Edward melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dari mimpinya, sebuah dunia yang mempunyai keindahan melebihi yang lainnya yang akan membuat siapapun takjub. Itu adalah sebuah dunia yang sudah berulang kali Edward kunjungi, sebuah dunia misterius yang selalu membuat Edward penasaran setiap dia berkunjung.
"Geh! Mimpi ini lagi!"
Tetapi kali ini Edward tidak berada di sebuah taman seperti yang sebelum-sebelumnya, kali ini dia berada di sebuah padang rumput yang luas dengan pemandangan senja yang indah. Edward merasa aneh karena dia berada di sebuah padang rumput yang kosong di waktu senja, walaupun itu terdengar indah, tetapi itu tetap terlihat aneh bagi Edward.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?"
Edward berjalan-jalan dan berusaha mencari sesuatu di dalam padang rumput itu. Di balik cahaya matahari senja yang menyilaukan itu, Edward melihat seseorang yang sedang berdiri mengamati indahnya matahari terbenam. Tidak terlalu jelas wujudnya, tetapi dia terlihat seperti seorang gadis remaja.
Edward pun berjalan menuju gadis yang sedang melihat matahari senja itu, dia terlihat tidak menyadari keberadaan Edward yang sedang menuju ke arahnya. Edward semakin mendekat dan mendekat, dia pun mulai melihat gadis remaja itu mempunyai rambut bob berwarna putih seputih salju sama seperti White dan Lily.
"Hey kamu!"
Gadis itu sama sekali tidak mendengar Edward yang memanggilnya, dia tetap diam dan memandangi pemandangan matahari tenggelam yang indah. Gadis itu tiba-tiba menoleh dan membuat Edward terkejut.
"Tuanku..."
Edward sangat terkejut melihat gadis itu tiba-tiba menoleh kearahnya. Edward tidak bisa melihat wajahnya, tetapi dia bisa memastikan kalau gadis itu tengah bersedih.
Edward dengan mulai terbangun dari tidurnya, dia mulai membuka matanya dengan perlahan dan mendapati seperti ada seseorang yang berada di dekatnya. Orang itu terlihat sedang pergi dengan sangat berhati-hati agar tidak membangunkan Edward. Orang itu membawa sebuah tas milik Edward yang berisi semua uangnya yang ia miliki saat ini.
"Tunggu! Apa yang kau lakukan?"
Pencuri itu terkejut dengan Edward yang sudah tiba-tiba berada tepat di belakangnya dengan wajah yang menyeramkan. Dengan perlahan, dia menoleh ke belakang dan dia pun ketakutan setengah mati saat melihat Edward.
"Eek!"
Pencuri itu adalah seorang gadis berambut kuning emas dengan matanya yang besar dan irisnya yang berwarna oranye. Gadis itu mempunyai telinga dan ekor yang seperti rubah, tetapi dia berwarna emas.
Gadis itu langsung berlari dengan sekuat tenaga mencoba kabur dari Edward, tetapi Edward dengan cepat sudah berada di depannya.
"Maafkan aku teman-teman!"
Gadis itu melempar tas Edward berharap agar Edward membiarkannya lolos, tetapi Edward tidak menggubris tasnya yang dilempar itu. Dia tetap berdiri di depan gadis itu dan membuat gadis itu ketakutan.
"(sigh) Kau ya...mencuri itu tidak boleh kan?"
Gadis yang ketakutan itu pun berjongkok sambil mencengkram kepalanya dengan erat dan menutup matanya. Dia berharap kalau Edward akan berbelas kasihan kepadanya dan membiarkannya untuk kabur.
"Tolong...tolong jangan apa-apakan aku!"
Edward sama sekali tidak mempunyai niat untuk melakukan hal itu. Dia hanya ingin meminta penjelasan gadis itu karena mungkin Edward bisa membantunya dengan itu.
"Jadi, apa kau punya alasan khusus?"
Gadis itu sudah tahu kalau apa yang dia lakukan itu adalah salah, tetapi dia mempunyai alasan tersendiri kenapa dia sampai mau melakukan itu. Dia sudah tidak mempunyai cara lain lagi untuk bertahan hidup selain dengan ini.
"Ed-chan, ada apa-"
Chamuel dan yang lainnya pun akhirnya tiba dan mereka melihat Edward dan seorang gadis. Itu memuat Chamuel merasa tidak senang karena dia mungkin akan menjadi rival barunya.
"Ed-chan...siapa itu?"
"Ah...gadis ini mencoba mencuri uangku."
"Apa?! Tidak bisa dimaafkan!"
Chamuel pun memasang wajah seramnya yang membuat gadis itu semakin ketakutan. Chamuel semakin mendekat secara perlahan sehingga membuat gadis itu semakin ketakutan.
