Sang Dewi? Kenapa Bar-Bar Sekali?

Apakah ini yang dikenal sebagai Dewi dingin di universitas? Dia terlihat sedikit nakal.

Meski terlihat berani, Su Yue adalah seorang gadis, jadi pasti kenakalannya ini pasti hanya di permukaan saja. Li Chen yang seorang pria dewasa, tidak perlu merasa takut akan diterkam.

Li Chen kebetulan juga ingin memperkenalkan Su Yue secara langsung kepada orang tuanya, jadi dia menyetujuinya.

Keduanya lalu masuk ke dalam mobil.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di depan gerbang vila komunitas, namanya Jade Bloom Residence. Harga villa di daerah ini tidak murah, komunitas ini termasuk komunitas yang mendapatkan peringkat tinggi di kota Tianhai, lingkungannya sangat elegan.

Saat memasuki rumah Li Chen, Su Yue bertindak sangat aktif seperti sedang di taman hiburan. Melihat sekeliling dengan antusias.

"Dimana kamarmu?" tanya Su Yue.

"Di lantai dua." jawabnya.

Su Yue naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar Li Chen. Su Yue baru pertama kali masuk ke dalam kamar pria. Dia menjelajahi setiap sudut ruangan kamar Li Chen, seperti halnya ketika dia datang bermain di tempat teman wanitanya.

Su Yue melihat dengan seksama barang-barang yang ada di dalam kamar Li Chen. Dia mendapati kamar itu sangatlah bersih, tidak ada yang berantakan, bahkan tercium bau yang segar dan wangi. Tirai abu-abu kamarnya pun terlihat mengkilap tidak bernoda.

"Kenapa kamarmu bersih sekali? Bukannya biasanya kamar laki-laki itu berantakan? Lalu ada bantal dan guling dengan gambar waifu andalannya? dan rak bukunya penuh dengan koleksi karakter yang seksi dan terbuka?" Keluh Su Yue tidak puas.

Li Chen, "............"

Tentu saja kamarnya bersih. Apa-apaan yang dia sebutkan itu. Su Yue pasti mempunyai kesan negatif dengan kamar anak laki-laki.

Li Chen menyukai kebersihan dan terbiasa mebersihkan serta merapikan kamarnya. Tentu kamarnya selalu terlihat bersih dan rapi. Menurut Li Chen, kamar merupakan tempat istirahat, dan dengan kamar yang rapi dan bersih, istirahat yang efektif dapat tercapai. Bayangkan saja jika berantakan dan kotor.

Sedangkan untuk mengoleksi waifu di bantal, guling, dan juga figur patung, hanya akan dilakukan oleh wibu. Li Chen bukanlah seorang wibu.

Su Yue kemudian melihat tempat sampah di sudut kamar dan mulai mengobrak-abriknya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Li Chen heran.

"Aku mencari apakah ada tisu-tisu bekas disini. Ah.. kenapa tidak ada?" Su Yue mengeluh lagi.

Li Chen, "........"

Su Yue segera merapikan dan meletakkan tempat sampah, mungkin dia akhirnya sadar dirinya adalah seorang wanita, dan tidak elegan mengobrak-abrik sampah seperti ini.

Su Yue lalu duduk di meja belajar Li Chen. Dia menyalakan komputer di depannya, lalu memegang mouse dan menggerak-gerakkannya.

Li Chen mengira dia akan bermain game atau membuka sosial medianya. Tapi ternyata dia malah membuka File Explorer dan mulai membuka berbagai folder, mencari sesuatu.

"Kenapa kamu tidak punya "materi pelajaran" di komputermu?" tanya Su Yue, masih dengan keluhan.

Sudut mulut Li Chen bergerak-gerak.

Inikah karakter asli Su Yue? dia sedikit liar. Berbeda sekali dengan apa yang dibicarakan teman-teman universitasnya. Dia tidak introvert sama sekali. Dia sangat mudah bergaul.

Apakah dia benar-benar Dewi dingin? kenapa bar-bar sekali?

Su Yue awalnya ingin memamerkan kelebihannya sebagai wanita untuk merapikan kamar Li Chen, tapi sayang sekali dia tidak dapat kesempatan.

Kamar Li Chen sangat bersih. Tapi itu juga sebuah kebaikan.

爱干净的孩子,不容易生病

(Ài gānjìng de háizi, bù róngyì shēngbìng)

Anak yang suka kebersihan tidak mudah sakit.

