Logan terbangun dengan tersentak, terengah-engah.
Api masih menyala redup. Jean sedang tidur, memunggunginya. Hutan terasa sunyi... aman untuk saat ini.
Dadanya naik turun dengan setiap tarikan napas saat ia duduk, mengusap wajahnya yang basah oleh keringat. Ia menatap lengannya, yang kini berotot dan ramping. Ia bukan lagi anak laki-laki itu.
Tapi rasa sakitnya belum hilang.
Ia mengalihkan pandangannya ke Jean. Gadis itu terlihat damai. Tidak seperti gadis dalam mimpinya. Namun, versi diam dari dirinya di masa lalu... masih menghantuinya.
Ia mengepalkan tinjunya, rahangnya mengeras. Mengapa dia masih begitu berarti bagiku?
Ia berbaring kembali di samping Jean dengan hati-hati, matanya terbuka menatap langit gelap di atas dedaunan. Tak peduli seberapa jauh ia telah berkembang, anak laki-laki yang hancur itu masih berbisik di sudut-sudut pikirannya.