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus mencincangnya...? atau kita harus menyiksa dia dulu...?"
Gadis itu semakin ketakutan ketika melihat Chamuel dengan muka kesalnya yang menatapnya terus menerus sambil terus mendekat ke arahnya sampai-sampai air matanya mau keluar karena saking takutnya dia kepada Chamuel.
Edward menjadi kasihan melihat gadis itu semakin memasang wajah ketakutannya setiap Chamuel semakin mendekat. Sejak dari awal, Edward tidak berpikir kalau gadis itu adalah orang yang jahat, sebaliknya dia merasa kalau gadis itu seperti terpaksa melakukannya.
"Hentikan itu, Chamuel! Kau membuatnya takut!"
"Tch, Chamuel kan cuma ingin bersenang-senang!"
Edward mendekati gadis yang ketakutan itu dengan wajahnya yang ramah agar dia tidak ketakutan. Edward ingin membantunya jika gadis itu memang benar-benar dalam masalah.
"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu. Jadi gadis kecil, apa kau punya masalah sekarang."
Gadis itu terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan Edward apalagi dia adalah orang asing baginya. Selama ini hanya beberapa orang sajalah yang bisa bersikap baik dengan gadis itu, dia sangat barang menemui orang yang baik dan peduli kepadanya.
"Itu..."
Tiba-tiba perut gadis itu berbunyi dengan keras yang membuat Edward terkejut. Dia pun segera menyadari kalau gadis itu sedang kelaparan dan mungkin itu adalah alasan sebenarnya kenapa dia berusaha untuk mencuri uangnya.
"Ah...begitu ya! Chamuel, Lily, White, kita akan berangkat ke kota sekarang!"
Mereka bertiga sudah hafal dengan sifat Edward yang selalu baik kepada semua orang. Mereka pun hanya tersenyum dan memaklumi sifat Edward yang seperti itu.
"Memang seperti Ed yang biasanya."
Gadis pencuri itu terlihat khawatir dengan apa yang akan terjadi dengannya ketika Edward dan yang lainnya membawanya ke kota. Dia sangat takut kalau mereka akan melakukan hal yang jahat kepadanya.
"Ehm jadi gadis kecil, aku akan membelikanmu makanan. Jadi ikutlah dengan kami!"
Gadis itu sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Edward, dia terdiam dan wajahnya seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja Edward katakan terlebih karena Edward adalah seorang manusia.
"A-apa itu benar? Apa kau tidak ke kota untuk menjualku?"
"Hah? Apa yang kau katakan? Kenapa aku harus menjualmu? Seperti orang yang kurang kerjaan saja."
Tentu dia tidak begitu saja mempercayai Edward yang seorang manusia karena selama ini gadis itu mendengar kalau manusia suka untuk menangkap gadis seperti dirinya untuk dijual dengan harga yang sangat tinggi, apalagi melihat Edward terlihat mempunyai seorang perempuan yang mempunyai telinga kucing.
"Kalau kau bukan penjual budak lalu...kenapa kau mempunyai budak kucing disana."
"Eh budak?"
"Bukannya dia adalah budakmu?"
White tidak tersinggung dengan dirinya yang disebut sebagai budak oleh gadis itu, sebalikya dia malah merasa senang dengan itu. Dia memegang kedua pipinya dengan tersenyum dan menutup mata seolah-olah dia sedang merasakan kebahagiaan.
"Ya...aku adalah budak cinta tuan Ed!"
Lily dan Chamuel juga tidak mau ketinggalan dengan itu, mereka juga mau ikut-ikutan seperti White. Mereka memasang wajah malu-malu mereka dengan mata yang berkaca-kaca untuk mencoba meyakinkan gadis itu.
"Sebenarnya...kami juga."
"Ya~ kami juga."
Gadis itu pun merasa kalau firasatnya memang benar kalau Edward adalah seorang kolektor budak dan memang ingin menangkapnya untuk dijadikan budaknya juga.
"Sudah kuduga memang begitu!"
"(sigh) Kau ini...kau sudah salah paham. Mereka semua itu bukan budak! Mereka adalah teman-temanku, tidak kurang dan tidak lebih!"
"L-lalu...kenapa mereka memakai kalung seperti itu?"
Edward sangat terkejut karena mereka tiba-tiba memakai kalung dengan rantai besi seperti budak-budak pada biasanya, dan juga dia heran kenapa mereka bisa memiliki sesuatu seperti itu.
"Ed-chan...bukannya aku selalu melayanimu setiap malam?"
Lily pun memasang wajah malu-malunya dan menyentuh dagunya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ya~ Ed, sangat jantan saat malam hari!"
White pun tidak mau kalah, dia mendekati Edward dan berpose layaknya kucing sungguhan dengan mengepalkan tangannya agar mirip seperti kucing sungguhan.
