86 Kejahatan Dan Hukuman

Aku menarik kursi dan duduk di depan Gina, yang menatap tongkat listrik di tanganku dengan mata ketakutan. Dahinya dipenuhi keringat dan bibir merahnya terlihat buram karena lakban. Pada saat ini, Gina telah kehilangan keangkuhannya. Dia seperti kucing yang gemetar dalam kandang. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui menunggunya.

Aku tidak akan pernah melupakan saat ketika saudariku menusukku dengan belati. Mungkin seharusnya aku mengganti tongkat listrik dengan belati.

"Silakan," kataku dengan dingin. "Kamu punya banyak waktu."

Aku bisa menebak apa yang dia lakukan. Tapi aku tetap ingin mendengar pengakuannya sendiri, seperti yang selalu dilakukan polisi. Mereka selalu memberi tahanan kesempatan untuk mengaku. Ini menciptakan ilusi bahwa tahanan akan dimaafkan jika dia mengaku.

"Jika aku memberitahumu yang sebenarnya, apakah kamu akan melepaskanku?" Gina masih mencoba untuk tawar-menawar.