Lampu di atas kepalaku menerangi lantai dansa, dan musik dansa yang ringan dan ambigu mengelilingi para pria dan wanita seperti pita yang lembut dan halus. Aku menggenggam tangan Frade dan merasa gugup karena sudah lama aku tidak berdansa dengan pria. Bahkan setelah aku menikah dengan Ron, dia jarang mengajakku ke pesta seperti ini.
"Ikuti langkahku, pelan-pelan!" Frade menekan punggungku. Bisikannya, terperangkap dalam musik dansa, mengalir ke telingaku seperti kapas tipis. Salah satu tangannya membelai perut bawahku, dan bahkan sentuhan paling ringan darinya membuatku merasa seperti tersengat listrik. Lenganku langsung dipenuhi bulu kuduk yang berdiri.
Aku perlahan kembali merasakan perasaan yang kurasakan saat pergi ke prom di kampus. Cahaya kuning berlama-lama selama beberapa detik di wajah Frade yang setengah tertutup topeng. Aku mendongak menatapnya. Di balik topeng itu terdapat fitur-fiturnya yang khas.