Chapter 81 – Sumur Akar Langit

Chapter 81 – Sumur Akar Langit

Negara Zhongluan terbentang luas bagai dunia tersembunyi yang mengendap dalam selimut kabut spiritual. Meskipun tidak seluruh wilayah tertutupi kabut, banyak lembah-lembah dalam dan danau-danau biru yang memancarkan aura spiritual yang amat murni, khususnya energi unsur air yang terasa lembut namun padat. Di balik keelokan pemandangan, tersembunyi bahaya yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang telah menapaki jalan kultivasi. Dunia ini tak mengenal belas kasihan bagi yang lengah, dan Zienxi paham betul hal itu.

Ia melayang perlahan menembus batas Negara Zhongluan dengan napas tertahan dan pandangan awas. Kabut tipis menyentuh wajahnya seperti tangan arwah lembut yang memperingatkan: “berhati-hatilah.” Dengan tatapan tajam ia menyapu cakrawala, mencari tempat yang bisa menjadi perhentian sementara.

“Negara ini sangat luas…” gumamnya pelan, matanya menyipit menatap lekuk pegunungan yang berlapis di kejauhan. “Aku akan mencari tempat berlindung untuk sementara.”

Ia memutar arah, mengikuti arus angin spiritual yang lemah namun stabil. Setelah beberapa waktu menelusuri jalur udara yang sepi, matanya menangkap pemandangan yang mencolok, sebuah gunung berbalut kabut lembut dengan gua kecil menganga di kaki bukitnya. Tanpa pikir panjang, ia melesat turun, mendarat di antara pohon-pohon kurus yang menggugurkan dedaunan keperakan. Batu-batu tajam menonjol seperti gigi makhluk purba, namun justru memberi kesan tempat itu jarang dijamah orang.

Zienxi melangkah masuk ke gua, mengecek ruangan dalam dengan siaga. Setelah memastikan tak ada tanda-tanda makhluk buas, ia duduk bersila di dekat dinding batu dan menghela napas panjang. Aether Wisp Fox meringkuk tenang di sisi kirinya, sementara Breeze Moth hinggap di bahunya, sayapnya bergetar lembut mengusir debu.

“Apa langkah selanjutnya?” bisik Zienxi, lebih pada dirinya sendiri. Pikiran-pikiran berseliweran di kepalanya masa lalu, tujuan masa depan, dan kekuatan yang belum dimengerti sepenuhnya dalam dirinya. Dunia begitu luas, dan ia… masih dalam proses menemukan jati dirinya.

Namun, di kejauhan, jauh dari gua tempatnya bersembunyi, pusaran konflik mulai berputar.

Di jantung Negara Zhongluan, tepat di bawah permukaan tenang Danau Langit Bening, telah ditemukan Sumur Akar Langit, sebuah sumber energi spiritual tingkat tinggi yang legendaris, dikatakan hanya muncul sekali setiap seribu tahun. Air dan cahaya spiritual dari sumur itu sanggup mempercepat kultivasi ratusan kali lipat dan membuka peluang terobosan ranah tinggi yang selama ini dianggap mustahil.

Kabar ini menyebar secepat kilat, menggemparkan sekte-sekte besar seperti Sekte Kabut Awan, Sekte Tiga Air Surgawi, dan Sekte Aliran Kabut Bumi. Masing-masing mengklaim memiliki hak atas sumur tersebut, entah karena alasan sejarah, pengaruh politik, atau kekuatan mutlak.

“Jika Sumur Akar Langit benar-benar muncul... kami tidak bisa membiarkannya jatuh ke tangan siapapun begitu saja,” ujar seorang tetua dari Sekte Kabut Awan dengan mata menyala.

Dan perlahan, dunia yang tenang mulai meretak. Pembentukan aliansi, pengiriman mata-mata, dan persiapan kekuatan elit mulai bergerak di balik layar. Bayangan perang besar menggantung di atas Negara Zhongluan, seperti badai yang mendekat dari balik kabut.

