Ashton belum pernah berlari secepat itu dalam hidupnya.
Namun, ketika ia menarik Mirabelle keluar dari air, bibir gadis itu sudah membiru, tubuhnya terkulai lemas dalam pelukannya.
Dia terlalu lambat sialan.
Dia tahu itu saat kepala Mirabelle terkulai ke belakang dan matanya tidak terbuka.
Dia membaringkan Mirabelle di ubin tepi kolam, basah kuyup dan sedingin es.
Memiringkan kepalanya, memeriksa saluran napasnya, mengunci tangannya di atas tulang dada dan memompanya.
Cepat. Keras.
Ritme yang menyakitkan dan mengerikan yang membuatnya ketakutan setengah mati.
Lalu napas buatan—napasnya ke dalam napas Mirabelle, lagi dan lagi, jantungnya berdebar begitu keras hingga menenggelamkan segalanya.
Ayolah, Mirabelle.
Akhirnya, tubuhnya tersentak.
Terbatuk.
Air menyembur dari mulutnya dan memercik ke dada Ashton.
Matanya tetap tertutup, tapi napasnya mulai berjalan.
Dangkal, tersengal-sengal, setiap tarikan napas seperti menyakitkan.