Keesokan hari nya. Pagi pagi.
Hifung bangun dari atas kasur, ia terlihat masih setengah sadar, terdengar bunyi ketukan pintu rumah nya.
Hifung turun dari kasur lalu berjalan ke arah pintu.
Terdengar lagi suara ketukan pintu itu, Hifung sambil merapikan rambutnya.
Saat Hifung membuka pintu, terlihat ada Ray dan Micyl.
Micyl: Selamat pagi.
Hifung langsung segar, matanya langsung terbuka sepenuhnya.
Hifung: Eh?, ada apa?
Ray: Kita mau mengajak mu pergi ke perpustakaan kerajaan.
Micyl: Iya, kamu mau?
Hifung: Mau, sebentar, aku mau bersiap siap dahulu.
Ray: Oke.
Hifung menutup pintu lalu kembali ke kamarnya, ia lalu mengganti pakaian.
Setelah siap, ia keluar bertemu Ray dan Micyl.
Hifung: Ayo.
Merekapun pergi menuju perpustakaan kerajaan di pusat kerajaan.
Sesampainya di depan perpustakaan kerajaan.
Ray: Besar juga ya.
Hifung: Eh?, kamu tidak pernah ke sini sebelumnya?
Ray: Belum.
Hifung: Tapi kok kamu bisa tau banyak hal?
Ray: Aku membaca buku buku di rumah ku, bapak ku suka menyimpan buku buku gitu.
Hifung: Ou.
Micyl: Memangnya kamu sendiri pernah ke sini, Hifung?
Hifung: Eh aku?
Hifung: Aku pernah kesini, beberapa hari lalu.
Micyl: Ou.
Ray: Ayo, masuk.
Hifung: Ayo.
Merekapun masuk ke dalam.
Mereka melihat lihat banyak rak buku.
Ray terlihat kagum dengan banyaknya buku di dalam perpustakaan itu.
Merekapun berpencar mencari buku yang ingin di baca masing masing.
Terlihat Ray mencari buku di rak buku tentang aura, Micyl mencari buku di rak buku tentang sihir, dan Hifung kembali ke rak buku tempat buku Rahasia Sihir dan Dunia.
Hifung mencari buku itu, namun ia tidak menemukannya.
Hifung (Dalam hati): "Aneh, seharusnya buku itu ada di sekitar sini, kok sekarang tidak ada".
Hifung: Yasudahlah.
Hifung mengambil buku yang lain.
Terlihat Ray, Micyl dan Hifung duduk memutari meja, mereka membaca buku yang mereka ambil.
Mereka membaca hingga siang.
Selesai membaca merekapun mengembalikan bukunya masing masing ke rak semula.
Hifung: Aku lapar.
Ray: Sama, aku juga.
Micyl: Mau mampir ke rumah ku buat makan?
Hifung: Mau.
Ray tersenyum.
Merekapun berjalan menuju rumah Micyl.
Micyl memimpin jalan di depan Ray dan Hifung.
Sesampainya di rumah Micyl.
Rumah Micyl terlihat lumayan besar, ada lahan pertanian, lapangan, dan kolam ikan.
Hifung: Rumah mu besar juga ya.
Micyl: Tidak terlalu besar juga kok.
Micyl membuka pintu rumahnya dengan kunci yang ia bawa di kantong celananya.
Ray: Orang tua mu sedang tidak ada di rumah?
Micyl: Hm?, orang tua ku sudah tidak ada sejak aku masih umur sepuluh tahun.
Ray dan Hifung pun terkejut.
Ray: Ou, maafkan aku.
Micyl menggelengkan kepala.
Micyl: Tidak apa apa, yuk masuk.
Mereka pun masuk ke dalam rumah Micyl.
Micyl: Aku akan masak di dapur, kalian tunggu saja lima menit di ruang makan.
Hifung: Mau aku bantu?
Micyl: Tidak usah, aku bisa kok.
Hifung: Oke.
Ray dan Hifung pun menunggu di meja makan di ruang makan.
Hifung: Bapak mu kerja apa Ray?
Ray: Bapak ku seorang komandan.
Hifung sedikit terkejut.
Hifung: Ou. Omong omong, semua pasukan kerajaan lagi sibuk berjaga ya?
Ray: Iya, kalau tidak ada tanda tanda kelanjutan perang sama kerajaan Hakao selama satu bulan kedepan, raja katanya mau bernegosiasi dengan raja Hakao, jadi hingga saat itu, penjagaan di kerajaan sangatlah ketat.
Hifung: Ou.
Micyl muncul dengan membawa nampan dengan tiga piring di atasnya
Micyl: Sudah jadi.
Hifung: Akhirnya.
