Tiga hari telah berlalu sejak ruang ritual Abyss dihancurkan.
Lowen tampak tenang di permukaan, tapi Aedric tahu, ini adalah ketenangan palsu. Seperti permukaan danau sebelum badai datang.
Di Distrik Pusat, Ivar tidak menggelar pengumuman besar, tidak ada eksekusi, tidak ada peringatan.
Justru itu yang membuat perlawanan semakin waspada.
Dan pagi itu, di markas, kabar buruk akhirnya datang.
---
Panggilan Darurat dari Distrik Selatan
Evelyn berlari masuk ke ruang utama, wajahnya pucat.
“Gudang persenjataan kita di Distrik Selatan… dihancurkan. Pasukan Abyss nyergap kita subuh tadi. Puluhan orang ditangkap atau tewas.”
Lorian mengumpat pelan, menatap peta yang kini penuh coretan merah.
“Dia bales dendam.”
Veyra duduk lemah di sudut ruangan, wajahnya makin pucat. Meski segel ritual Abyss sudah hancur, kontaminasi dalam tubuhnya memburuk.
Seraphine menggeleng pelan. “Efek Abyss makin agresif sekarang. Seolah energi liar dari kristal yang pecah… meresap ke tubuh dia.”
Aedric mengepalkan tinjunya. Situasi semakin genting.
---
Peringatan dari Dalam Istana
Tak lama, seorang informan rahasia tiba, napasnya terengah, pakaian compang-camping seperti rakyat biasa.
Dia menyerahkan gulungan surat ke Aedric.
“Dari dalam istana,” katanya singkat.
Aedric membaca cepat. Matanya menyipit, wajahnya mengeras.
Ivar… ternyata tidak tinggal diam karena lemah.
Dia sedang mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih berbahaya:
✔ Sebuah sihir besar yang disebut Panggilan Abyss Kedua.
✔ Sihir ini tidak membutuhkan ruang ritual besar.
✔ Bisa dilakukan langsung di Festival Musim Gugur, di atas panggung kerajaan, di hadapan seluruh rakyat.
✔ Efeknya: Membuka portal Abyss kecil secara instan… cukup untuk mengundang entitas tingkat tinggi masuk.
---
Ketegangan di Ruang Strategi
Lana menggeram. “Kalau itu terjadi… bahkan tanpa ritual besar, Lowen tetap hancur.”
Garret memukul meja. “Kita harus hancurin dia sebelum Festival.”
Thorne bersandar di dinding, wajahnya gelap. “Tapi keamanan di sekitar dia makin gila. Kita bahkan susah nyentuh bayangannya.”
Aedric berdiri, tatapannya tajam.
“Kalau kita nggak bisa nyentuh dia sekarang… kita tunggu dia muncul sendiri.”
Semua mata tertuju padanya.
“Di Festival Musim Gugur… kita akhiri ini.”
---
Persiapan Akhir
Waktu mereka tinggal 25 hari.
Selama itu, markas pemberontakan berubah menjadi pusat latihan dan persiapan besar-besaran:
✔ Seraphine fokus menstabilkan Veyra, mencari cara terakhir memperlambat kontaminasi Abyss.
✔ Evelyn dan Lorian menyelundupkan senjata ke titik-titik tersembunyi di dekat alun-alun utama kota.
✔ Garret melatih kelompok pejuang rakyat untuk serangan dadakan.
✔ Thorne dan Lana memetakan jalur pelarian dan titik serangan di area Festival.
✔ Aedric… diam-diam mengasah kekuatan sistem dalam dirinya, mempersiapkan langkah terakhir.
---
Sistem Notifikasi
[Sistem: Progress Misi Utama - 97%]
✔ Informasi Panggilan Abyss Kedua: Didapatkan.
✔ Jalur Penyusupan ke Festival: Dikuasai.
✔ Persiapan Perang Terbuka: Hampir selesai.
✔ Efek Abyss dalam Tubuh Veyra: Kritis, waktu terbatas.
✔ Waktu sebelum Festival Musim Gugur: 25 Hari 4 Jam 12 Menit.
---
Percakapan Rahasia
Malam itu, di atap markas, Aedric duduk bersama Lana.
Kota Lowen terhampar di kejauhan, lampu-lampu temaram memantulkan bayangan gelap di jalanan.
“Kamu yakin bakal baik-baik aja?” tanya Lana, suaranya lembut, berbeda dari biasanya.
Aedric menatap langit, lalu ke tangannya sendiri. Bekas luka, bekas sihir, bekas perang.
“Nggak ada yang bakal baik-baik aja, Lan. Tapi aku janji… kali ini nggak akan gagal lagi.”
Lana mengangguk pelan, matanya bersinar samar.
“Kali ini… kita lawan sampai akhir.”
---
Bayangan Ivar
Di tempat lain, di Menara Obsidian, Ivar berdiri menghadap cermin besar.
Matanya menatap bayangan dirinya sendiri, namun bayangan itu… tersenyum lebih dulu.
Dari dalam kegelapan, suara entitas Abyss berbisik.
“Segel boleh hancur… tapi pintu… selalu ada. Dan waktu kalian habis.”
Ivar tersenyum tipis.
“Biarkan mereka menikmati sisa-sisa harapan… sebelum kubakar semuanya.”