Chapter 18 - Pilihan di Tepi Pedang

Lorong arsip bawah tanah Istana Lowen sunyi, hanya suara napas yang terdengar, berat, tegang, mengisi udara. Di satu sisi, Aedric dan timnya berdiri siap tempur, di sisi lain, Lord Ivar Drelthorn dengan dua pengawal Abyssal yang tubuhnya menyembunyikan bayangan hitam samar.

Di tangan Aedric, dokumen bukti pengkhianatan Ivar tergenggam erat. Pilihan terbentang di hadapannya, dan masing-masing berisiko besar.

Evelyn berbisik cepat, "Kalau kita bertarung di sini, seluruh penjaga Istana bakal datang. Tapi kalau kita kabur, Ivar bisa buru kita."

Garret menyeringai, kapaknya berkilat. "Atau kita patahin kakinya dulu, baru kabur."

Thorne, dengan mata tajam, menatap ke sekeliling. "Lorong ini sempit, tempat sempurna buat serang dadakan. Tapi kita harus cepat, kalau nggak mau terkepung."

Aedric memikirkan semuanya dalam hitungan detik.

---

Keputusan Diambil

Tanpa keraguan, Aedric memberi isyarat.

"Prioritas: bukti. Kita lumpuhkan dia secepat mungkin, lalu keluar."

Mereka bergerak.

Garret menerjang lebih dulu, kapaknya menghantam udara, memaksa para pengawal Abyssal mundur. Evelyn merapal mantra, menciptakan ilusi bayangan yang mengacaukan pandangan musuh.

Thorne melesat, menyerang titik buta.

Dan Aedric—fokus utamanya hanya satu: Ivar.

---

Duel Bayangan

Lord Ivar mengangkat tangannya, cincin berukir Abyssal di jarinya berpendar. Dari balik jubahnya, bayangan hitam mengalir, membentuk tombak sihir yang melayang di udara.

"Kau terlalu percaya diri, Regressor kecil," sindir Ivar, melepaskan tombak itu.

Aedric mengaktifkan skill:

[Intuisi Bahaya - Lv.3]

✔ Deteksi serangan tak terlihat meningkat drastis.

✔ Gerakan refleks dipercepat.

Tombak hitam melesat, tapi Aedric sudah membaca arahnya. Dia berguling ke samping, mendekati Ivar, lalu menebas dengan pedang.

Namun bayangan melindungi Ivar, menyerap sebagian besar serangan itu.

"Aku lebih dari sekadar politisi tua, bocah," bisik Ivar, matanya merah menyala.

---

Kekacauan di Lorong

Sementara itu, Garret berhasil menghancurkan salah satu pengawal, tubuhnya berubah menjadi asap hitam yang menguap. Evelyn menjaga ilusi tetap aktif, membuat lorong seperti berlipat ganda, membingungkan penjaga lain.

Thorne bergerak di balik bayangan, menusukkan belati ke punggung pengawal kedua, membuatnya terjatuh.

Tapi waktu mereka semakin menipis. Di kejauhan, suara langkah kaki dan teriakan penjaga Istana mulai terdengar.

Aedric tahu, mereka harus keluar… sekarang.

---

Serangan Penentu

Aedric memfokuskan seluruh energi ke pedangnya.

[Blade of Clarity - Lv.3]

✔ Penetrasi sihir bayangan meningkat.

✔ Serangan berikutnya menembus pertahanan energi tingkat menengah.

Dengan kecepatan kilat, dia menusuk ke arah Lord Ivar, menargetkan perut di bawah lapisan bayangan.

Ivar sempat mundur, namun tak cukup cepat.

Pedang Aedric menembus sisi tubuhnya.

Ivar mengerang, darah hitam mengalir dari luka itu.

Namun alih-alih panik, Ivar tersenyum, suaranya dingin. "Kau pikir itu cukup? Aku sudah siapkan pintu keluar sejak lama."

Bayangan pekat menyelimuti tubuhnya, dan sekejap kemudian, dia menghilang, lolos ke kegelapan.

---

Pelarian Terpaksa

Dengan cepat, Aedric memberi isyarat mundur. Mereka berlari menyusuri lorong rahasia, membawa dokumen bukti dan sisa barang berharga yang mereka bisa bawa.

Mereka berhasil keluar melalui toko tua di Distrik Emas, tepat sebelum penjaga Istana menyadari keberadaan mereka sepenuhnya.

---

Kemenangan Separuh

Di ruang persembunyian mereka, Aedric melempar dokumen ke meja.

“Kita punya bukti. Tapi dia tahu kita akan datang,” gumam Aedric.

Evelyn memeriksa Seraphine, yang kini tampak sedikit membaik. "Ivar akan bergerak cepat setelah ini. Dia tahu topengnya mulai retak."

Garret duduk, membersihkan kapaknya. "Kapan kita bisa mulai bikin dia nyesel dilahirkan?"

Thorne menatap peta. "Festival tinggal lima puluh lima hari. Kalau kita nggak gerak cepat, mereka tetap buka Celah Abyss itu."

Aedric menatap api lilin di meja, wajahnya keras.

“Kita serang dia dari dua sisi. Buka kedoknya ke publik. Dan kalau itu gagal…”

Dia menggenggam pedangnya erat.

“…kita habisi dia, entah itu di balik bayangan atau di atas panggung kerajaan.”

---

[Sistem: Misi Utama Diperbarui]

✔ Ungkap pengkhianatan Lord Ivar ke publik.

✔ Temukan cara permanen menyelamatkan Seraphine dari jejak Abyss.

✔ Persiapkan diri sebelum Festival Musim Gugur.

✔ Waktu Tersisa: 55 Hari 00 Jam 21 Menit.

---

Di kejauhan, lonceng Istana berdentang pelan, seperti peringatan akan badai besar yang semakin dekat.