Bab 4 Permainann Yang Indah

Alex melihat wanita di depannya, sepertinya sedang merapalkan sihir, dengan mata yang tertutup dan tangan yang terangkat.

Dia mengucapkan sesuatu, tapi Alex tidak mengerti apa yang dia katakan.

Suara lembut datang dari wanita itu, "Hallo tuan,

kamu seharusnya mengerti apa yang aku bicarakan sekarang".

Tapi ini bukan bahasa apa yang diketahui oleh Alex, seperti bahasa Inggris, Mandarin, atau bahasa lainnya.

Bahasa ini sangat aneh dan tidak familiar,

seperti bahasa dari dunia lain.

Tapi Alex merasa bahwa dia bisa mengerti artinya,

seperti ada sesuatu di dalam kepalanya yang menerjemahkan bahasa itu.

Dia mendengar suara yang lembut dan jelas,

seperti suara penerjemah yang menjelaskan arti kata kata wanita itu.

Alex berbicara dengan suara yang jelas,

"Namaku Alex".

Wanita itu membuka mata, dan melihat Alex dengan senyum yang lembut. "Selamat datang, Alex, aku adalah Hana, pendeta di kuil ini".

Dia berbicara dengan suara yang sama lembutnya, dan Alex merasa bahwa dia bisa mengerti apa yang dia katakan.

Hana melanjutkan, "Apa kamu Rasul Dewi Matahari? Karena para petinggi gereja sudah menyebarkan berita ini, bahwa seorang Rasul Dewi Matahari akan datang ke dunia ini, untuk menyelamatkan umat manusia dari kehancuran".

Alex mendengar itu, dan mengangguk, sepertinya ini adalah prolog dari game nya sendiri, untuk para NPC biar tidak kelihatan bingung.

"Apa aku bisa mengajukan pertanyaan"

Hana tersenyum dan berkata,

"Tentu saja, kamu bisa mengajukan pertanyaan apa saja". Dia berdiri dengan tenang, menunggu Alex mengajukan pertanyaannya.

Alex memikirkan pertanyaan yang tepat,

dan akhirnya dia bertanya, "dimana ini, aku tahu ini adalah sebuah gereja tapi ingin tahu aku dimana sekarang"

Hana tersenyum dan berkata, "Anda berada di Kuil Matahari, di kota Lumin".

Dia melanjutkan, "Kuil ini adalah tempat suci bagi umat Matahari, dan aku adalah pendeta yang melayani di sini".

Hana mengajaknya keluar dari gereja itu,

dan Alex mengikutinya dari belakang.

Sinar matahari pagi menyinari wajahnya, membuatnya agak menutup mata dengan tangannya.

Dia merasa hangat dan nyaman dengan sinar matahari itu, dan dia bisa merasakan energi yang positif dari alam.

Di bawah langit biru yang cerah, lapangan rumput yang luas terlihat dengan indah, dengan bunga bunga yang berwarna warni dan harum.

Tidak ada asap polusi yang mengganggu pemandangan, hanya udara yang segar dan bersih yang terasa.

Alex bisa melihat gunung gunung yang menjulang tinggi di kejauhan, dengan puncak yang diselimuti awan putih.

Dia juga bisa melihat sungai yang mengalir dengan tenang, dengan air yang jernih dan segar.

Pemandangan itu sangat indah dan damai, membuat Alex merasa nyaman dan tenang.

Alex berdiri, mendengar suara gerimis angin yang lembut, dan seakan pikirannya terhanyut oleh suasana di sini.

Dia merasa sangat damai dan tenang, seperti semua masalahnya telah hilang.

Hana menatap Alex, dengan mata yang lembut dan peduli. Dia bertanya dengan suara yang halus,

"Tuan Alex, apa rencana mu untuk selanjutnya?

Apakah kamu memiliki tujuan tertentu"

Alex menjawab dengan senyum,

"Aku ingin berjalan-jalan dan melihat lingkungan sekitar, aku ingin merasakan dan menikmati keindahan dunia ini".

Hana tersenyum dan berkata, "Baiklah "

Game Virtual Eternity ini sangat menakjubkan,

semua aspeknya sangat detail dan nyata,

pemandangan yang indah, indra manusia yang sangat nyata, untuk mencium, penglihatan, merasa dan sentuhan, semua sangat mirip dengan dunia nyata.

Hana menambahkan, "Kalau kamu ingin berjalan-jalan, cobalah ke kota, karena aku masih ada urusan dan tidak bisa menemanimu,

tapi jangan khawatir, kamu bisa menemukan banyak hal menarik di kota".