"Nya~ tuanku, nanti malam kita mau apa?"
Edward mulai merasa kesal dengan apa yang Chamuel dan yang lainnya lakukan. Yang dia ingin lakukan hanyalah memantu gadis itu, tetapi mereka bertiga malah mempersulit dirinya dan membuat gadis itu menjadi takut dengan Edward.
"Kalian...cepat diamlah atau aku akan meninggalkan kalian semua disini!"
Mereka bertiga pun langsung diam seribu bahasa mendengar ancaman Edward itu. Mereka tidak ingin jika mereka ditinggalkan di padang rumput ini tanpa Edward disisi mereka.
"Maafkan kami, Ed."
Dengan tidak adanya Sharon dan Evelyn, mereka bertiga menjadi semakin agresif karena yang selalu menghalangi mereka sekarang sudah tidak ada. Itu membuat Edward merasa sangat lelah karena dia harus menghadapi mereka bertiga sendirian.
"(sigh) Tidak aku sangka akan selelah ini...Sharon, Evelyn, Lilith, aku harap mereka segera kembali!"
Itu tidaklah mudah menghadapi mereka bertiga, bahkan beberapa hari semenjak Sharon dan Evelyn tiada, Edward sudah merasa sangat kelelahan. Itu seperti pada saat dulu ketika dia berada di hutan kematian, saat itu memang ada Yamamoto yang selalu menyelamatkannya, tetapi sekarang dia harus sendirian bersama ketiga orang ini.
"Jadi mereka benar-benar bukan..."
Itu tidak mungkin bagi Edward untuk mempunyai budak karena dia sangat tidak menyukai itu, bahkan Edward pun merasa jengkel hanya dengan memikirkannya saja. Edward percaya jika setiap makhluk hidup mempunyai kebebasannya sendiri, oleh karena itu dia tidak suka dengan perbudakan apalagi dengan menculik orang-orang yang tidak bersalah.
"Tentu saja, mana mungkin aku mempunyai budak! Dengar ya, aku hanya ingin mentraktirmu makan karena kau kelihatan lapar."
Gadis itu masih meragukan Edward karena dia adalah seorang manusia yang selama ini gadis itu takuti apalagi dia bersama orang-orang aneh yang berada di belakang.
"Benarkah itu...? kau tidak akan menjualku atau menjadikanku budak?"
"(sigh) Dengar ya...untuk apa juga aku menjadikanmu budak disaat aku bisa melakukan semua hal yang aku perlu sendiri?"
Edward sama sekali tidak tertarik dengan hal yang seperti itu, dia sering melihat orang kaya yang mempunyai banyak budak, tetapi dia sangat jarang melihat ada budak yang bahagia bersama tuannya.
"Lagipula aku...tidak, tidak apa-apa. Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat!"
Mereka pun berjalan menuju ke kota Tennou, kota besar milik ras Beast yang tidak jauh dari sana. Kota beast adalah kota yang sangat menarik yang sering dikunjungi oleh para petualang manusia karena kota itu terkenal akan hiburannya yang menyenangkan. Para petualang manusia selalu berkunjung ke kota itu untuk bersenang-senang setelah menyelesaikan misi atau hanya untuk liburan saja. Kota itu sangatlah ramai dan bahkan jalanannya saja penuh dengan banyak orang yang berlalu-lalang membuat kota itu terlihat sangat hidup.
Di dunia ini ada dua buah hewan, hewan biasa yang tidak mempunyai akal, dan manusia hewan yang mempunyai akal pikiran seperti makhluk berakal lainnya. Dan salah satu dari manusia hewan itu lah yang disebut dengan ras beast yang mempunyai kemampuan yang sama dan bahkan lebih dari hewan yang aslinya. Bagaimana mereka bisa menjadi seperi itu sampai sekarang masih menjadi misteri dan tidak ada yang tahu bahkan mereka sendiri.
Dengan sekejap, kelompok Edward menjadi pusat perhatian dari orang-orang, atau lebih tepatnya yaitu White yang mempunyai wujud seperti ras beast meskipun dirinya sama sekali bukan ras beast. Bahkan sampai sekarang Edward pun masih belum tahu dari ras apa White itu, dia bukanlah ras Spirit karena dia tidak mempunyai sayap seperti roh yang lain.
Orang-orang terus menatap White dengan tatapan takjub, tetapi mereka juga bingung kenapa White bisa bersama dengan Edward yang seorang manusia.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang mendekati Edward yang sedang mencari tempat untuk makan itu. Laki-laki itu adalah seorang manusia, dia mempunyai kumis tebal dan juga badanya sedikit gemuk.
