"Surat? Surat apa?"
Murong Jiu bertanya dengan bingung.
Dia berpikir dalam hati bahwa pantas saja dia menyuruh pelayan pergi, rupanya dia punya surat pribadi untuknya.
Tapi dia tidak bisa memikirkan siapa yang akan menitipkan surat padanya melalui pria itu.
"Surat dari gurumu."
Jun Yuyan mengeluarkan gulungan kertas kecil yang diikat dari lengan bajunya, yang pasti baru saja diambil dari merpati pembawa pesan.
Surat dari gurunya!
Murong Jiu dipenuhi kegembiraan, dan seketika melupakan kecanggungan yang dia rasakan di hadapan Jun Yuyan beberapa saat lalu.
Dia mengambilnya, membukanya, dan di atas kertas yang tidak terlalu besar itu terdapat tulisan tangan gurunya yang familiar dan berantakan.
"Gadis bodoh, gurumu akan pergi ke gunung untuk mengumpulkan ramuan. Ketika aku kembali ke ibukota, aku akan memberimu kejutan besar."
Tidak banyak kata, tapi dalam nada yang sangat dia kenal.
Dia merasakan perih di hidungnya, dan air mata mulai jatuh.