Langit pagi memudar dari abu kebiruan menjadi keemasan lembut saat Ars melangkah keluar dari kediamannya. Udara masih menyimpan sisa embun malam, membuat napasnya tampak seperti uap tipis. Ia mengenakan pakaian yang biasa ia pakai untuk Latihan dan sebuah tas di belakang pinggangnya, di punggungnya terdapat dua pedang pendek asli, dan beberapa pisau khusus disarungkan di sisi tubuhnya.
Di ujung jalan batu menuju kapel keluarga, seseorang telah menunggunya. Pendeta Elren berdiri dengan kedua tangan terselip di dalam lengan jubahnya. Ia adalah pria kurus berusia lanjut, dengan rambut seputih salju dan kulit seolah mengering oleh waktu.
Namun matanya, berwarna perunggu yang tampak tak pernah berkedip, masih menyimpan sinar tajam dari masa mudanya sebagai penjaga kuil Yatagarasu.
“Tuan Elren,” sapa Ars sambil menunduk sopan.
“Elren saja cukup.” Suaranya dalam, tapi tenang. “Hari ini bukan tentang formalitas.”
Mereka berjalan berdampingan, menyusuri jalan menuju kapel yang berada di bukit.
“Ini sungguh mengejutkan, siapa sangka akan ada yang mengikuti ujian kuil di usia semuda ini. Bagaimana perasaanmu Ars, apakah kamu gugup?” tanya Elren tanpa menoleh.
“Sedikit,” jawab Ars.
“jika kau berhasil, maka kau akan menjadi vowbearer termuda dalam sejarah Ravenfield. Nampaknya orang tua-mu memiliki kepercayaan yang tinggi padamu.”
Ars tidak menjawab. Kata-kata itu menggema di dalam dirinya lebih dari yang ia harapkan.
"Tentu saja pada akhirnya sang talos lah yang akan menentukan apakah kau layak atau tidak, tapi aku yakin kau akan berhasil dalam ujian ini"
Talos
Dalam sejarah dunia, Talos adalah entitas ilahi atau roh agung yang dapat membuat kontrak dengan manusia terpilih, yang disebut Vowbearer. Setelah melalui ujian di kuil suci masing-masing atau membayar harga atas kontrak tersebut, seorang vowbearer akan menerima Mark (tanda) yang mewakili kekuatan dan berkah dari Talos tersebut.
Setiap Mark memiliki nama dan fungsi tertentu-dapat berupa kemampuan fisik, sihir, penglihatan khusus, manipulasi elemen, hingga pemanggilan. Vowbearer dapat mengaktifkan Mark melalui mantra atau dengan cara tertentu, namun setiap penggunaan Mark dibatasi oleh sistem yang disebut Oath Price.
Talos yang bersemayam di kuil keluarga Ravenfield adalah Yatagarasu, roh gagak berkepala tiga yang melihat masa lalu, kini, dan masa depan. Roh ini telah menjalin kontrak dengan keluarga Ravenfield selama ratusan tahun.
~~~
Di sayap barat kediaman Ravenfield, tersembunyi di balik dinding panjang yang memisahkan rumah utama dari kompleks keluarga cabang, seseorang sedang duduk di ruang baca pribadi—tangannya mengepal, sementara laporan di mejanya masih belum selesai dibaca.
Vareld, adik kandung mendiang Lady Serianne Ravenfield, dan paman dari Ars Ravenfield, membaca satu kalimat terakhir yang baru saja dilaporkan oleh pengintainya.
Ars telah dijadwalkan mengikuti Ujian Kuil. Pendeta Elren telah tiba pagi ini.
Vareld menyandarkan punggung, kursinya berderit. Wajahnya tetap tenang, tapi sorot matanya menajam.
“Dua belas tahun…” bisiknya. “Belum genap usia remaja. Tapi mereka benar-benar memberinya kesempatan.”
Di hadapannya, seorang pria bertubuh kecil berbalut jubah kelabu menunduk
setengah membungkuk. “Maafkan kelancangan saya, Tuan, tapi... anak itu tidak bisa dianggap remeh.”
“Aku tahu.” Vareld telah mengamati perkembangan Ars selama beberapa tahun, jadi dia tahu kemampuan Ars sangat jauh dari kemampuan anak seusianya.
"Mampu membaca dan menulis dengan lancar di usia 4 tahun, menguasai 4 bahasa utama benua di usia 6 tahun, menjadi pemanah tingkat menengah di usia 7 tahun, dapat menguasai berbagai alat musik hanya dengan beberapa kali mencobanya, berhasil mengaktifkan berkat telepati pada usia 9 tahun, masuk ke akademi pada usia 10 tahun lalu lulus pada usia 11 tahun dengan perolehan nilai tertinggi, dan sekarang dia telah menguasai 3 dari 4 beladiri kuadran dan akan menjadi vowbearer termuda dalam sejarah Ravenfield. Kuh, sepertinya Serianne benar-benar menghasilkan telur emas"
Meski Vareld tahu akan kemampuan Ars, dia tidak menyangka Ars akan mengikuti ujian secepat ini. Vareld berdiri perlahan, berjalan menuju jendela. Cahaya matahari menerpa sebagian wajahnya, menampakkan garis kerut yang dalam di sekitar matanya.
“Ayahnya hanyalah seorang prajurit biasa. Tapi ibunya... ya, Serianne yang keras kepala itu. Ia berhasil mengalahkan aku dalam ujian Talos hanya karena satu hal—Yatagarasu menyukainya.”
Nada suaranya dingin. Penuh kebencian, dan getir. Seperti luka lama yang belum pernah sembuh, dan berdarah lagi.
“Aku tidak iri. Aku hanya tidak diberi kesempatan.”
Ia memutar tubuhnya, menatap mata-mata yang berdiri membungkuk.
“Jika Ars berhasil mendapatkan Mark... maka semua akan berakhir. Aku tidak akan pernah bisa menjadi kepala keluarga. Kedudukan keluarga cabang akan tetap di bawah bayang-bayang warisan istrinya. Semua kerja kerasku, semua dukungan para bangsawan tua, akan percuma.”
Dia menggenggam gagang pedangnya di pinggang. Pelan, tetapi cukup lama untuk menggetarkan suasana di ruangan.
“Aku tidak akan membiarkan sejarah terulang,” katanya pelan. “Aku telah menunggu terlalu lama.”
Mata-mata itu menunduk lebih dalam. “Haruskah kita... mempercepat rencana, Tuan?”
Vareld tidak menjawab segera. Ia menatap ke arah timur—arah di mana kuil Yatagarasu berdiri di puncak bukit, tertutup kabut, namun bagi dirinya terasa seperti menara penghakiman.
“Ya,” bisiknya. “Persiapkan pasukan. Kita akan bergerak... sebelum Talos sempat memberian jawaban.”