Melihat Wang Yan, yang wajahnya dihiasi senyuman menawan, Su Yamo sesaat terpesona. Dia tanpa sadar mengulurkan tangannya yang lembut dan meletakkannya di telapak tangan Wang Yan yang lebar.
Dengan kekuatan Wang Yan, Su Yamo berdiri dari tanah.
Pada saat ini, sekitar tiga puluh pria bersenjata tetap membeku di tempat mereka.
Tiba-tiba, salah satu dari mereka lemas dan dengan suara THUD, jatuh ke tanah.
Dengan jatuhnya satu orang ini, terdengar serangkaian suara THUD, dan lebih dari tiga puluh pria itu semua roboh ke tanah.
Ternyata, dalam beberapa detik setelah lensa yang pecah itu menghantam tanah, Wang Yan telah melumpuhkan tiga puluh lebih pria tersebut.
Tapi sekarang, pikiran Su Yamo terlalu sibuk untuk mempertimbangkan mengapa Wang Yan bisa mengalahkan tiga puluh pria sendirian. Yang bisa dia lihat hanyalah senyuman Wang Yan yang memikat, dan dalam pikirannya, dia mengulang gerakan Wang Yan yang luwes dan mengalir.
Pada saat ini di hatinya, Wang Yan mewakili segalanya.