Hongguang Mini akhirnya berhenti. Keduanya akhirnya sampai di restoran BBQ di Jalan Tianwei.
Ada dua orang pekerja yang sedang mengganti papan nama restoran BBQ. Ini bukan papan nama yang mahal, hanya berupa neon box banner dengan tulisan nama restoran yang sederhana namun elegan.
Kedua pekerja itu pada dasarnya hanya mengganti banner yang terpasang. Karena neon box-nya masih terlihat bagus, maka Li Chen tidak perlu menggantinya. Li Chen juga sudah memikirkan nama tokonya sebelum menjemput Su Yue pulang tadi. Dia tidak memberi tahu istrinya agar menjadi kejutan.
"Terimakasih." kata Li Chen kepada kedua pekerja itu.
Kedua pekerja sudah selesai mengganti bannernya mengangguk dan segera pergi.
Su Yue menatap neon box yang baru saja diganti di depan toko dan sedikit terkejut.
Restoran BBQ Yue Chen? Bukankah ini namanya dan nama suaminya? Yue adalah dia dan Chen adalah suaminya. Tba-tiba dia mengerti maksud tersembunyi suaminya.
Mata Su Yue kemudian berbinar terang melihat suaminya di sampingnya.
"Apakah kamu menyukainya?" tanya Li Chen tersenyum.
"Aku menyukainya, suamiku!" Su Yue menjawab dengan anggukan bahagia.
"Selama kamu menyukainya, istriku.." jawab Li Chen, masih dengan senyumnya.
Malam sudah sepenuhnya datang. Matahari sudah istirahat sepenuhnya. Lampu-lampu toko dan jalan satu persatu mulai menyala. Hampir seluruh toko atau restoran di Jalan Tianwei sudah buka, hanya restorannya sendiri yang belum buka.
Su Yue yang pandai memasak, memakai celemek dan pergi ke dapur restoran untuk menyiapkan bahan-bahan yang akan dipanggang. Sedangkan Li Chen, dia mengutak-atik panggangan, menyiapkannya untuk menyambut pelanggan yang datang.
Di malam hari, arus pengunjung di Jalan Tianwei sedikit demi sedikit meningkat dan menjadi ramai. Meskipun masih kalah jauh dibandingkan dengan jalan komersial lainnya di dekat Jalan Tianwei, namun arus pengunjungnya masih belum mencapai tahap mengkhawatirkan.
Restoran BBQ Yue Chen sudah buka beberapa saat lalu. Meskipun banyak orang yang lewat melirik penasaran ke arah restorannya, karena neon box-nya diganti, namun, belum ada pelanggan yang berniat masuk.
Memang, sebenarnya masih bisa dikatakan banyak kedai-kedai atau toko kecil di Jalan Tianwei. Jumlahnya setidaknya tidak kurang dari 30. Jadi, masih banyak pilihan jajanan untuk para pengunjung.
Di kiri dan kanan Restoran BBQ Yue Chen ada toko roti dan restoran sup dengan cita rasa pedas, di kanannya lagi ada restoran kebab dengan daging kambing. Kondisi mereka masih bisa dibilang bagus. Pelanggannya masih datang satu demi satu. Terutama retoran kebab yang tipenya mungkin sedikit mirip dengan restoran BBQ-nya, panggangan dan daging.
Jumlah pelanggan yang bahkan melirik di restorannya saja hanya sedikit. Cukup memalukan jika dibandingkan dengan keramaian pelanggan di toko-toko sebelahnya. Li Chen mau tidak mau merasakan perasaan sedikit terbuang.
Dia sekarang bisa memahami mengapa mantan pemilik disini tidak mau melanjutkan bisnisnya dan buru-buru menjual restoran kepadanya. Pelanggannya memang tidak banyak, sedangkan pesaingnya tidaklah sedikit.
"Jika bukan karena resep rahasia yang diberikan sistem, aku tidak punya pilihan lain selain menyerah." gumam Li Chen.
Li Chen kemudian menyalakan panggangan. Setelah pemanggang mulai panas, dia menaruh sosis, jagung, sayap ayam, dan daging kambing di atasnya. Dia mulai memanggang.
Sambil memanggang, Li Chen memikirkan berbagai hal, 'Bukankah tempat ini dekat dengan gedung Universitas Tianhai? Mungkin beberapa teman, senior dan junior, jika mengetahui, bisa datang dan mebantuku melarisi dagangan'
Hal Ini juga mencegah teman-temannya mengetahui keadaanya di kemudian hari dan mengatakan bahwa dia merahasiakan kondisinya. Jika kamu merahasiakan sesuatu dari temanmu, kamu akan segera dijauhi.
Li Chen akhirnya mengambil ponselnya, memotret beberapa foto, lalu merekam video pendek dari kesibukan restorannya dan mempostingnya di WeChat Moments. (fitur WeChat, sperti feed post)
[Restoran BBQ Yue Chen menawarkan diskon besar grand opening! Diskon 50% selama tiga hari berturut-turut. Silahkan datang berkunjung dan menikmati hidangan kami!]
Setelah beberapa saat mengirim feed, tidak ada komentar balasan. Li Chen meletakkan ponselnya dan terus fokus pada panggangan di depannya.
***
Su Yue sudah selesai mengurus bahan-bahannya, dia istirahat dan keluar dari dalam dapur.