***

Di ruang tamu.

Orang tua Li Chen sudah kembali, dan Li Chen memperkenalkan Su Yue kepada mereka.

"Dia adalah teman seangkatanku, Su Yue." kata Li Chen.

"Paman, Bibi, saya Su Yue. Maaf saya datang dan bertindak secara tiba-tiba di acara pertunangan. Meski begitu saya benar-benar mencintai Li Chen." Su Yue segera memperkenalkan dirinya.

"Baik, baik. Tetapi perusahaan kami sudah bangkrut. Jikapun kamu tidak menyukai Li Chen, itu juga bisa dimaklumi." balas Li Jianhong.

"Tidak, tidak. Li Chen adalah pria yang baik, bagaimana mungkin saya tidak menyukainya?" sanggah Su Yue.

"Wah.., kamu memang cantik dan mempunyai mulut yang manis!" Li Jianhong dan Zhou Lifen, ibu Li Chen, memuji Su Yue dan tersenyum bahagia.

Sebelumnya mereka memang lengah dan tidak menyangka Tang Yuxin tiba-tiba membatalkan pertunangan, sehingga menyebabkan mereka malu. Seperti ditampar tepat di wajah, di depan seluruh kerabat dan teman mereka berdua. Itu sungguh membuat mereka sedih.

Tang Yuxin adalah calon menantu mereka yang mereka lihat pertumbuhannya dari kecil hingga dewasa. Mereka sudah memilihnya bersama orangtua Tang Yuxin. Mereka sangat menantikan hari di mana Li Chen dan Tang Yuxin menjadi suami-istri.

Siapa sangka karena mengetahui perusahaanya bangkrut, Tang Yuxin dengan tegas memutuskan pertunangannya dan mencampakkan Li Chen.

Li Jianhong merasa sangat bersalah, diam-diam menyalahkan dirinya karena membuat putranya menderita. Untungnya putranya adalah seorang yang baik.

真金不怕火炼

(Zhēn jīn bù pà huǒ liàn)

"Emas asli tidak takut ditempa api."

------------------------------------------------

Makna:

--Orang yang benar-benar baik, berbakat, atau jujur akan tetap bertahan dan terlihat meskipun diuji berbagai kesulitan.

--Kebenaran dan kualitas sejati tak bisa disembunyikan selamanya.

--------------------------pen-------------

Menantu yang lebih baik untuk putranya segera muncul, bahkan jauh lebih baik daripada Tang Yuxin.

Li Jianhong dan Zhou Lifen saling memandang dengan tersenyum. Mereka tahu bahwa Su Yue sangat menyukai putra mereka. Terlihat dari matanya. Ketika melihat ke arah Li Chen, matanya penuh cinta.

Terlihat dengan sangat jelas!

Menantu perempuan yang baik, tidak membenci kemiskinan dan tidak materialis seperti ini jarang ditemukan di masyarakat modern. Li Jianhong selalu berpikir Tang Yuxin adalah menantu yang baik. tapi siapa tahu ternyata dia salah. Tidak bisa dibandingkan. Su Yue adalah menantu yang jauh lebih baik daripada Tang Yuxin.

Mampu membuat wanita luar biasa seperti Su Yue jatuh cinta dengan sepenuh hati, menunjukkan putranya luar biasa. Secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa orang tuanya memiliki gen dan pendidikan yang baik. Li Jianhong merasa sangat bangga.

"Baiklah, kalian berdua silahkan bersenag-senang kedepannya. Aku tidak bisa membantu kalian lagi, bahkan mungkin membebani kalian. haaah..." Li Jianhong berkata.

"Ayah, tidak apa-apa. Kami masih muda, dan ini justru menjadi kesempatan kami untuk bekerja keras. Mungkin saja Li Chen dapat memuihkan keadaan keluarga, dia adalah orang yang cerdas dan pekerja keras. Dan saya percaya padanya." Su Yue menenangkan.

"Bagus! bagus!" Li Jianhong mengangguk, semakin bahagia dan puas.

Panggilan "Ayah" dari Su Yue segera membuat mereka lebih dekat satu sama lain.

Li Chen memandang Su Yue yang sopan dan pintar berbicara di depannya. Mengingat adegan Su Yue mengobrak-abrik kamarnya tadi, dia merasa mereka adalah dua orang yang berbeda.

"Ini sudah larut, kalian bisa bermalam bersama disini." Li Jianhong mengingatkan.

