Bab 179: Prajurit Bunuh Diri

Tiga hari kemudian.

Di jalanan Kota Wanghai, lima pemuda compang-camping sedang mengaduk-aduk tempat sampah, sesekali menemukan roti yang sudah digigit atau apel busuk, yang membuat mereka sangat gembira.

Hari itu, kelima orang tersebut sangat beruntung, menemukan sebotol bir kadaluarsa yang dibuang di tempat sampah. Mereka memperlakukannya seperti harta karun dan membawanya kembali ke kolong jembatan yang gelap dan berbau busuk.

Dari sudut jembatan, mereka mengeluarkan sepotong daging sapi berjamur yang dibungkus koran. Kelima orang itu duduk bersama, menelan dengan rakus, mata mereka terpaku pada botol bir di tengah.

Mereka tampak sangat kelaparan dan hampir bersamaan mengulurkan tangan untuk mengambil bir tersebut.

Kelimanya memegang botol itu sekaligus, tapi tidak ada yang bisa merebutnya.

"Bir ini milikku!"

"Jangan rebut, aku bosnya. Ini milikku."

"Berikan padaku—"

Kelima orang itu bergulat satu sama lain, tidak mau melepaskan.