Ternyata dua Minggu kebersamaan Echa dan Erick yang selalu bersama. membuat rasa nyaman itu semakin kuat, dan dalam.
Erick sudah mencintai Echa dari awal pertemuan mereka di kampus. sejak itu Erick sudah memendam rasa kepadanya.
.
Setelah mereka ada operasi bareng Erick mengajak Echa pergi ke sebuah Taman dipinggir kota, pemandangan taman sangat indah.
Ditaman itu juga bisa melihat matahari terbenam. Sampainya di taman.
"Indah sekali bang" Ucap Echa dengan kagumnya.
"Kamu suka melihat matahari terbenam?? "
"suka sekali bang, karna ketika matahari terbenam sang bulan akan terbit. keindahan senja itu tak bisa di lukisan dengan kata kata bang indah sekali." jawab Echa.
Erick memegang tangan Echa, dia tersenyum manis.
"Abang mau bilang sesuatu sama kamu bisa??"
"Mau bilang apa bang" Echa menatap mata Erick.
"Abang sayang sama kamu, mau kamu jadi seseorang pemilik hati ini?"
seketika Echa melepaskan genggaman tangan Erick. Dia terkejut laki laki yang sudah dianggapnya Saudara ini menginginkan hal lebih.
"Abang udah punya perasaan ini saat pertama kali kita ketemu di kampus Cha, Abang nyaman sama kamu" ucap Erick.
"Maksud Abang gimana??" tanya Echa syok dengan pengakuan cinta Erick.
Erick beranjak dari tempat duduknya, dan berdiri lalu berlutut di hadapan Echa.
"Echa mau kah engkau menjadi Calon Ibu untuk anak anak ku. Menjadi pendamping ku selama sisa hidup ini."
Echa terdi dia tak sangkah, laki laki yang dianggapnya Saudara melamarnya.
"Aku menyayangimu bang tapi maaf bang rasa sayang ini hanya sebagai seorang adik ke abangnya, Ini terlalu cepat bang aku takut rasa ini hanya kagum semata. Maaf bang aku tak bisa menerima ini." Echa menjawab dengan terbata bata dia bingung harus bersikap seperti apa.
"Aku ngerti, ya aku di tolak ternyata" Erick tertawa padahal hatinya sakit.
Echa hanya diam.
"Tapi kita tetep jadi teman kan?? sekarang aku terima penolakan kamu. tapi jika kau sudah mencintaiku jangan tolak aku lagi ya" ledek Erick