"Tuan, apa kau mau menjual budakmu itu? Aku akan membayar sangat mahal untuk itu."
Edward pun merasa sangat kesal karena dirinya dianggap seperti itu oleh orang-orang. Memang di dunia ini, perbudakan tidaklah dilarang. Bahkan di dunia ini sudah seperti hal yang sangat lumrah terjadi sampai-sampai ada orang yang mempunyai budak dari rasnya sendiri. Mereka yang kaya akan mempunyai banyak budak, bahkan Edward pernah mendengar ada seorang bangsawan yang mempunyai budak dari berbagai macam ras.
"HAH?!"
Edward melihat di samping laki-laki itu terdapat enam orang budak perempuan, dia juga memiliki pengawal yang berbadan sangat besar dengan wajah mereka yang menyeramkan.
"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?!"
Laki-laki itu memberikan tanda untuk para pengawalnya agar mendekat ke arahnya untuk membuat Edward takut dan menyerahkan White.
"Kalau kau tidak mau, aku akan mengambilnya dengan paksa."
Laki-laki itu tersenyum licik kepada Edward seolah-olah dirinya sudah merasa menang tanpa mengetahui kalau yang semua yang ada di depannya adalah monster. Mungkin dari luar, Edward dan yang lainnya tidak terlihat seperti orang yang kuat, tetapi mereka adalah monster yang bisa untuk mengalahkan laki-laki itu beserta dengan pengawalnya hanya dalam hitungan detik.
"Apa sekarang kau sudah berubah pikiran?"
Gadis rubah yang berada di belakang Edward pun mulai ketakutan karena dia sangat tahu siapa yang sekarang berada di depan Edward sekarang. Dengan perlahan, dia mundur dan bersembunyi di belakang mereka semua.
Orang-orang yang berada di sana pun merasa kalau akan ada keributan antara Edward dan laki-laki itu, mereka merasa kasihan kepada Edward karena yang dihadapinya adalah seorang laki-laki yang dikenal karena kelicikan dan juga kekayannya sehingga dia bisa menyewa pengawal yang merupakan juara dua dan tiga dari arena yang berisi orang-orang kuat yang bertanding.
"Mana mungkin aku mau dasar bodoh!"
Tentu itu percuma untuk menakut-nakuti Edward karena bagi Edward yang selalu mengadapi musuh dengan kekuatan yang luar biasa, para pengawal itu tidak lebih dari serangga kecil. Kekuatan mereka bahkan tidak ada sejengkalnya dari Avvanyyon dan Garuda.
Laki-laki itu terlihat kesal dengan Edward yang sama sekali tidak gentar dengan intimidasinya, bahkan Edward hanya santai tanpa menunjukkan rasa takut sama sekali di wajahnya.
"Tch! Hajar dia!"
Para pengawal itu pun langsung berjalan menuju Edward dengan badan mereka yang besar dan kuat. Mereka langsung menyerang Edward dengan kapak besar yang mereka bawa, tetapi Edward dengan mudah bisa menghindari serangan yang sangat lamban baginya itu.
Lily, Chamuel, dan White pun juga bersiap-siap untuk menyerang juga, bahkan White sudah mengeluarkan hawa dingin dari tubuhnya dan besiap untuk membekukan mereka semua menjadi patung es.
"Lily, Chamuel, White, jangan ikut campur!"
"Tapi-"
"Kalian pikir mereka bisa melukaiku?"
Mereka bertiga tahu kalau pengawal dari laki-laki itu tidak bisa melukai Edward, tetapi mereka tetap tidak terima dengan perbuatan laki-laki itu karena berusaha mencelakai Edward.
Edward pun terus menghindari serangan demi serangan dari kedua pengawal laki-laki itu dengan sangat mudah. Mereka mungkin kuat jika musuhnya adalah orang biasa, tetapi tidak bagi Edward yang kekuatannya sekarang sudah sepeti monster bagi mereka semua.
Sementara Edward terus menghindar, laki-laki itu pun tiba-tibba berlari ke arah White dan memegang tangannya dengan kuat, dia pun mengeluarkan sebuah item sihir yang akan membuat orang yang terkena menjadi tunduk dan patuh tanpa bisa menentangnya.
"Sekarang kau akan menjadi milikku!"
White sama sekali tidak terpengaruh dengan item sihir yang dimiliki oleh orang itu, tetapi dia merasa sangat kesal dan marah karena laki-laki itu berani menyentuhnya dengan tangan kotornya itu.
Laki-laki itu terheran-heran melihat White yang sama sekali tidak terpengaruh oleh item sihir miliknya yang sangat mahal itu. Dia terus-menerus menggunakannya, tetapi White sama sekali tidak terpengaruh oleh itu.
