Benar-Benar Ingin Putus?

Setelah mendengan pernyataan Tang Yuxin, seluruh tamu di dalam aula terdiam, suasana menjadi hening.

Ekspresi Li Chen sangat pahit, dia sudah mengira-ngira hal ini, namun tidak menyangka alasan Tang Yuxin tidak mau bertunangan teryata benar-benar karena hal ini.

Yang dikatakan Tang Yuxin memang benar. Karena investasi perusahaan milik keluarganya gagal, perusahaanya jadi berhutang banyak ke bank, dan keluarga Li tidak punya pilihan lain selain merelakan aset-asetnya yang sudah menjadi jaminan. Li Chen baru mengetahui hal ini kemarin lusa, dari ayahnya.

hutang perusahannya juga tidak sedikit, lebih dari satu milyar!

jika hutang ini menimpa masyarakat awam, tidak bisa dibayangkan bagaimana tekanannya. Ayah Li Chen tidak punya pilihan lain selain melunasi dengan asetnya yang tersisa.

Tepat di akhir obrolan kemarin Li Chen memberitahu Tang Yuxin, dia tidak ingin menyembunyikannya, toh tidak bisa disembunyikan, jadi dia memberitahunya tentang hal ini.

Meskipun Tang Yuxin terlihat sedikit terkejut saat megetahuinya, dia tidak mengubah sikapnya kepada Li Chen, bahkan Tang Yuxin menghibur serta menyemangatinya.

Li Chen menyimpulkan hal itu menjadi indikasi bahwa Tang Yuxin mencintainya bukan hanya berdasarkan harta semata. Ia mengira hubungannya selama ini memang sangat baik dan tidak mengecewakan, dengan sikap "menerima" Tang Yuxin saat itu, Li Chen semakin mantap untuk menjalani hidup bersama.

Lagipula meski bangkrut, Li Chen masih mempunyai tubuh yang sehat. Dia tidak percaya akan kelaparan kedepannya. Selama seseorang mau bekerja keras, pasti akan meraih kesuksesan.

Namun tidak disangka Tang Yuxin tiba-tiba menyesali pertunangan dan kebersamaanya dengan Li Chen, menikamnya di saat yang paling kritis--di tengah-tengah acara pertunangan mereka.

'Mungkinkah hubungannya bersama Tang Yuxin hanya terlihat sempurna di luar? sedang kenyataanya sangat rentan. apa yang menjadi penyebab ini terjadi?' Li Chen sangat sedih, hatinya pilu.

Meski Li Chen saat ini patah hati karena perubahan mendadak sikap Tang Yuxin, ia masih berusaha untuk menyelamatkan hubungan mereka, membujuk Tang Yuxin.

Namun sayang, sikap Tang Yuxin sangat tegas, meski dengan wajah yang terlihat menahan rasa bersalah, ia menunjukkan keteguhan pendapatnya--tidak berubah pikiran.

"Xiao Chen, kamu adalah laki-laki yang baik. Kamu sangat baik, lelaki terbaik yang pernah kutemui. Tapi kamu dan aku kan sama-sama tahu, kebersamaan kita selama ini juga karena adanya dorongan keluarga yang terikat dengan kepentingan tertentu."

"Sekarang keluarga Li sudah bangkrut, meskipun sebenarya aku menyukaimu, kamu tidak boleh merugikan keluarga Tang dengan cara meneruskan pertunangan ini, jadi aku rasa hubungan kita berakhir sampai disini." ucap Tang Yuxin.

"Terimakasih atas perhatianmu selama bertahun-tahun ini." Tang Yuxin berkata dengan penuh "kasih sayang".

Li Chen hanya bisa tersenyum sedih, dia runtuh, kalah total.

Dulu, ia sempat berpikir, gadis didepannya ini akan bersedia hidup berdampingan dengannya selamanya, dan memperlakukannya dengan baik layaknya harta karun. Namun, betapapun indahnya angan-angan, tetap saja tidak akan sesuai dengan kenyataan.

Li Chen melihat lagi ke arah Tang Yuxin, ia sangat cantik dalam balutan gaun merahnya. Tapi entah kenapa dia tiba-tiba merasa hubunganya aneh. Ada semacam tembok tebal dan kuat yang menghalagi jaraknya dengan Tang Yuxin.

