bocah."
---
[Sistem: Anomali Terdeteksi]
Peringatan: Lawan memiliki pengetahuan tentang Loop Waktu.
Kesulitan Misi meningkat drastis.
Musuh: Penjaga Malam (Utusan Abyss)
Status: Sangat Berbahaya
---
Aedric menggertakkan gigi. Situasi ini jauh lebih buruk dari yang dia bayangkan. Jika Penjaga Malam tahu dia adalah Regressor, maka semua keunggulannya berkurang.
Penjaga Malam melangkah ke altar, tangannya menyentuh Relik Kegelapan. "Aku berencana aktifkan ini saat Festival. Tapi karena kalian datang lebih awal... kenapa tidak kita mulai pestanya sekarang?"
Para kultis di sekeliling mereka mulai bergerak, menghunus senjata dan merapal sihir.
Aedric menarik pedangnya, matanya tajam.
"Evelyn, fokus ke Relik. Garret, Thorne, lindungi dia. Aku hadapi dia."
Garret menyeringai. "Akhirnya, waktu mukul-mukulnya tiba."
Thorne menghunus pedangnya. "Jangan mati di sini, bocah."
Evelyn sudah mulai merapal mantra pelindung, wajahnya serius.
---
Pertempuran Dimulai
Aedric menerjang ke depan, mengayunkan pedang ke arah Penjaga Malam. Pria itu menghindar dengan kelincahan luar biasa, balasan serangannya cepat dan mematikan.
Bilah energi hitam melesat ke arah Aedric, namun dia menghindar, berkat Intuisi Bahaya yang terus berdenyut di kepalanya.
Di sisi lain, Garret menebas para kultis dengan kapaknya, darah berceceran di lantai batu. Thorne bertarung seperti veteran sejati, gerakannya presisi dan mematikan.
Evelyn berusaha menghancurkan segel Relik, namun sihir Abyssal di sekelilingnya begitu kuat.
"Sial, aku butuh waktu lebih banyak!" teriak Evelyn.
Aedric terus bertarung, tapi dia sadar, Penjaga Malam belum mengeluarkan kekuatan penuhnya. Ini hanya permainan bagi mereka.
Dalam sekejap, Penjaga Malam menghilang, muncul di belakang Aedric, menghantamkan pukulan energi Abyssal ke punggungnya.
Tubuh Aedric terlempar, darah mengalir dari mulutnya.
---
[Sistem: HP Berkurang - 65/110]
Peringatan: Luka Dalam Terkena Energi Abyssal
---
Aedric bangkit perlahan, tubuhnya gemetar, tapi matanya tetap menyala penuh tekad.
Penjaga Malam mendekat, suaranya seperti bisikan kematian. "Kau lemah, Regressor. Tak peduli berapa kali kau ulang waktu, takdir Lowen tetap sama—kehancuran."
Aedric mengerang, menggenggam pedangnya lebih erat.
"Kalau begitu... aku akan melawan takdir sampai napas terakhir."
Dengan sisa tenaganya, dia menerjang sekali lagi.