Dia melihat tidak ada satupun pelanggan yang masuk ke dalam restoran. Restorannya terlihat sangat sepi. Sosok suaminya yang bekerja sendirian dalam sepi membuatnya sedih.
Benar saja, semuanya akan sulit pada awalnya. Meskipun kamu membuka restoran dan menjadi bosnya, bukan berarti menjamin bisnismu akan sukses.
'Aku akan menyemangati suamiku dan tidak akan menekannya dengan pertanyaan-pertanyaanku. Tidak masalah meskipn dia kehilangan banyak uang. Bisnis tidak selalu berjalan mulus.'
'Jika dia kehilangan banyak uang, aku akan menjaganya mulai saat itu.' pikir Su Yue
"Baunya enak sekali!"
Su Yue yang awalnya ingin menghibur suaminya, tiba-tiba mencium bau yang sangat harum dan menggoda, membangkitkan nafsu makannya dan dia menelan ludah tanpa sadar.
Dia baru saja makan malam belum lama ini. Su Yue tidak pernah makan terlalu banyak, hanya kenyang sampai 70%, demi menjaga kebugaran tubuhnya. Tapi meskipun makan sedikit, dia tidak akan cepat lapar.
"Aromanya datang dari arah panggangan suamiku. Apa yang dipanggang suamiku? Kenapa baunya harum sekali? Gluk...."
"Aku jelas tidak lapar, tapi aku ingin makan."
Su Yue mendekati suaminya dan menelan ludahnya saat melihat makanan yang sedang dipanggangnya. Ada; sosis, jagung, sayap ayam, dan potongan daging kambing.
Panggangannya hampir selesai, dan madu yang dioleskan diatas makanan membuat makanan berwarna keemasan dan berkilau, sehingga terlihat lezat dan menggoda.
Su Yue tidak mengerti mengapa bahan-bahan yang terlihat biasa saja bisa mengeluarkan aroma yang begitu harum. Su Yue sebenarnya jarang sekali makan BBQ. Bukan karena tidak suka, tetapi karena dia memang tidak mempunyai uang lebih saat di universitas dulu. Sedangkan sekarang dia tidak memiliki waktu karena sibuk bekerja.
Aroma yang keluar dari panggangan memang biasanya harum, tetapi aroma yang keluar dari panggangan suaminya terlalu harum. Ini pertamakalinya dia mencium aroma panggangan yang begitu harum.
Dia menelan ludah lagi diam-diam dan mengatupkan mulutnya untuk mencegah air liur keluar. Ekspresi keserakahan sudah terlihat jelas di wajahnya.
"Sayang, bumbu apa yang kamu tambahkan? Kenapa baunya enak sekali saat dipanggang?"
"Aku menambahkan bumbu rahasia buatanku. Apakah kamu ingin mencobanya?"
"Ya."
Li Chen menyerahkan setusuk sosis kepada Su Yue. Su Yue mengambilnya. Karena masih panas, dia meniupnya dengan mulut kecilnya agar dingin.
Setelah agak dingin, dia mengigitnya sedikit dengan tidak sabar. Karena panas, Su Yue tidak bisa langsung mengunyahnya, dia meniup sosis gigitannya di dalam mulutnya, merasa sedikit malu.
Setelah mengunyah dan menelannya, mata Su Yue melebar dan terkejut.
Bukan hanya baunya saja yang sangat harum, rasanya bahkan sangat lezat! Benarkah ini dibuat dari sosis murah yang harganya 1 yuan? Rasanya lebih nikmat dibandingkan sosis di hotel bintang lima.
Su Yue sudah memakan seluruh sosisnya, di menjilat sudut mulutnya, tidak menyia-nyiakan saus yang menempel.
Enak sekali... hingga saat dia sadar kembali, sosis ditangannya sudah hilang.
"Apakah enak?" Li Chen bertanya.
"Enak sekali!" Su Yue mengangguk.
"Apakah kamu ingin memakannya lagi?"
"Ya."
Li Chen menyerahkan satu tusuk sosis lagi. Su Yue mengambilnya, meniupnya dengan mulut kecilnya, lalu memakannya. Dia menjilat ujung mulutnya lagi. Dia masih belum puas.
Tidak ada anggunnya sama sekali, dan penampilannya saat makan tadi benar-benar berbeda dari gambaran seorang dewi dingin. Seolah-olah di sudah tidak makan 3 hari dan makanan pertamanya adalah makanan yang lezat.
Li chen merasa istrinya sangat menarik saat istrinya memakan sosis.
"Sayang, aku akan buatkan lagi beberapa tusuk sosis untukmu.."
"Tidak perlu.."
"Kenapa?"
Tentu saja karena Su Yue khawatir berat badannya bertambah! Masih bertanya.
Su Yue bukanlah peri kecil, yang berat badannya tidak akan bertambah saat makan sesuka hatinya. Tahukah kamu betapa sulitnya mempertahankan bentuk tubuh yang baik?
Begitu kamu memiliki kebiasaan makan minum banyak dan tidak bisa menghentikannya, kamu akan mendapatkan banyak masalah seiring bertambahnya usia. Seorang wanita akan berubah menjadi berwajah kuning dan berperut buncit. Memikirkannya saja sudah membuat Su Yue merasa tidak enak.