Bab 94 Ujian

Setengah hari kemudian, di lantai teratas sebuah gedung pencakar langit di Kota Wanghai, dalam sebuah kantor yang mewah dan luas.

Empat orang, termasuk seorang wanita Jepang berambut pendek, berdiri di sana dengan gemetar. Meskipun masing-masing lengan mereka patah, mereka memaksakan diri untuk tetap berdiri. Hanya Toyota Shouzou yang duduk di atas tandu, wajahnya menunjukkan kemarahan dan dendam.

Di depan kelima orang tersebut, ada sebuah meja kayu, di atasnya dupa sedang terbakar, dan kepulan asap biru naik ke atas.

Di belakang meja kayu berdiri seorang tetua berambut abu-abu, memegang benda porselen yang halus, memeriksanya dengan seksama.

Meskipun kelima orang itu berada dalam kesakitan yang luar biasa, mereka sama sekali tidak berani mengganggu sang tetua.