Saat itu, Jiwa Ular bergegas keluar dari reruntuhan, tertutup debu, dengan bekas jejak kaki dan dua bekas pukulan di wajahnya, serta bagian bawah yang basah yang telah meresap ke tanah, terlihat sangat menyedihkan.
Namun wajahnya telah berubah tak dikenali karena amarah.
Sebagai Master Jiwa yang bermartabat, menderita penghinaan seperti itu sangatlah menyebalkan, dan kemarahannya telah memuncak. Dia berpikir, setelah berhasil menjadi Guru Iblis, Wang Yan seharusnya menjadi orang yang dipukuli, namun ternyata malah dirinya.
Sekarang, Jiwa Ular tidak ingin bermain-main lagi dengan Wang Yan; dia hanya ingin membunuhnya dengan cepat untuk memuaskan amarahnya.
Jiwa Ular meraung dengan murka, melepaskan aura yang mengejutkan. Bersamaan dengan itu, di atas kepala Jiwa Ular muncul bayangan ular besar yang melingkar, dan di sekitar bayangan ini, sebuah bintang bayangan berputar perlahan dengan Pola Iblis.