Pamer

Gu Chaoyan menatap Gu Ruxue yang masih tampak linglung. "Apa yang kau lakukan di sini, Saudari Kedua?"

"Beraninya kau?" Sebelum Gu Ruxue sempat menjawab, pelayan perempuannya berjalan mendekatinya dan hendak menampar Gu Chaoyan.

Gu Chaoyan sedikit mengerutkan dahi. Menangkap tangan pelayan itu, dia mematahkannya dengan mudah. Tulangnya patah dalam satu gerakan mulus.

Gadis pelayan itu mulai meraung kesakitan sambil memegangi tangannya. "Beraninya kau menamparku, dasar aneh yang menjijikkan?"

Tapi dia tidak berani melangkah maju lagi. Gerakan itu sudah membuatnya begitu kesakitan hingga wajahnya menjadi pucat pasi.

Gu Chaoyan menatap gadis yang garang itu. "Qing, tampar dia!"

Qing ragu sejenak tapi segera dia maju dan menampar tiga kali di wajah gadis itu.

PLAK! PLAK! PLAK!

Dia menatap Gu Chaoyan dan melihat bahwa dia tidak memintanya berhenti, jadi dia mengangkat bahu dan melanjutkan.