Morris Adams berbalik, posturnya waspada.
Emma menutup pintu dengan lembut di belakangnya, meredam gumaman samar dari lantai atas.
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sini?" tanyanya, suaranya rendah tapi tajam. "Kamu tidak hanya datang untuk bertemu Derek dan Darla... kan?"
Morris menatapnya, berusaha tetap tenang. "Ini bukan urusanmu, Emma."
"Ini urusanku," katanya, melangkah mendekat. "Jean adalah urusanku. Dia lebih keluarga bagiku daripada orang-orang ini."
Morris mendengus pelan. "Jangan jadi sentimental. Gadis itu adalah beban. Dia tidak pernah menjadi bagian dari kita."
Emma tersentak.
Di sana lagi... kebenaran yang sudah begitu keras dia coba abaikan.
"Kamu bilang dia hanya pion. Bahwa memberikannya pada Tyler Dominic akan menguntungkan semua orang," bisiknya pahit. "Kamu menyuruhku membiarkannya terjadi. Kenapa? Apa yang kamu dapatkan dari semua ini?"