Bab 142 Sudut Pandang Ashton: Dia Pantas Mendapatkannya

Ashton masuk ke ruang kerja terlebih dahulu dan langsung berjalan ke kursi kulit di belakang meja.

Dia tidak berbicara. Dia tidak melihat ke atas. Dia membuka kunci ponselnya, menggulir, mengetuk sesuatu, dan tetap diam.

Franklin berdiri ragu di tengah karpet, tangannya bergerak-gerak di sisinya, matanya bergerak liar seolah tak bisa memutuskan apakah harus duduk atau tetap berdiri.

Akhirnya, dia tetap berdiri.

Ashton terus menggulir layar ponselnya.

Franklin berdehem.

Tidak ada respons.

'Aku tahu Mira sudah... menjauh,' dia mulai berbicara, suaranya lemah. 'Dia mungkin sudah cerita macam-macam tentang kami. Sebagian memang benar, aku akui. Tapi kami yang membesarkannya. Dia memang punya temperamen, tentu saja, tapi dia putri kami. Melihatnya berhasil sekarang... membuatku bangga.'

Mata Ashton melirik ke atas, lalu kembali ke layar.