"Baik!" Li Chen dan Su Yue menjawab serempak.

Setelah mengatakan itu, orang tua Li Chen berhenti menggangu mereka dan pergi ke kamar dengan senyuman.

Sekarang hanya tersisa mereka berdua di ruang tamu, saling memandang, lalu mengalihkan pandangan dengan cepat--canggung. Suasana tiba-tiba menjadi sunyi.

Meski keduanya bertunangan, hubungan mereka sebelumnya bisa dibilang asing. Mereka berdua satu angkatan, tapi berbeda kelas. Dulu di universitas mereka sering bertemu, karena Li Chen hampir tiap hari mengantar dan menjemput pacarnya, Tang Yuxin. Meskipun sering bertemu, tapi tidak ada kesempatan untuk mengobrol.

Saat mereka bertemu, mereka hanya sekedar mengangguk sebagai salam. Selain itu, Su Yue memiliki kepribadian yang dingin dan introvet di universitas. Jarang sekali berinisiatif memulai pembicaraan dengan orang lain.

"Apakah kamu ingin mandi? Aku akan mengambilkan piyama untukmu." kata Li Chen memecah suasana.

"Oke." Jawab Su Yue.

Li Chen dengan segera mengambil piyama di lemari kamarnya. Mengambil dua set, lalu memberikan satu kepada Su Yue.

"Apakah ini piyamamu?" tanya Su Yue penasaran.

"Ya, jangan khawatir, itu sangat bersih. Piyama ini jarang kupakai. Kalau kamu keberatan, aku bisa membelikanmu yang baru." jawab Li Chen, khawatir Su Yue tidak suka.

"Tidak! Aku tidak keberatan. lebih baik pakai yang ini!"

Su Yue mengambil piyama dari tangan Li Chen dan berjalan dengan cepat ke kamar mandi. Saat berjalan, Li Chen melihat punggungnya yang cantik.

Li Chen membuyarkan pandangannya, membawa satu set piyamanya, lalu memasuki kamar mandi yang lain untuk mandi.

****

Li Chen keluar dan selesai dari kamar mandi lebih cepat, dia menonton TV di ruang tamu.

Sepuluh menit kemudian, Su yue selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju Li Chen.

Piyama yang ia kenakan terlihat kebesaran, menjuntai ke bawah, sehingga memperlihatkan lehernya yang terbuka, menambah pesona kecantikannya.

Kulitnya terlihat bersih dan lembab setelah mandi. putih, halus dan mulus.

Rambut hitam panjangnya terlihat elegan dan bersih, seperti dicat dengan tinta hitam, terlihat sedikit lembab dan berkilau, tergeletak tenang menjuntai di punggungnya.

meski tanpa make up, dia tampak cantik seperti biasa. Karena memang dia terbiasa memakai make up hanya sedikit saja.

Sepasang kakinya terlihat putih dan panjang, seperti porselen yang dirawat dengan baik, cocok untuk memakai stocking hitam.

"Ayo kita ke kamar dan tidur." kata Su Yue.

Li Chen terkejut. Su Yue ini terlalu blak-blakan.

Sebenarnya saat menonton TV, Li Chen masih memikirkan di mana Su Yue akan tidur malam ini dan bagaimana mengaturnya. Logikanya mereka berdua sudah bertunangan, jadi tidak ada masalah jika tidur di ranjang yang sama.

Dia berpikir jika langsung mengajak tidur di ranjang yang sama apakah tidak terlalu cepat? Akankah Su Yue menganggapnya hooligan?

-----------------------------------

--Dalam hubungan romantis, “hooligan” bisa jadi semacam panggilan bercanda atau sarkastik untuk pasangan yang berandal.

--Kalau konteksnya kasar dan berbahaya (seperti KDRT), maka istilah yang lebih tepat bukan hooligan, tapi abusive husband/wife.

------------------pen--------------

Li Chen berpikir lagi. Su Yue memiliki pikiran yang konservatif, jadi lebih baik membiarkannya tidur di ruangan lain. Untung saja ada beberapa kamar kosong di dalam villanya, hanya perlu dirapikan sedikit.

Siapa yang tahu, Su yue berinisiatif mengajaknya tidur di kamar yang sama? Keberanian Su Yue terlalu besar. Apakah dia mengerti apa yang dia bicarakan?

Disadari atau tidak itu memang sangat berbahaya dan menumbuhkan imajinasi orang lain.

(⊙_☉)❤