Setelah ketiganya mencapai kesepakatan, mereka segera meninggalkan Aula Tiga Prinsip, berbelok melewati beberapa jalan, dan tiba di depan sebuah bangunan kecil.
Bangunan itu setinggi tiga lantai, dengan dinding yang bersih dan jendela yang terang, dikelilingi oleh pohon willow hijau. Di area kumuh seperti Jalan Delapan Agung, bangunan ini tampak sangat mencolok.
Pintu utama bangunan itu terbuat dari kayu merah, dihiasi dengan paku-paku kuningan. Di kedua sisi pintu terdapat sepasang patung singa batu yang tampak sangat megah.
Namun, saat ini, seluruh bangunan itu sunyi dan tak bernyawa, tanpa jejak kehidupan.
Ketiganya, dipimpin oleh Wang Yan, mendekati rumah itu dan mendorong pintu kayu merah, masuk ke dalam.
Begitu masuk, mereka melihat aula yang mewah dan luas, dengan lantai terbuat dari batu giok putih yang memantulkan bayangan. Dinding di sekitarnya berlapis emas, luar biasa mewah.