Namun Zienxi… belum tahu bahwa langkah-langkah yang akan ia ambil dalam beberapa hari ke depan akan menyeretnya ke dalam arus besar ini, arus yang mungkin akan menentukan arah takdirnya.

Zienxi melangkah perlahan menyusuri jalur setapak yang ditumbuhi semak berduri dan pohon-pohon tinggi menjulang. Setiap langkahnya dipenuhi kehati-hatian, telinga dan mata tajam mengamati setiap perubahan gerak dedaunan dan getaran tanah. Ia tidak hanya mencari binatang buas untuk mengambil intinya, ia juga mencari jawaban, atau setidaknya petunjuk tentang sumber dari energi yang kini terus mengusik perasaannya.

Langkahnya terus membawanya ke dalam hutan yang semakin pekat, di mana cahaya matahari hanya menjadi bercak samar di antara sela-sela daun. Tapi Zienxi tahu, bahkan jika mata tidak bisa melihat, hatinya tidak akan bisa dibohongi. Bahaya… semakin dekat.

Dan saat angin mendadak berhenti berhembus, dan suara alam membeku dalam keheningan, Zienxi menyadari: sesuatu… atau seseorang… sedang memperhatikannya.

Di dalam gua tempat Zienxi berdiam, hawa dingin menyusup perlahan dari dinding batu, namun bukan itu yang membuat tubuhnya sedikit menegang. Sebuah perasaan aneh menggelitik naluri bertarungnya, seolah sesuatu yang tidak terlihat sedang mengamatinya dari kejauhan. Di balik keheningan, sekelebat rasa terancam menghantam hatinya, dan di sela hembusan angin lembut, ia bisa merasakan denyut samar dari energi spiritual yang sangat kuat, tidak biasa, namun cukup tajam untuk membuatnya siaga.

“Baru saja masuk ke Negara Zhongluan, kenapa aku merasakan akan ada bahaya yang datang, dan energi ini sedikit lebih kuat... Dari mana asalnya?” gumam Zienxi pelan, pandangannya menerobos keluar dari celah gua menuju langit yang tampak kelam meski belum malam.

Dari tanda kabut di punggung tangannya, Aether Wisp Fox mengirimkan getaran lembut, seperti sinyal kewaspadaan. Itu bukan peringatan langsung, melainkan sebuah bisikan naluriah dari entitas purba yang bersemayam dalam dirinya. Zienxi merasakan sinyal itu dengan sangat jelas dan membalasnya dengan gumaman tenang, “aku mengerti.”

Tanpa ragu, ia pun melangkah keluar gua, tubuhnya terangkat ringan oleh kekuatan spiritual angin yang masih samar namun mulai membentuk kehendak. Tujuannya satu, mencari binatang buas spiritual dan memahami medan kekuatan Negara Zhongluan yang belum dikenalnya sepenuhnya.

Negara Zhongluan memang terkenal sebagai wilayah liar penuh misteri. Banyak binatang buas spiritual berkeliaran di sana, makhluk-makhluk yang tingkatannya bisa menyaingi bahkan melampaui kultivator tahap Meridian Awakening hingga Heavenforged Path. Mereka bukan hanya kuat secara fisik, tapi beberapa mampu merapal mantra atau teknik bawaan darah mereka sendiri.

Zienxi terbang melintasi hutan dan dataran kasar, hingga matanya menangkap pemandangan sebuah lembah kecil yang dikelilingi tebing tinggi dan pepohonan berbentuk aneh. Saat dia memasuki area itu, sebuah tekanan tiba-tiba menyelimuti dirinya, dingin, tajam, dan seperti menembus pori-pori kulitnya. Ada sesuatu di sana. Sesuatu yang mengawasinya.

