Lorong bawah tanah Menara Obsidian dipenuhi gemuruh sihir. Kristal hitam raksasa yang menjadi pusat ritual Ivar bergetar hebat, retakan-retakan merah darah semakin melebar di permukaannya.
Di depan kristal, Veyra berdiri, tubuhnya gemetar, kulit pucat, urat-urat hitam di wajahnya semakin jelas. Tapi matanya fokus, tangannya membentuk formasi sihir kompleks, memutarbalikkan energi Abyss agar menghancurkan segel itu dari dalam.
Sementara itu, di sisi lorong lain, Aedric, Lana, dan Thorne berdiri berhadapan dengan Kasian Drell.
Tubuh Kasian setinggi dua meter, otot-otot menonjol, rune Abyss terukir jelas di kulitnya. Mata merahnya bersinar ganas, senyumnya penuh kebencian.
"Sudah kubilang, kalian bukan apa-apa," suara Kasian serak, bergema di lorong itu.
---
Pertempuran Tak Seimbang
Kasian menerjang seperti badai.
Aedric nyaris tak sempat mengangkat pedangnya ketika tinju Kasian menghantamnya. Tubuh Aedric terpental, menghantam dinding batu dengan keras. Napasnya tersengal, tulang rusuknya terasa retak.
Thorne bergerak cepat, muncul dari bayangan, menusukkan belati ke punggung Kasian. Namun tubuh pria itu keras seperti baja, dan seketika tangan besar Kasian mencengkeram leher Thorne, melemparkannya ke lantai.
Lana melontarkan semburan api biru, sihir ofensif tingkat tinggi. Api membakar tubuh Kasian, tapi hanya meninggalkan luka ringan yang segera sembuh, rune Abyss berdenyut mempercepat regenerasi.
---
Kesadaran Akan Kelemahan
Aedric meringis, mencoba berdiri. Pikirannya berputar cepat.
'Dia regenerasi… dan tubuhnya diperkuat Abyss. Serangan biasa nggak cukup.'
Matanya melirik ke arah Kristal retak, lalu ke Veyra yang masih berjuang.
Dia sadar… menghentikan Kasian bukan soal mengalahkan pria itu, tapi cukup menahannya sampai segel hancur.
---
Pertaruhan Gila
Aedric berteriak, "Tahan dia! Fokus bertahan! Jangan pikirin serang balik!"
Lana mengangguk cepat, menciptakan penghalang sihir tebal di depan mereka.
Thorne, meski masih terengah, kembali berdiri, siap memanfaatkan bayangan sebagai kamuflase.
Aedric sendiri berdiri di depan, tubuh gemetar, tapi matanya penuh tekad.
Kasian tertawa sinis. "Penakut."
Namun dia tetap menerjang, menghantam perisai sihir Lana berulang kali. Retakan-retakan muncul di pelindung itu.
Sementara waktu berjalan, Veyra semakin lemah, tubuhnya gemetar hebat, namun sihirnya makin intens.
---
Rantai yang Hancur
Suara retakan terakhir terdengar memekakkan telinga.
Kristal hitam pecah berkeping-keping, semburan energi Abyss liar menghantam seluruh ruangan.
Rune merah darah di lantai memudar, lingkaran sihir besar runtuh total.
Veyra terjatuh ke lantai, kehabisan tenaga, namun dia tersenyum samar.
“Ritualnya… gagal.”
---
Kemurkaan Kasian
Kasian meraung marah, energi hitam membungkus tubuhnya, kekuatannya meningkat drastis, tapi dia juga kehilangan kendali.
Aedric berteriak, “Kita kabur! Sekarang!”
Lana memicu sihir teleportasi darurat, pintu cahaya biru terbuka di sudut ruangan.
Thorne memanggul Veyra yang lemah.
Kasian menerjang, namun energi liar dari runtuhnya segel membuat lantai berguncang hebat. Batu-batu runtuh, dinding retak.
Aedric menjadi yang terakhir melompat ke portal sebelum ruangan runtuh total, meninggalkan Kasian mengamuk di tengah puing-puing.
---
Kembali ke Markas
Mereka muncul di markas rahasia, tubuh luka-luka, napas terengah, namun masih hidup.
Evelyn dan Seraphine langsung menghampiri, menolong mereka.
Lorian menatap mereka dengan tatapan khawatir. "Gimana?"
Aedric, meski lelah, tersenyum tipis.
"Kita berhasil. Segel ritual Abyss… hancur."
Semua terdiam sejenak, lalu desahan lega terdengar.
---
Sistem Update
[Sistem: Progress Misi Utama - 95%]
✔ Ruang Ritual Utama Abyss: Dihancurkan.
✔ Ritual Festival Musim Gugur: Digagalkan sebagian besar.
✔ Kasian Drell: Masih hidup, kondisi tidak stabil.
✔ Efek Abyss di Veyra: Semakin parah, tindakan segera dibutuhkan.
✔ Moral Perlawanan: Meningkat signifikan.
✔ Waktu sebelum Festival Musim Gugur: 28 Hari 18 Jam 25 Menit.
---
Bayangan Tak Selesai
Aedric menatap langit malam dari jendela markas.
Mereka menang di pertempuran kecil ini.
Tapi perang sesungguhnya… masih jauh dari selesai.
Dan Ivar… belum menunjukkan taring sepenuhnya.