Cabang Restoran Kecil Fang Fang ... Dibuka

Glek. Glek.

Bibir merah Mu Cheng membuka. Bibirnya menjadi panas saat menyentuh pinggiran mangkuk porselen dengan sup panas beruap di dalamnya.

Perasaan panas ini membuat lubang hidung Mu Cheng berkobar.

Ketika Sup Buddha Melompati Tembok berwarna cokelat kemerahan memasuki mulut, sup itu perlahan mengalir menuruni tenggorokannya.

Keharuman pekat langsung berkembang di dalam mulutnya. Sup itu, yang merepresentasikan bahan masakan pada puncaknya, membuat Mu Cheng membeku. Pandangan tidak percaya muncul di dalam matanya.

Sup ini berbeda dengan sup dagingnya yang telah disiapkan dengan saksama. Rasa setiap bahan masakan dalam Sup Buddha Melompati Tembok jelas. Walaupun terdapat satu lusin bahan masakan, Mu Cheng dapat merasakan dan membedakan setiap bahan masakan.