Bab 171 Bahasa Tubuh

Dia bertanya apakah aku bisa mencoba. Mencoba untuk menyukainya. Mencoba untuk melihat apa yang bisa terjadi di antara kita jika hubungan ini nyata.

Aku tidak punya alasan untuk menolak.

'Baiklah,' kataku.

Seluruh ekspresi wajahnya berubah.

Ekspresi hati-hati dan datar yang selalu dipakainya retak terbuka.

Mulutnya berkedut membentuk lengkungan yang puas.

Sebelum dia bisa bicara, aku menyela. 'Tapi kita sepakat untuk satu tahun. Kita bilang akan bercerai setelah itu.'

Aku sudah mulai memiliki perasaan untuknya sejak beberapa waktu lalu, aku tahu itu.

Tapi ada kesepakatan, ada tenggat waktu.

Ini bukan dongeng; ini adalah kontrak.

'Ya,' katanya pelan. 'Memang benar.'

Dia memalingkan wajah sejenak, lalu kembali menatapku. 'Tapi kontrak bisa diubah. Diperbarui. Dibatalkan.'

'Jadi maksudmu batas satu tahun itu tidak berlaku lagi? Masih ada delapan bulan tersisa. Yah, tujuh bulan dan sembilan hari.'