Tanpa ia sadari, tangannya itu sudah membeku menjadi es karena telah menyentuh White. Laki-laki itu sangat terkejut dengan itu, dia tidak pernah melihat orang yang bisa membekukan sesuatu dengan sekejap seperti itu.
"I-ini mustahil! S-siapa kau?!"
Es itu mulai merambat dan membuat laki-laki itu panik, dia pun segera melepaskan tangannya dan menjauh dari White dan yang lainnya.
"Hoi!"
Laki-laki itu pun menoleh ke arah Edward yang memanggilnya, dia pun sangat terkejut karena Edward berhasil membuat kedua pengawalnya babak belur tanpa mengeluarkan keringat sedikitpun. Dia mulai tidak mengerti dengan apa yang terjadi sebenarnya, dia tidak pernah melihat orang yang sekuat ini berkeliaran bebas seperti ini. Dia bahkan mengira-ngira kalau kekuatan Edward itu setara dengan petualang terkuat yang bisa mengalahkan ratusan iblis dengan mudah.
"Sekarang apa yang harus kulakukan padamu ya...? Apa aku harus membekukanmu? Atau aku harus-"
Tanpa ragu-ragu, laki-laki itu langsung bersujud meminta ampun kepada Edward. Dia berharap agar dirinya dimaafkan atas segala yang telah dia perbuat kepadanya.
"Tolong maafkan aku! Jangan bunuh aku! Aku mohon dengan sangat!"
Edward melihat ke arah para budak yang dimiliki oleh laki-laki itu dan merasa sangat kasihan kepada mereka. Mereka terlihat sangat tersiksa dengan itu, wajah mereka yang pucat, baju yang tidak layak, tubuh yang kotor. Itu membuat Edward tidak kuat dengan hanya melihatnya saja.
"Baiklah kalau begitu...aku akan membiarkanmu pergi, tetapi...kau harus membebaskan mereka semua!"
Laki-laki itu sangat keberatan karena untuk membeli budak dibutuhkan uang yang banyak, dia sudah membeli mereka dengan susah payah, oleh karena itu dia tidak bisa membebaskan mereka dengan begitu saja.
"Tetapi-"
"Jangan khawatir, aku akan membeli mereka semua, Chamuel!"
"Roger!"
Chamuel langsung mengerti dengan maksud Edward, dia melemparkan sebuah kantong yang berisi kepingan emas murni yang lebih dari cukup untuk membeli mereka semua.
Laki-laki itu nampak terkejut karena melihat Edward yang mempunyai emas sebanyak itu, dia pun mulai salah sangka dan menganggap kalau Edward adalah seorang bangsawan besar karena dia mempunyai kekayaan seperti itu.
Edward mengeluarkan enam keping emas dari kantong itu dan menyerahkannya kepada laki-laki itu.
"Seharusnya ini sudah lebih dari cukup! Sekarang kau tidak keberatan kan?"
"Tentu saja! Terima kasih banyak tuan karena telah memberikanku uang sebanyak ini!"
"Kalau kau sudah puas, sekarang cepat angkat kakimu dari hadapanku!"
Laki-laki itu pun segera berlari dari Edward dengan membawa serta kedua pengawalnya yang elah dihajar oleh Edward.
"Ed-chan, sekarang apa yang harus kita lakukan dengan mereka?"
Edward pun mendekati para budak yang telah ia beli dari laki-laki itu. Para budak itu pun hanya bisa pasrah dengan nasib yang akan menimpa mereka kali ini. Dengan bergantinya tuan mereka, tentu nasib yang akan mereka terima juga berubah, ittu bisa menjadi nasib baik, atau juga bisa menjadi nasib buruk.
"Perintahkanlah kami sesukamu, tuan!"
Edward sama sekali tidak tertarik untuk mempunyai budak atau apapun itu karena sejak kecil dia sudah hidup dengan kemandiriannya. Karena itu lah dia berniat untuk membebaskan mereka dan membuat mereka bisa hidup dengan layak.
"Ehm! Jadi gini...ini adalah perintah pertamaku, kalian harus hidup bebas sesuai kemauan kalian!"
Keenam wanita itu merasa sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar, dia tidak percaya ada orang yang baru saja membeli mereka dengan harga tinggi, sekarang orang itu malah membebaskan mereka tanpa mendapatkan imbalan apapun.
"Dan untuk itu aku akan memberikan ini untuk kalian, aku harap kalian bisa hidup dengan layak setelah ini."
Edward menyerahkan kantong yang berisi kepingan emasnya itu kepada para wanita mantan budaknya. Di wajahnya tidak ada keraguan, atau apapun, yang ada hanyalah senyuman ceria dari seorang pria yang seperti cahaya yang sangat menyilaukan bagi mereka.
"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang!"