Banyak diantara para tamu itu yang ternyata adalah teman sekelas keduanya di Universitas, mereka semua tidak percaya melihat kenyataan yang mereka lihat di depan mata kepala mereka sendiri.

Mereka semua tahu kalau di masa kuliah dulu keduanya sangat mesra dan sering pamer kemesraan di depan umum, sampai-sampai menjadi sasaran kebencian dan kecemburuan para mahasiswa/mahasiswi yang jomblo.

Keduanya tidak hanya memiliki wajah yang rupawan, tapi juga memiliki latar belakang keluarga yang baik. Tinggi, kaya, tampan, dan cantik. Mereka menganggap keduanya adalah pasangan yang sangat serasi.

Jika mereka berdua belum menjalin hubungan apapun, mereka pasti akan populer dan banyak pelamar yang mengejar.

Sudah begitu, karena pengaruh hubungan cinta mereka berdua, banyak mahasiswa dan mahasiswi mendambakan hubungan juga, berharap mempunyai akhir yang baik, seperti yang mereka lihat pada Li Chen dan Tang Yuxin saat itu. Jumlah pasangan di Universitas Tianhai juga banyak meningkat selama 4 tahun mereka berada di Universitas.

Seluruh penghuni kampus percaya keduanya akan memiliki akhir yang baik, mencapai kesuksesan dan menjadi pemenang dalam hidup, seperti yang didambakan semua orang.

Namun, kenyataan saat ini menampar wajah semua orang yang hadir.

"Tang Yuxin ini sudah bertidak terlalu jauh."

"Ini adalah awal kekacauan yang diciptakannya sendiri."

"Apakah tidak ada lagi cinta murni yang bisa dipercaya di dunia ini?"

"Ah.. aku tidak akan percaya lagi pada cinta." Seruan kekecewaan terucap bergantian diantara mereka.

Sebagai teman satu angkatan yang setiap hari bertemu dan mengamati, mereka tahu dengan jelas bahwa selama hubungan mereka terjalin, Li Chen selalu menjadi pihak yang paling banyak memberi.

Dia memperlakukan Tang Yuxin dengan sangat baik seperti layaknya seorang putri. Datang ke asrama putri hampir setap hari untuk mengantar dan menjemput, tidak peduli bagaimanapun cuacanya. Dia juga datang ke kelas Tang Yuxin di sela-sela waktu istirahat hanya untuk mengantarkan teh susu sebagai ungkapan cinta. Sampai-sampi teman sekamar Tang Yuxin ikut merasakan kebaikannya.

Li Chen memang terkenal berkepribadian hangat dan baik, pria yang tampan sekaligus bersifat baik seperti ini jarang ditemukan di masyarakat modern.

Sungguh tidak masuk akal dan tidak berperasaan, pria sebaik itu malah dicampakkan hanya karena perusahannya bangkrut. Banyak dari teman sekelas yang yang dulu merasakan kebaikan Li Chen, optimis dan membela Li Chen.

"Memang kenapa kalau perusahaan bangkrut? saya percaya Li Chen dapat bangkit kembali, kita bisa mebicarakan hal ini setelah acara." Tang Weimin menjawab pernyataan putrinya.

Bahkan jika keluarga Li bangkrut, dia tidak akan membatalkan pertunangan putrinya.

Tang Yuxin berkata dengan wajah serius, "Ayah, aku tahu kamu ingin menepati janjimu, tapi aku tidak bisa setuju denganmu kali ini. Ini menyangkut kebahagiaanku sendiri dalam masa yang panjang. Aku punya hak untuk membuat pilihan, dan pilihanku... aku tidak mau menikah."

"Sejatinya aku juga memikirkan untuk kebaikan seluruh keluarga Tang." lanjutnya.

"Kamu sungguh anak permempuan yang tidak berbakti!" Tang Weimin berkata dengan sangat marah.

Ibu Tang Yuxin, Lin Meifang dan juga saudara laki-lakinya, Tang Zichen, berbicara mebela Tang Yuxin.

"Putriku benar, dia yang akan mengalami pernikahan. Dia berhak memilih."