Tanpa peringatan, seekor makhluk muncul dari bayang-bayang pepohonan. Warnanya hitam pekat dengan tubuh besar dan aura kelam yang berdenyut mengitari tubuhnya. Tatapannya tajam dan kosong, namun mengandung naluri pembunuh yang murni. Makhluk itu melompat dan menyerang tanpa ragu. Zienxi mengernyit dan memutar tubuhnya, menghindari cakar tajam yang nyaris mengoyak bahunya.

Makhluk itu mengaum marah dan melanjutkan serangannya, serangan demi serangan terus diluncurkan, dan Zienxi mulai merasakan tekanan nyata dari kekuatan makhluk ini. Jika dibandingkan dengan tingkat kultivasi, ini adalah makhluk setara Meridian Awakening tahap menengah, cukup kuat untuk menjadi lawan serius, terlebih dengan keadaan kekuatannya yang masih belum stabil. Namun, Aether Wisp Fox yang tersembunyi di punggung tangannya memberinya dorongan energi dan keberanian.

Dia menjejak tanah, lalu melompat ke udara sambil mengangkat tangannya ke depan. Mantra angin dipanggilnya, membentuk spiral udara tajam yang berputar dengan kekuatan menghancurkan. Spiral itu meledak ke arah binatang buas, menghantam tubuhnya hingga terlempar beberapa kaki ke belakang.

Zienxi tak berhenti di sana. Dengan gerakan cepat, ia menggunakan mantra Pedang 11 Ilusi. Cahaya dingin terpancar dari bilah pedang saat dia mengayunkannya dalam pola rahasia. Pada saat yang sama, ia menggunakan mantra Heaven Piercing Ray, mantra berbasis cahaya yang terfokus seperti tombak surgawi, menembus udara dalam garis lurus.

Cahaya dan pedang menghantam binatang itu secara bersamaan. Raungan kesakitan menggema ketika mantra cahaya membakar sisi tubuhnya dan pedang menusuk dalam ke bagian perut. Binatang itu ambruk, menggelepar sebentar sebelum akhirnya mati.

Zienxi melangkah mendekat dengan napas sedikit terengah. Ia berlutut di samping bangkai makhluk itu dan membuka bagian kepala belakangnya dengan presisi. Dari dalamnya, ia mengangkat inti roh yang memancarkan cahaya redup keunguan, sebuah kristal padat energi yang bisa menjadi bahan pelatihan atau bahan untuk senjata tingkat tinggi.

Setelah menyimpannya dengan hati-hati, Zienxi melanjutkan penelusurannya menyusuri lembah, kali ini lebih waspada. Langkahnya ringan namun mantap, mata dan telinganya siaga. Ia tahu di tempat seperti ini, bahaya bisa datang kapan saja.

Tiba-tiba, raungan keras mengguncang udara, diikuti oleh ledakan cahaya dari arah barat lembah. Gema mantra spiritual terdengar jelas di telinganya, membangkitkan kewaspadaan.

“Ada sesuatu…” bisiknya, lalu tubuhnya langsung terangkat terbang menuju sumber suara.

Hanya dalam beberapa detik, ia sudah hampir mendekati area tersebut. Di kejauhan, matanya menangkap pemandangan yang mengejutkan, dua binatang buas sedang bertarung hebat. Satu menyerupai burung raksasa dengan sayap berbulu api yang membara, dan yang satu lagi adalah ular besar dengan sisik mengkilap seperti batu giok dan mata yang bersinar ungu.

Keduanya bertarung sengit, mencakar, menggigit, dan melempar mantra alam satu sama lain. Asap dan percikan energi membumbung dari medan pertarungan mereka. Zienxi menahan napas, terpaku sesaat menyaksikan kekuatan destruktif yang dilepaskan oleh dua binatang itu. Ia belum tahu pasti tingkat kekuatan mereka, namun satu hal jelas, mereka jauh lebih kuat dari makhluk yang baru saja ia lawan.