Para mantan budak itu sama sekali tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran Edward. Seberapa keras mereka mencoba, mereka sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya tujuan Edward melakukan semua ini demi mereka yang bahkan tidak saling mengenal.
"Tunggu tuan! Kenapa tuan sampai melakukan semua ini?"
"Kenapa? Aku hanya ingin menolong orang saja, aku sama sekali tidak mempunyai maksud tersembunyi!"
Para mantan budak itu pun merasakan kekaguman yang amat sangat kepada Edward yang tidak ada keraguan sedikitpun membebaskan, dan bahkan memberikan emas itu kepada mereka.
"Kalau begitu aku akan pergi!"
"Tunggu tuan! Apakah kami boleh tahu nama anda?"
"Tentu! Namaku adalah Edward, salam kenal ya!"
Gadis rubah itu seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat, dia tidak mengira akan ada orang seperti itu yang benar-benar ada di dunia ini. Orang yang rela memberikan uangnya untuk membantu orang yang bahkan tidak dia kenal bahkan dirinya tidak mendapatkan imbalan apapun dari itu.
"A-apakan dia selalu seperti itu?"
Chamuel dan yang lainnya hanya bisa tersenyum melihat kebaikan Edward yang seperti biasanya. Mereka sudah terbiasa melihat Edward yang melakukan hal-hal yang baik lainnya sampai-sampai mereka sudah tidak terkejut lagi dengan itu.
"Memang seperti itu lah Ed."
Para mantan budak itu membungkuk hormat kepada Edward dengan air mata kebahagiaan yang mengalir dari pipi mereka. Mereka yang terlahir sebagai budak, tidak akan mempunyai kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Mereka hanya akan menjadi budak yang menyedihkan seumur hidup mereka. Tetapi dengan ini, mereka sudah bebas dari nasib menyedihkan itu. Mereka pun bersumpah di dalam hati mereka kalau mereka akan melakukan hal yang sama dengan apa yang Edward lakukan kepada mereka. Mereka akan memakai uang ini sebaik mungkin agar mereka bisa membeli dan membebaskan budak seperti yang Edward lakukan kepada mereka.
"Maaf telah menunggu! Sekarang ayo kita cari makan!"
"Roger! Serahkan saja pada Chamuel!"
Chamuel adalah jagonya untuk urusan memilih tempat makan yang enak dan juga murah, selama ini Edward dan yang lainnya selalu bergantung kepada kemampuan Chamuel yang luar biasa itu.
"Masih belum ketemu juga kah Chamuel?"
Mereka pun sudah lumayan lama berjalan berkeliling kota ini tetapi Chamuel belum menemukan tempat makan yang pas bagi dirinya dan yang lain. Tentu kalau Chamuel mau, dia bisa memesan tempat makan berkelas yang makanannya sudah terjamin enak, apalagi dia adalah orang yang sangat kaya. Tetapi dari pada tempat berkelas, Chamuel lebih suka dengan tempat makan sederhana dimana dia bisa bebas tanpa terikat oleh aturan.
"Masih belum!"
Tidak hanya gadis rubah itu, Edward pun juga sudah terlihat sangat kelaparan karena dia belum makan apapun dari pagi tadi. Biasanya dia akan pergi berburu kalau merasa lapar, tetapi mengingat ini adalah wilayah dari beast, dia mengurungkan niatnya itu.
"Ah...aku sudah lapar!"
Tiba-tiba Chamuel pun berhenti dan terdiam sambil menatap sesuatu, dia menatap ke arah tempat makan yang berada di ujung jalan yang terlihat tidak terlalu ramai karena tempatnya yang jauh dari pusat keramaian kota.
Chamuel pun dengan mata yang berbinar-binar menunjuk ke arah tempat makan itu. Kali ini dia merasa sangat yakin kalau tempat makan itu adalah yang terbaik dari semua yang pernah dia lewati di kota ini.
"Itu!"
Edward pun sangat bersyukur karena akhirnya dia bisa makan setelah menunggu lama. Dia sudah sangat kelaparan sampai-sampai tubuhnya terasa lemas, apalagi dia habis menghajar kedua pengawal berbadan besar.
Gadis rubah itu sudah sangat menantikan ini, tetapi dia terlihat ragu karena terus memikirkan apakah dia bisa menerima semua ini setelah dia berusaha mencuri uang milik Edward.
Edward dan yang lainnya menyadari perasaan gadis rubah itu yang ragu-ragu. Mereka tidak masalah kalau uang yang berada di tas Edward diambil oleh gadis rubah itu karena mereka masih mempunyai banyak uang dan juga emas hadiah untuk Edward. Apalagi dengan Chamuel yang masih mempunyai uang yang sangat banyak yang bisa dia keluarkan kapan saja saat dia butuh.
