Chapter 16 - Bayangan yang Bangkit

Suasana di reruntuhan kuil bawah tanah dipenuhi dengan tekanan mengerikan. Simbol-simbol Abyssal di dinding dan lantai berpendar merah tua, seperti luka terbuka yang bernanah cahaya. Di tengah altar, tubuh Seraphine berdiri tegak, matanya tertutup, bibirnya membisikkan mantra dalam bahasa kuno yang memutar perut siapa pun yang mendengarnya.

Aedric menahan napas, dadanya bergemuruh bukan hanya karena kemarahan, tapi juga karena rasa bersalah yang menusuk tajam. Dia pernah bersumpah melindungi Seraphine, dan di kehidupan masa lalu, dia gagal. Kali ini… dia tidak boleh gagal lagi.

Penjaga Malam mengangkat tangannya, bayangan hitam seperti cairan merayap di udara, membentuk sosok-sosok kabur yang menari di sekeliling altar.

“Regressor… Ini adalah takdir,” ucap Penjaga Malam, suaranya bagai gemuruh yang terdistorsi. “Kau bisa ulang waktu seribu kali. Tapi ujungnya selalu sama. Lowen runtuh. Abyss menang.”

Aedric melangkah maju, pedangnya berkilat memantulkan cahaya merah.

“Aku di sini… bukan untuk ulang waktu,” balasnya dengan suara tajam. “Aku di sini untuk menghancurkan takdirmu.”

---

Pertempuran Dimulai

Garret menerjang ke samping, mengayunkan kapaknya, membuka jalan bagi Thorne yang sigap menusuk salah satu kultis penjaga. Evelyn merapal mantra, menciptakan perisai energi ungu yang melindungi mereka dari semburan sihir hitam.

Aedric berlari menuju altar, fokusnya tertuju pada Seraphine dan Penjaga Malam.

Namun, bayangan pekat menghalangi jalannya. Sosok-sosok gelap menyerupai manusia, tapi tanpa wajah, tanpa jiwa. Wujud Abyss.

Aedric menghunus pedang, mengaktifkan skill:

[Blade of Clarity - Lv.2]

✔ Serangan meningkatkan ketajaman dan kecepatan.

✔ Dapat memotong energi sihir tingkat menengah.

Dengan ayunan presisi, dia menebas wujud-wujud Abyss itu, bayangan mereka menghilang seketika.

Di sisi lain, Thorne dan Garret bertarung sengit melawan para kultis, darah mengalir di lantai batu. Evelyn terus mencoba memecahkan mantra yang mengikat Seraphine.

“Mantranya… ini sihir tingkat tinggi Abyssal! Aku butuh waktu!” teriak Evelyn.

Aedric menahan makhluk-makhluk bayangan, sementara Penjaga Malam perlahan melangkah turun dari altar, aura kegelapan menyelimuti tubuhnya.

---

Duel dengan Penjaga Malam

“Jangan terlalu berharap bisa menyelamatkannya,” ejek Penjaga Malam. “Tubuh itu sudah bukan miliknya lagi.”

Aedric menyerang, pedangnya membelah udara. Namun Penjaga Malam menghindar dengan kecepatan luar biasa, balas menyerang dengan semburan energi hitam.

Aedric berguling, menghindar, lalu menusuk dari bawah. Bilah pedangnya mengenai jubah lawan, namun tubuh Penjaga Malam seperti dilindungi lapisan bayangan yang tebal.

Serangan langsung tidak cukup.

---

[Sistem: Analisis Lawan - Penjaga Malam (Utusan Abyss)]

HP: ???

Pertahanan: Tinggi (Bayangan Abyssal)

Titik Lemah: Terhubung ke Relik Abyssal dan Ritual.

---

Aedric memikirkan cepat. Selama ritual berlangsung, kekuatan Penjaga Malam hampir tidak terbatas. Satu-satunya cara… menghancurkan Relik dan menghentikan ritual.

“Evelyn! Fokus ke Relik, bukan Seraphine!” teriak Aedric.

Evelyn mengangguk, merubah sihirnya, membidik Relik Abyssal di altar yang berdenyut seperti jantung hitam raksasa.

Penjaga Malam menyadari itu. Dengan raungan marah, dia melepaskan bayangan raksasa ke arah Evelyn.

Aedric menerjang, menebas bayangan itu di udara.

“Lewat mayatku dulu!” geram Aedric.

---

Titik Balik

Garret dan Thorne berhasil mendesak para kultis ke sudut ruangan. Sisa-sisa makhluk Abyss mulai melemah seiring terganggunya ritual.

Evelyn terus merapal mantra, tangannya bergetar, keringat bercucuran. Cahaya ungu dan perak berkilat, menghantam Relik Abyssal.

Relik itu bergetar hebat, retakan mulai muncul di permukaannya.

Penjaga Malam mengerang marah, aura hitamnya semakin liar. “Kau pikir… kau bisa hancurkan ini, bocah?”

Aedric tak menjawab. Dengan sisa tenaga, dia mengaktifkan skill terakhir:

[Moment of Defiance - Lv.1]

✔ Selama 10 detik, semua rasa sakit diabaikan.

✔ Serangan meningkat 50%.

✔ Daya tahan fisik meningkat.

Tubuh Aedric berpendar samar. Dia menerjang, pedangnya menusuk tepat ke jantung bayangan Penjaga Malam, menembus lapisan pertahanan Abyssal.

Penjaga Malam terhuyung, darah hitam menetes dari mulutnya.

Di saat yang sama, mantra Evelyn mencapai puncaknya.

Relik Abyssal meledak.

---

Kehancuran Ritual

Ledakan cahaya ungu dan perak memenuhi ruangan, menghancurkan altar, mematahkan simbol-simbol Abyssal, dan merobek koneksi sihir gelap yang mengikat Seraphine.

Tubuh Seraphine terjatuh ke lantai, napasnya tersengal, matanya perlahan terbuka, kesadaran kembali.

Penjaga Malam berlutut, tubuhnya setengah hancur, namun dia masih tertawa lemah.

“Ini belum… berakhir… Regressor…”

Lalu, bayangan pekat menyelimuti tubuhnya, dan dia menghilang ke kegelapan, lolos untuk kesekian kalinya.

---

Kemenangan Pahit

Aedric memapah Seraphine, tubuhnya gemetar. Evelyn memeriksa kondisi Seraphine, wajahnya tegang.

“Dia hidup… tapi jejak Abyss masih ada di dalam tubuhnya. Kalau kita nggak cepat, itu akan menguasai dia lagi.”

Garret membantu Erik dan Lorian membawa dokumen rahasia dari markas. Thorne berjaga, waspada kalau ada sisa-sisa Kultus menyerang.

[Sistem: Misi Khusus - Penyerbuan Markas Utama Diselesaikan]

✔ Ritual Abyssal: Digagalkan.

✔ Relik Abyssal: Dihancurkan.

✔ Seraphine: Diselamatkan (Status: Tidak Stabil).

✔ Dokumen Rahasia: Diamankan.

Progress Fondasi Regressor: 100%

✔ Fondasi perubahan takdir telah terbentuk.

✔ Potensi masa depan: Terbuka.

✔ Level Naik: 6/10.

---

Aedric menatap reruntuhan kuil itu, napasnya berat.

“Ini belum akhir…” gumamnya pelan.

Tapi untuk pertama kalinya, ada sedikit harapan di dalam kegelapan.