Dia melanjutkan, "Kota Lumin adalah kota yang sangat indah, dengan bangunan bangunan yang megah dan arsitektur yang unik, kamu bisa menemukan banyak toko, restoran, dan tempat tempat menarik lainnya di sana".

Alex mengangguk dan berterima kasih kepada Hana, lalu dia pergi menyusuri jalan dan pergi ke arah kota.

Setiap langkah membuatnya merasa seperti sedang berada di dunia lain, dengan pemandangan yang sangat indah dan detail.

Dia bisa merasakan tekstur jalan di bawah kaki,

dan melihat bangunan-bangunan yang megah di sekitarnya.

Udara yang segar dan bersih membuatnya merasa nyaman, dan suara-suara burung yang berkicau membuatnya merasa damai.

Dia melanjutkan berjalan, dan menemukan sebuah alun alun besar di tengah kota.

Para NPC di sekitarnya juga seperti orang sungguhan, ada yang terburu buru berlalu lalang,

ada yang berjualan dengan suara yang keras, ada yang menawar dengan nada yang tinggi.

Semuanya sangat sibuk dan ramai, seperti pasar yang sedang berlangsung.

Alex bisa melihat seorang pria yang sedang berjualan buah, dengan suara yang keras dan nada yang tinggi.

Dia juga bisa melihat seorang wanita yang sedang menawar harga, dengan nada yang tinggi dan suara yang keras.

Para NPC lainnya juga sangat sibuk, ada yang sedang berbicara dengan temannya, ada yang sedang bermain dengan anaknya.

Alex merasa sangat kagum dengan detail dan realisme dari permainan ini.

Tiba tiba seorang pria kecil dengan janggut yang memenuhi wajahnya terjatuh, dan suara besi terdengar ketika alat-alatnya berceceran di mana mana di depan mata Alex.

Dia membantu mengambil semuanya, dan melihat bahwa pria itu membawa banyak alat,

seperti palu, gergaji, dan bor.

Pria itu terlihat sangat panik dan khawatir,

karena alat alatnya sangat penting bagi pekerjaannya.

Alex membantu mengambil alat alat itu,

dan memberikannya kepada pria itu.

Pria itu sangat berterima kasih, dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang pandai besi.

Dia menjelaskan bahwa dia sedang dalam perjalanan untuk menyelesaikan sebuah proyek,

dan terburu buru.

Alex berpikir apakah ini sebuah misi,

dan dia bertanya kepada pria itu, "Apakah kamu butuh bantuan? Aku bisa mengangkat beberapa alat".

Pria itu melihat penampilan Alex dengan baju dari bahan jerami, dan dia merasa kasihan.

Dia menjawab, "Aku bisa melakukannya sendiri,

tapi mungkin aku butuh beberapa bahan, aku membutuhkan beberapa bijih besi, untuk menyelesaikan proyek ini, dan aku tidak memiliki waktu untuk mencarinya".

Dia mengambil sebuah pickaxe yang tergeletak di tanah, dan memberikannya kepada Alex.

"Ambil pickaxe ini, mungkin kamu membutuhkannya, dan lokasi pertambangannya ada di sebuah gunung, yang terletak di sebelah timur kota ini, kamu tidak akan kesulitan menemukannya".

Alex menerima pickaxe itu,

dan merasa bahwa ini memang sebuah misi.

Dia bertanya kepada pria itu, "Berapa banyak bijih besi yang kamu butuhkan?"

Pria itu menjawab dengan senyum,

"Aku tidak membutuhkan terlalu banyak, sekitar 30 bijih besi sudah cukup, kalau kamu membawanya lebih itu akan lebih baik, aku bisa menggunakan kelebihannya untuk membuat sesuatu yang lain".

Dia melanjutkan, "Aku akan sangat berterima kasih jika kamu bisa membantu aku, dan aku akan memberimu sesuatu sebagai imbalan"

Alex mengangguk dan menjawab dengan semangat, "Aku akan segera menyelesaikannya dengan cepat, jangan khawatir!".

Dia langsung pergi menuju gunung, dengan pickaxe di tangan dan semangat yang tinggi.

Pria itu melihat punggung Alex yang menjauh,

dan bergumam, " Dia tidak tahu seberapa susah mencari sebuah bijih besi, mungkin dia akan kembali dengan tangan hampa". Pria itu sambil menggelengkan kepalanya.