Bab 11 Diusir

'Tutup mulutmu, Rhys,' bentakku. 'Kau sangat tahu kenapa aku mengakhiri hubungan kita. Jadi lakukan kita semua sebuah kebaikan dan menyingkirlah.'

Dia melihat genggaman mautku pada botol anggur dan menangkap tatapan di mataku—tatapan yang sama yang mengatakan aku takkan berpikir dua kali untuk menghantamkan botol itu ke kepalanya yang menyebalkan lagi, seperti terakhir kali.

Rhys membeku. Ekspresi di wajahnya benar-benar tak ternilai. Seperti aku baru saja menghampirinya dan menamparnya dengan ikan salmon beku.

Dia benar-benar tidak bisa memproses fakta bahwa aku bukan lagi keset berhias bintang-bintang yang dulu memperlakukan kata-katanya seperti firman. Mungkin masih belum pulih dari saat aku secara harfiah menamparnya selama putus kami.

Jujur, kurasa egonya belum pulih.

Sebelum Rhys bisa membuka mulutnya lagi, seorang manajer dengan setelan begitu tajam hingga bisa membelah udara berjalan mendekat. Dia menatap Rhys dan Catherine seolah mereka adalah udang busuk kemarin.