"Apakah jawaban itu berarti sesuatu bagimu?" Aku menatap ke dalam mata hijaunya. Aura maskulinnya terasa agresif dalam kegelapan.
"Kamu muncul di kamarku, dan kemudian Arthur bilang kamu adalah tunangannya." Frade menatapku. "Sebaiknya kamu jujur."
Salah satu tangannya menekan leherku, dan aku bisa merasakan panas dan kekuatan telapak tangannya. Semuanya terasa begitu familiar, tapi aku harus menahan darahku yang mendidih. Jantungku tidak boleh berdebar untuknya lagi. Luka yang baru saja dijahit tidak akan tahan jika robek lagi.
"Katakan padaku, bagaimana kamu bisa masuk ke kamarku? Apakah kamu memeriksa apakah aku sudah mati untuk tunanganmu?"
Hatiku terasa seperti disiram air dingin. Dia mengira aku pergi ke rumah sakit untuk memastikan dia sudah mati. Pertanyaan yang konyol. Kata-katanya menghancurkan ilusi yang ada di hatiku. Tapi itu lebih baik. Biarkan dia berpikir aku adalah mata-mata Daley. Ya, aku mengunjunginya di rumah sakit hanya untuk menyakitinya.