Bab 124 Perasaan untuk Kamu

Butuh waktu lama bagiku untuk menyadari bahwa pertanyaan itu bukan mimpi.

Karena Ashton mengulanginya. 'Apa kamu masih punya perasaan untuknya?'

'Siapa?'

'Rhys.'

'Rhys siapa?'

'Granger.'

'Granger siapa?'

Dada Ashton bergetar di atasku.

Aku berkedip, berusaha fokus. 'Siapa itu?'

Genggamannya padaku sedikit mengendur. 'Bukan siapa-siapa.'

'Siapa yang bukan siapa-siapa?'

'Lupakan saja.'

Otakku yang lambat akhirnya berhasil mengingat kejadian malam ini dan sampai pada pertanyaan yang seharusnya kutanyakan sepuluh menit lalu: 'Apa yang kamu lakukan di sini?'

'Di mana? Ini mobilku. Kita sedang pulang.'

'Di bar.' Aku meraba-raba mencari ponselku.

'Apa yang kamu butuhkan?' Dia mengeluarkannya dari tas tanganku.

'Mau periksa. Kalau ada penyadap. Aku tidak memberitahumu aku ada di bar itu.' Aku bahkan tidak tahu aku akan pergi ke bar itu.