Micyl meletakkan piring piringnya.
Terlihat di setiap piringnya ada nasi, ayam, dan telur.
Micyl pun ikut duduk di samping Hifung.
Ray, Hifung dan Micyl: Selamat makan.
Mereka pun makan dengan lahap.
Selesai makan, Hifung dan Ray mencuci piring sedangkan Micyl duduk di ruang tamu.
Hifung dan Ray pun selesai mencuci piring, mereka ikut duduk di ruang tamu.
Hifung: Omong omong, besok akademi Refolt sudah tidak libur kan?
Ray: Iya.
Micyl: Kenapa?, kamu mau masuk?
Hifung: Iya (Tersenyum).
Ray: Tapi tangan mu?
Hifung: Tenang saja, aman kok.
Hifung: Oh ya, aku mau latihan sihir lagi, kalian mau ikut?
Ray: Ya.
Micyl: Mau.
Merekapun pergi ke hutan tempat sebelumnya Ray dan Hifung berlatih.
Hifung: Seberapa kuat sihir itu di tentukan dari energi chi yang kita gunakan kan.
Micyl: Iya.
Hifung: Kalau gitu aku mau memperbesar kapasitas energi chi ku.
Ray: Caranya?
Hifung: Lihat ini.
Hifung mengeluarkan sihir api lalu mengarahkannya ke atas, lalu melepaskan sihirnya.
Sihir api itu pun terbang ke atas, sihir api itu perlahan mengecil hingga akhirnya habis tak bersisa.
Hifung: Lihat?, dengan begitu aku bisa terus mengeluarkan sihir tanpa menghancurkan lingkungan sekitar.
Ray: Ou.
Ray terlihat biasa saja.
Hifung: Biasa saja kah?
Micyl: Kalau sihir mu kuat dan besar atau padat maka saat di lepaskan ke atas, sihir itu nantinya akan turun lagi ke bawah, walaupun dengan daya hancur yang sedikit lebih kecil.
Hifung: Benar juga ya.
Ray: Begini saja.
Ray: Hifung, kamu melepas sihir api ke atas nah nanti kan sihir api nya akan turun lagi ke bawah, nanti aku akan coba memecahnya menggunakan kekuatan mata ku, namun karena sihir api oren mu, tidak dapat aku pecahkan sepenuhnya, baru Micyl menggunakan sihir air untuk menahan sihir api Hifung yang turun, bagaimana?
Micyl: Boleh.
Hifung: Oke, bersiap ya.
Hifung menggunakan tangan kanannya, ia mengeluarkan sihir api oren.
Hifung: Oke aku lepas ya.
Ray: Ya.
Micyl: Aku siap.
Hifung mengarahkan sihirnya ke atas dan melepaskannya.
Hifung: SuperFire!
Ray menggunakan kekuatan matanya untuk memecah sihirnya, namun hanya hingga setengah.
Ray: Micyl.
Micyl: Oke.
Micyl mengeluarkan sihir air berbentuk semburan, mengarah ke sihir api oren milik Hifung.
Sihir api oren Hifung pun hilang.
Hifung: Huh.
Ray: Hifung.
Hifung: Kenapa?
Ray: Nama sihir api oren itu, SuperFire?
Hifung: Nama sihir itu tidak penting kan, jadi aku buat nama sendiri. (Ketawa kecil).
Ray: Ou.
Hifung: Micyl tidak apa apa?
Micyl: Aku tidak apa apa.
Hifung: Mau lanjut?
Micyl: Boleh.
Ray: Ayo.
Merekapun mengulangi itu lagi hingga sore.
Mereka ber tiga tampak kelelahan.
Ray: Hari sudah mau malam.
Hifung: Iya, kita sudahi saja, untuk hari ini cukup sampai disini.
Micyl: Iya.
Ray: Ayo pulang.
Hifung: Ayo.
Mereka ber tiga pun berjalan pulang.
Sesampainya di rumah masing masing.
Mereka membuka pintu lalu mengunci nya lagi, mereka langsung duduk di sofa di rumah mereka masing masing.
Terlihat Hifung pergi ke dapur dan mulai memasak.
Selesai masak, Hifung pun duduk lalu makan.
Hifung (Dalam hati): "Hari ini aku sudah meningkatkan kapasitas energi chi ku, besok aku mau coba mengeluarkan sihir elemen tingkat lanj
ut, mungkin untuk besok aku akan coba mengeluarkan sihir magma terlebih dahulu".
Hifung (Dalam hati): "Eh tapi, aku belum bisa sihir petir ya, kalau besok masih ada waktu aku mau coba sihir petir juga ah".
Hifung merasa semangat.
Hifung pun lanjut makan hingga habis.