"Jangan memikirkan hal yang tidak perlu, sudah menjadi tugas kami untuk membantu orang yang kesusahan!"
White memeluk dengan lembut gadis rubah itu dari belakang, dia mencoba untuk membuat gadis rubah itu agar nyaman dan tidak memikirkan hal yang tidak perlu.
"Itu benar apa yang dikatakan tuan Edward, jangan memikirkan hal yang tidak perlu."
Selama ini gadis rubah itu tidak pernah bertemu dengan orang asing yang sebaik Edward dan kelompoknya, dia merasa terharu karena ternyata ada juga orang sebaik mereka yang masih tersisa di dunia ini.
Lily memegang kedua tangan gadis rubah itu dan menatapnya dengan tatapan polos seperti Lily yang biasanya.
"Nikmati saja, serahkan yang lainnya kepada kami!"
"Terima kasih banyak!"
Chamuel pun nampak bersemangat dan tidak sabar dengan ini karena setelah sekian lama, dia bisa makan sepuasnya lagi tanpa memikirkan apapun. Bahkan saking tidak sabarnya, dia sampai mengeluarkan air liur dari mulutnya.
"Let's go!"
Edward yang sudah kelaparan pun juga nampak sangat bersemangat dan tidak sabar lagi karena akhirnya dia bisa makan sesuatu.
"Ooooh!"
Mereka langsung menuju ke tempat makan yang ditunjuk Chamuel itu dengan bersemangat dan tidak sabar. Mereka pun langsung masuk, dan menuju ke sebuah meja bundar dengan kursi yang mengitarinya.
Tempat makan itu sangatlah sederhana, dinding dan lantainya terbuat dari kayu, desain tempatnya yang sederhana dimana tidak ada kesan kemewahan di dalamnya, bahkan disana hanya ada satu orang pelayan perempuan yang bertugas mencatat pesanan dan juga mengantarkannya.
Pelayan wanita itu pun datang dengan nampan besar dan memberikan air ke Edward dan yang lainnya. Pelayan itu adalah anak dari pemilik tempat makan ini, dia adalah wanita yang cantik dengan mata coklat, dan rambutnya yang juga coklat. Dia memiliki telinga kucing yang agak mirip dengan White dan juga ekornya yang halus.
"Apakah anda sudah mau memesan?"
Seperti biasa, Chamuel selalu menjadi yang pertama memesan sesuatu, dia langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan wajah cerianya yang cantik.
"Aku! Aku! Aku mau pesan semuanya yang ada di menu dengan porsi ekstra besar!"
Pelayan itu terkejut dengan Chamuel yang memesan makanan sebanyak itu. Wajahnya pun menampakkan ekspresi yang seakan-akan tidak percaya dengan apa yang dikatakan malaikat kecil itu.
Edward tahu apa yang sekarang dirasakan oleh pelayan wanita kucing itu karena itu adalah reaksi biasa saat orang melihat gadis kecil yang terlihat masih berumur sepuluh tahun memesan makanan sebanyak itu.
Pelayan itu pun mendekati Edward yang hanya diam dan melihat menu makanan.
"E~ maaf tapi...sebaiknya anda bilang ke adik anda-"
Chamuel menggembungkan pipinya karena merasa kesal dengan pelayan itu yang telah menganggap dirinya sebagai adik dari Edward. Memang jika melihat tubuhnya yang seperti bocah, itu sangat biasa untuk menyangka Chamuel sebagai adik, bahkan sebagai anak dari Edward.
"Mmmm...Chamuel bukan adik Ed-chan! Chamuel adalah calon istri dari Ed-chan!"
Seperti reaksi orang yang biasanya, pelayan itu sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Eh?! Calon istri?"
"Bahkan Ed-chan dan Chamuel yang imut ini pernah-"
Edward yang tidak ingin ada masalah yang bertambah lagi pun segera mencubit kedua pipi Chamuel dengan keras, dia tidak mau kalau dirinya sampai dianggap lolicon karena omongan Chamuel yang bisa membuat orang lain salah paham.
"Apakah mulut ini tidak bisa mengatakan hal yang tidak aneh ha...?!"
Chamuel merasa kesakitan karena pipinya yang lembut dan imut itu dicubit oleh Edward sampai-sampai air matanya mau keluar.
"Aw sakit! Sakit! Ed-chan, Chamuel menyerah! Chamuel minta maaf!"
Edward melepaskan cubitannya yang telah membuat kedua pipi Chamuel memerah. Chamuel pun hanya terdiam sambil mengusap-usap pipinya yang memerah itu dengan lembut agar rasa sakitnya hilang.
"Mmmm...Ed-chan jahat! Padahal Chamuel kan Cuma mau bercanda!"
"Tapi bercandamu itu bisa membuatku susah tau!"
