Hutan Meridion kini bagaikan labirin bayangan. Kabut semakin tebal, suhu turun drastis, dan suara-suara aneh semakin sering terdengar. Wajah-wajah tim Aedric menegang, tak ada yang berani meremehkan hutan ini lagi.
Malam itu, mereka berhenti di sebuah celah antara dua tebing batu besar, satu-satunya tempat yang cukup aman untuk beristirahat tanpa sepenuhnya terbuka.
Evelyn sibuk menyiapkan sihir penghalang samar di sekitar area. Garret dan Thorne bergantian berjaga, mata mereka awas.
Aedric duduk di samping Seraphine, yang masih terbaring lemah. Nafas gadis itu lebih stabil, tapi urat hitam samar tetap merambat di kulitnya, bagai pengingat waktu yang terus menipis.
---
Tanda-tanda yang Mengkhawatirkan
Evelyn berbisik pelan, memastikan hanya Aedric yang mendengar.
“Jejak Abyss di tubuhnya… mulai bereaksi dengan energi hutan.”
Aedric menatapnya serius. “Maksudmu?”
“Semakin dekat kita ke kuil, semakin kuat energi murninya. Itu bagus… tapi jejak Abyss juga jadi gelisah. Kalau kita lambat… dia bisa… meledak dari dalam.”
Aedric mengepalkan tinju. “Berapa lama dia bisa bertahan?”
Evelyn menghela napas. “Paling lama dua hari. Sama kayak estimasi waktu ke kuil.”
Artinya: nyaris tidak ada ruang untuk kesalahan.
---
Jejak Misterius
Menjelang dini hari, Thorne kembali dari patroli dengan ekspresi gelap.
“Ada sesuatu yang ngikutin kita.”
Semua langsung siaga.
“Apa itu bandit?” tanya Garret, meraih kapaknya.
“Bukan.” Thorne menggeleng. “Jejak kakinya… terlalu besar. Cakar. Berat. Dan ada… bau Abyss.”
Aedric berdiri. Intuisi Bahaya diaktifkan seketika, dan jantungnya berdegup lebih cepat.
Mereka tidak sendirian.
---
Penampakan Bayangan
Saat kabut bergeser perlahan, sesosok makhluk muncul di kejauhan. Besar, setinggi dua kali manusia, tubuhnya berbalut bulu hitam lebat, matanya merah menyala, dan mulutnya dipenuhi taring yang tampak tidak wajar.
Itu bukan hewan biasa.
[Sistem: Entitas Abyss - Varian Lupus Abyss]
✔ Level: 28
✔ Status: Terkontaminasi penuh oleh Abyss.
✔ Kemampuan: Regenerasi cepat, serangan bayangan, penciuman tajam.
Makhluk itu berjalan perlahan, mendekati perkemahan, mencium udara, mengendus jejak mereka.
Aedric memberi isyarat diam-diam. Mereka tak bisa melawan langsung… setidaknya, bukan di tengah kabut begini.
---
Perangkap Diam-diam
Evelyn cepat berpikir, merapal mantra ilusi untuk mengaburkan bau Seraphine dan barang-barang mereka. Garret dan Thorne bergerak ke posisi, siap menghadang kalau makhluk itu terlalu dekat.
Aedric berlutut, menahan napas, menunggu.
Namun, makhluk itu berhenti. Hidungnya mengendus kuat, lalu kepalanya menoleh ke arah… utara.
Ke arah kuil.
Dengan raungan rendah, makhluk itu berbalik, lalu menghilang ke dalam kabut.
---
Teka-teki Baru
Garret menggeram. “Apa itu? Dia tahu kita? Atau… dia nyari sesuatu di kuil?”
Aedric berpikir keras. “Kalau dia cuma pengintai, mungkin Abyss juga ngincar kuil itu.”
Evelyn mengangguk cemas. “Kalau jejak Abyss di tubuh Seraphine udah bereaksi, kemungkinan entitas lain juga ngerasa perubahan energi di sekitar kuil.”
Thorne menambahkan, “Atau… mereka udah lebih dulu ngerencanain sesuatu di sana.”
---
Keputusan Cepat
Tak ada waktu untuk istirahat panjang. Mereka putuskan berangkat lebih pagi, sebelum entitas lain tiba di kuil lebih dulu.
Perjalanan makin sulit. Medan terjal, kabut kian pekat, dan jejak makhluk Abyss semakin banyak ditemukan—bekas cakaran di pohon, bau busuk di udara, dan kadang… darah kering yang tak mungkin berasal dari hewan biasa.
---
[Sistem: Progress Perjalanan ke Kuil Meridion - 73%]
✔ Ancaman Bandit: Eliminasi.
✔ Ancaman Entitas Abyss: Tinggi, terdeteksi di sekitar kuil.
✔ Kondisi Seraphine: Makin kritis, waktu semakin menipis.
✔ Estimasi waktu tiba: 12 jam perjalanan.
---
Mendekati Titik Akhir
Saat sore menjelang, di balik kabut, siluet reruntuhan mulai terlihat—pilar-pilar batu lumutan, lengkungan kuno runtuh sebagian, dan di tengahnya, altar suci yang tertutup tanaman liar.
Namun pemandangan itu dibayangi oleh sesuatu yang lebih mengerikan.
Di sekeliling kuil… belasan sosok Abyss bergerak pelan, berkumpul, seperti menunggu sesuatu.
Aedric mengepalkan pedang.
“Pertempuran terakhir sebelum ritual,” gumamnya.
Mereka harus masuk.
Atau Seraphine… dan mereka semua… takkan punya kesempatan kedua.