Ada bau tajam desinfektan di ruang rawat, dan tempat tidur dikelilingi oleh tirai putih. Dari sudut mataku, muncul titik putih kecil. Kurasa perawat menaruh sepotong kasa medis di ujung mataku. Setidaknya tubuhku tidak merasakan sakit yang jelas. Kurasa aku hanya tergores kaca, dan luka itu bukan apa-apa bagiku.
"Kamu mau membunuh apel itu?" Suaraku kering dan serak saat berbicara.
Frade duduk di kursi di samping tempat tidur. Dia menatap apel merah di tangannya, seolah-olah dia sedang membedah mayat. Kulit apel itu dipenuhi dengan daging putih. Kurasa dia tidak terlalu pandai mengupas.
Aku terkejut dia berani muncul di rumah sakit. Bukankah dia khawatir suamiku melihat kami bersama? Meskipun kemungkinan besar suamiku tidak akan datang menjengukku. Bagaimana dia bisa tahu begitu cepat bahwa aku di rumah sakit?