Frade menatapku seolah aku orang asing. Aku kebingungan. Mata kami bertemu. Aku tidak lagi melihat tatapan yang familiar di matanya, api yang berkobar itu telah hilang.
"Kamu tidak ingat aku?" Suaraku terdengar selembut hembusan angin. Jantungku serasa naik ke tenggorokan, dan jawabannya akan menjadi kunci untukku.
"Maaf, sepertinya saya tidak mengenal Anda."
Jawabannya membuat hatiku langsung jatuh ke dasar, dan aku merasakan sakit. Aku menatapnya diam-diam, air mata menggenang di mataku. Dia kebingungan. Mungkin dia tidak pernah memikirkan bahwa jawabannya akan menyakitiku. Dia seperti orang yang kebetulan lewat dan bertemu dengan gadis sedih yang sedang jongkok di pinggir jalan dan menangis. Satu-satunya belas kasihan yang bisa dia berikan adalah menyodorkan tisu pada gadis itu dan berpaling.
Karena bagaimanapun juga, mereka adalah orang asing.