"Meskipun menurutku Li Chen sangat baik, tetapi perusahannya sudah bangkrut dan dia tidak lagi bisa memberikan kebahagiaan kepada adikku, bisa dimaklumi jika adikku melakukan hal ini." Tang Zichen menambahkan.

Takut keluarga Tang ribut dan nanti menjadi lelucon untuk para tamu, Ayah Li Chen, Li Jianhong, berdiri mengengahi.

"Saudaraku Tang, lupakan saja. Anak muda memang mempunyai pendapatnya sendiri dan kita tidak bisa memaksakan kehendak."

"Ah, sadura Li, Aku sungguh minta maaf padamu!" Tang Weimin berkata dengan nada bersalah.

"Tidak apa-apa." Jawab Li Jianhong.

Masalah selesai disini. Dengan ini pertunangan sudah pasti dibatalkan.

Tang Yuxin menatap Li Chen untuk terakhir kalinya sebagai pasangan, "Xiao Chen, aku minta maaf. Ini semua adalah salahku. Aku mengecewakanmu. Tapi aku yakin kamu akan menemukan wanita yang lebih baik dariku di masa depan. Kita mempunyai kenangan indah bersama, aku akan berusaha melupakannya. Terima kasih sudah muncul di sisiku."

"Meski kita tidak menjadi suami-istri, kita masih bisa berteman. Dan jika kamu menemui kesulitan di masa mendatang, kamu bisa meminta bantuanku." tambahnya.

Li Chen hanya bisa terseyum pahit mendengarnya. Teman? Bisakah mereka berteman setelah semua ini? Terimakasih telah berada di sisiku? Ternyata dia sekarang sudah menjadi masa lalu orang lain, bahkan akan segera dilupakan.

Setiap kata yang dilontarkan oleh Tang Yuxin terdengar seperti anak panah yang menusuk hati Li Chen, rasa sakitnya seperti ribuan anak panah menghujam jantung.

Kenangan masa lalu muncul satu persatu, saat ia melihat wajah cantik Tang Yuxin lagi di depannya, dia merasa semakin asing.

'Apakah dia benar-benar kekasih masa kecilku? Pacarku? Wanita yang telah menemaniku selama bertahun-tahun? Apakah dia Tang Yuxin yang aku kenal?'

Li Chen tiba-tiba menyadari bahwa dirinya ternyata tidak sepenuhnya mengenal Tang Yuxin, meskipun telah bersama dalam waktu yang lama.

Li Chen masih tidak mengerti, apakah cinta dulu membutakannya? Hingga membuatnya gagal memahami?

花落有意,流水无情 (Huā luò yǒu yì, liú shuǐ wú qíng)

(Bunga jatuh dengan niat, tetapi air yang mengalir tidak berperasaan)

------------------------------

*Ungkapan ini menggambarkan cinta bertepuk sebelah tangan:

--Bunga: melambangkan seseorang yang jatuh cinta (penuh harapan)

--Air yang mengalir: melambangkan pihak yang dicintai, tetapi tidak membalas

Maknanya: seseorang mencintai dengan tulus, tetapi orang yang dicintai bersikap dingin atau tidak peduli.

---------------pen-------------

Li Chen kembali tersenyum pahit, ia sedih. Tiba-tiba merasa bahwa dirinya adalah seekor anjing penjilat yang tersesat dan gagal.

Meskipun keduanya adalah kekasih masa kecil dan telah berpacaran selama bertahun tahun, mereka tidak pernah melakukan interaksi yang lebih dalam daripada berpegangan tangan dan berciuman.

Tang Yuxin mempunyai pikiran yang konservatif dan tidak mau berhubungan intim sebelum menikah. Li Chen pun menghormatinya, jadi tidak pernah mengungkit masalah itu.

Li Chen sangat terpuruk sekarang.

***

"Xiao Yu, apakah kamu yakin akan membatalkan pertunanganmu dan putus dengan Li Chen?"

Seorang wanita tiba-tiba berdiri dan berkata kepada Tang Yuxin dari kursi tamu. Gaun hitam panjangnya jatuh semampai, menonjolkan sosoknya yang tinggi dan langsing. Tang Yuxin menoleh ke arah wanita itu, yang ternyata adalah sahabatnya, Su Yue.