bab5, harapan dan kenyataan

Pesantren dan Pataka: Kisah Seorang Santri Perwira - Bab 5: Harapan dan Kenyataan

Minggu-minggu setelah ujian terasa begitu panjang bagi Fahri. Kecemasan dan harapan bercampur aduk dalam hatinya. Ia menghabiskan waktu dengan belajar, membaca Al-Quran, dan berdoa. Ia juga membantu teman-temannya di pesantren, mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari rasa cemas yang terus menghantuinya. Ia berusaha untuk tetap tenang dan sabar, menyerahkan semuanya kepada kehendak Allah SWT.

Abdur selalu ada di sisinya, memberikan dukungan dan semangat. Mereka menghabiskan waktu bersama, bercerita, dan saling menghibur. Dukungan dari teman-teman santri lainnya juga sangat berarti bagi Fahri. Mereka semua mendoakan agar Fahri berhasil lolos dalam ujian.

Suatu hari, pengumuman hasil ujian akhirnya tiba. Fahri dan Abdur bergegas menuju papan pengumuman. Jantung Fahri berdebar kencang. Ia mencari namanya di antara ratusan nama yang tertera di papan pengumuman. Detik-detik itu terasa sangat menegangkan. Ia melihat nama-nama yang ia kenal, namun belum menemukan namanya. Kecemasan mulai menguasainya.

Tangan Fahri gemetar saat ia menunjuk ke arah deretan nama yang tersisa. Akhirnya, matanya menemukan namanya di antara deretan nama-nama lain yang berhasil lolos. Air mata haru berlinang di pipinya. Ia berhasil! Ia lolos ujian masuk Akpol!

Kegembiraan dan rasa syukur memenuhi hatinya. Ia memeluk Abdur dengan erat, menumpahkan rasa harunya. Ia segera menghubungi Kyai Hamid dan menyampaikan kabar gembira itu. Suasana pesantren Al-Falah langsung dipenuhi dengan ucapan selamat dan doa restu. Semua orang begitu bangga atas keberhasilan Fahri.

Fahri menyadari bahwa keberhasilannya bukan hanya karena kerja kerasnya sendiri, tetapi juga berkat doa dan dukungan dari banyak orang, terutama dari Kyai Hamid dan teman-temannya di pesantren. Ia bersyukur atas semua kesempatan dan pertolongan yang telah ia terima. Ia bertekad untuk selalu menjaga integritas dan moralitasnya, untuk mengabdi kepada negara dengan sebaik-baiknya. Perjalanan panjangnya baru dimulai. Ia akan berjuang untuk mencapai cita-citanya, menjadi seorang perwira polisi yang tangguh, berintegritas, dan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai agama. Bayangan bintang di pundak seragam polisi itu kini semakin dekat, menandakan awal dari babak baru dalam hidupnya.