Dua hari telah berlalu sejak penyerbuan ke markas utama Kultus di bawah kota. Lowen kembali tampak tenang di permukaan, tetapi di balik senyap itu, benih kekacauan mulai merekah. Kebakaran kecil di distrik barat, hilangnya pejabat pemerintah, kabar burung tentang makhluk bayangan yang berkeliaran di malam hari—semua itu adalah bukti, Kultus belum hancur.
Di ruang persembunyian mereka, Aedric menatap peta Kota Lowen, garis-garis merah dan penanda memenuhi permukaannya.
Di sudut ruangan, Seraphine tertidur lemah di atas ranjang. Wajahnya masih pucat, napasnya terengah, dan jejak Abyssal di kulitnya berdenyut samar. Evelyn duduk di sisinya, terus-menerus memeriksa kondisi sihir tubuh Seraphine.
“Jejak Abyss-nya menetap,” bisik Evelyn lirih. “Aku stabilkan, tapi… kalau kita nggak temukan cara menghapusnya, cepat atau lambat dia akan jadi boneka mereka lagi.”
Aedric mengepalkan tinju, rasa bersalah menggerogoti dadanya. Di kehidupannya yang dulu, dia bahkan tak sempat menyelamatkan Seraphine. Sekarang, dia berhasil… tapi belum cukup.
“Waktu kita makin sedikit,” ucap Thorne, meletakkan segulung dokumen rahasia di meja. “Aku udah pelajari ini. Kultus nggak cuma nyebar di Lowen. Mereka punya simpul-simpul kekuatan di seluruh kerajaan. Dan yang paling parah…”
Dia menunjuk lambang kerajaan di dokumen itu.
“… mereka punya orang di dalam Istana.”
---
Bayangan di Balik Tahta
Nama yang tertulis di dokumen itu membuat darah Aedric berdesir dingin.
Markas Tertinggi Kultus: Operasi Langsung di bawah Penasihat Kerajaan - Lord Ivar Drelthorn.
Garret mengumpat pelan. “Itu… orang terdekat Raja sendiri, ‘kan?”
Evelyn mengangguk, wajahnya tegang. “Penasihat utama urusan sihir kerajaan. Kalau dia dalangnya, nggak heran Kultus bisa leluasa.”
Aedric menyandarkan diri ke kursi, pikirannya berputar cepat. “Ini menjelaskan kenapa selama ini Lowen selalu kalah selangkah. Mereka sabotase dari dalam.”
Thorne meletakkan belati ke meja. “Masuk ke Istana bukan hal mudah. Tapi… kita harus.”
Aedric mengangguk pelan. “Kita perlu bukti. Bukti yang tak terbantahkan. Kalau kita bisa buka kedok Lord Ivar di depan publik, kita punya kesempatan menghancurkan Kultus sepenuhnya.”
Evelyn menimpali, “Atau… kita masuk diam-diam, dan selesaikan masalah ini sebelum matahari terbit.”
Garret menyeringai. “Aku suka cara yang kedua.”
---
Misi Infiltrasi - Istana Lowen
Malam itu, mereka menyusun rencana. Dengan koneksi Lorian dan Erik yang masih punya akses terbatas ke lingkungan Istana, mereka menemukan jalur rahasia lama: lorong pelayanan yang dulunya dipakai pelayan dan penjaga istana untuk menghindari area publik.
Pintu masuknya tersembunyi di balik toko tua di Distrik Emas.
---
[Sistem: Misi Khusus Terbuka - Menguak Pengkhianatan di Istana]
✔ Infiltrasi Istana melalui jalur rahasia.
✔ Kumpulkan bukti keterlibatan Lord Ivar.
✔ Hindari deteksi, atau siapkan pertarungan cepat.
✔ Waktu Tersisa sebelum Festival Musim Gugur: 55 Hari 04 Jam 12 Menit.
---
Malam Penyusupan
Aedric, Thorne, Evelyn, dan Garret bergerak di bawah cahaya rembulan. Toko tua itu tampak sepi, namun di belakang rak buku lusuh, mereka menemukan pintu kayu tua yang tersembunyi.
“Jalur ini ditutup sejak perang saudara dua puluh tahun lalu,” bisik Thorne, memeriksa pintu. “Tapi masih bisa dipakai.”
Dengan hati-hati, mereka turun ke lorong bawah tanah yang gelap dan berdebu. Aroma lembap dan batu tua memenuhi udara.
Sepanjang lorong, mereka bergerak diam. Di kejauhan, suara penjaga Istana samar terdengar.
Aedric memimpin, Intuisi Bahaya terus aktif di benaknya, mencari ancaman tersembunyi.
Setelah hampir setengah jam menyusuri lorong, mereka tiba di ruang bawah tanah Istana—tempat penyimpanan arsip tua.
Di sana, mereka menemukan lemari besi dengan lambang kerajaan.
Evelyn merapal mantra pembuka. Butuh waktu, tapi akhirnya, lemari itu terbuka.
Di dalamnya, tumpukan dokumen, peta, dan… catatan-catatan ritual Abyssal, lengkap dengan segel resmi Lord Ivar.
---
Pengkhianatan Terungkap
Aedric membaca cepat isi dokumen. Rencana mereka jelas:
Menyusupkan anggota Kultus ke setiap jajaran pemerintah.
Memanfaatkan Festival Musim Gugur untuk memecah konsentrasi rakyat.
Saat kota kacau, membuka Celah Abyss kedua di jantung Lowen.
Garret mengertakkan gigi. “Keparat itu mau pakai rakyat sendiri sebagai tumbal.”
Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Aedric memberi isyarat diam.
Dari balik lorong, sosok berjubah kerajaan muncul. Di bawah cahaya obor, wajahnya terlihat jelas.
Lord Ivar Drelthorn.
Di belakangnya, dua penjaga pribadi dengan lambang Abyssal samar di kerah baju mereka.
Mata Ivar menyipit begitu melihat Aedric dan timnya.
“Ah… jadi ini wajah-wajah yang mengganggu rencanaku,” ucap Ivar dingin. “Kukira Penjaga Malam sudah membereskan kalian.”
Aedric menggenggam pedang erat. “Kami selalu kembali.”
Ivar tersenyum tipis. “Takdir tidak bisa kau tipu, Aedric Kael. Kau boleh ulang waktu seratus kali… akhirnya selalu sama.”
Aedric melangkah maju, matanya membara.
“Kali ini… aku pastikan akhirnya berbeda.”
---
[Sistem: Situasi Darurat - Konfrontasi di Istana]
✔ Lawan: Lord Ivar & Pengawal Abyssal.
✔ Opsi: Bertarung atau Mundur dengan bukti.
✔ Keputusan harus diambil… sekarang.
---
Aedric menatap timnya, lalu kembali menatap Ivar.
Dia hanya punya hitungan detik untuk menentukan langkah.