Chamuel pun merasa bersalah dengan itu, tetapi dia tidak berpikir untuk tidak mengulanginya lagi karena saat dia melakukan itu, Edward pasti akan memperhatikan dirinya dibanding Lily dan yang lainnya dan dia sangat menyukai itu.
"Maaf, Ed-chan."
Melihat Chamuel seperti itu, membuat Edward menjadi tidak tega dengannya. Edward tahu kalau dirinya selama ini selalu keras kepada Chamuel karena tingkahnya yang centil dan suka menggodanya itu. Tetapi itu demi kebaikan Chamuel dan dirinya agar mereka tidak masuk ke dalam hubungan yang salah.
"(sigh) kau ini...maafkan aku karena sudah mencubitmu."
Edward mengusap-usap kedua pipi Chamuel yang memerah itu untuk membuat hati Chamuel yang memang tidak sedih itu senang kembali. Chamuel hanya berpura-pura demi untuk mendapatkan perhatian lebih dari yang lain.
"Ehehehe~"
Dari awal, Lily dan White sudah menyadari kalau Chamuel hanyalah berpura-pura demi untuk mendapatkan perhatian lebih karena dirinya yang selama ini yang tidak pernah mendapatkannya semenjak keluar dari hutan kematian.
"Chamu, curang!"
"Nona Chamuel, aku rasa itu tidak boleh! Kita harus menggunakan cara yang adil!"
"Apa yang White-chan katakan? Semuanya adil dalam cinta dan perang!"
Mereka bertiga pun saling menatap dengan tatapan yang tajam dan juga panas dan merubah suasana di sekitar mereka menjadi suasana penuh dengan ketegangan.
[E~ bagaimana ini, kenapa suasananya menjadi seperti ini?]
Pelayan wanita itu tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang ini, dia mau segera mencatat pesanan dan segera kembali untuk mengurusi hal yang lainnya, tetapi dia merasa tidak enak merusak suasana ini.
Gadis rubah yang terlibat di tengah-tengah ini semua sama sekali tidak merasa terganggu dengan itu, dia hanya melihat-lihat menu dengan wajah yang senang dan ekornya yang ia kibas-kibaskan. Dia merasa sangat senang karena ini adalah pertama kalinya dia bisa makan makanan seperti ini.
"Tuan! Apakah aku boleh memesan yang aku suka?"
"Ya, boleh-boleh saja. Pesanlah sesukamu!"
Gadis rubah itu nampak sangat senang dengan itu, dia pun langsung menunjuk ke makanan yang paling dia suka dari semua makanan yang ada di menu itu.
"Aku pesan ini!"
Pelayan itu pun merasa lega karena berkat gadis rubah itu, suasananya menjadi normal kembali. Edward, White, dan juga Lily kembali melihat menu mereka masing-masing dan memilih makanan yang akan mereka pesan.
Pelayan itu pun kembali ke dapur untuk memberitahu ayahnya yang memasak di dapur tentang pesanan Edward dan yang lainnya. Sementara itu, Edward dan yang lainnya pun berdiskusi membicarakan tentang apa yang harus mereka lakukan sekarang.
"Ed-chan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Tujuan Edward kemari sudah jelas untuk mencari temannya yang dijuluki sebagai yang terkuat karena belum pernah ada yang bisa mengalahkannya di dalam kelompok Edward dulu.
"Kita akan mencari Halt!"
Chamuel dan yang lainnya tahu kalau teman Edward itu mungkin sudah kembali ke kampung halamannya, tetapi wilayah ras beast sangatlah besar sehingga itu hampir tidak mungkin untuk mencarinya kecuali jika Edward tahu tempat tinggalnya.
"Tetapi Ed-chan kan gak tahu dimana dia berada?"
Tentu Edward sudah memperkirakan ini, karena itu lah dia memilih untuk singgah di kota Tennou daripada kota-kota besar yang lainnya karena kunci untuk menemukan temannya ada di kota ini.
"Tenanglah Chamuel, kau tahu kan di kota ini ada sebuah arena untuk sebuah pertandingan?"
"Ya, Chamuel sudah tahu itu, apa jangan-jangan?!"
"Benar, itu lah yang aku incar! Aku akan mendaftar ke pertandingan itu dan bertemu dengannya."
Edward sudah sangat tahu tentang temannya itu, dia adalah orang yang sangat suka bertarung yang bahkan melebihi semua orang yang Edward kenal selama ini.
"Dan sekalian aku akan memenangkan pertandingannya dan mendapakan uang hadiah. Sekali lempar, dapat dua burung kan?!"
Chamuel dan yang lainnya terkesan dengan ide Edward yang sama sekali tidak mereka duga itu. Chamuel pun langsung mendekat, dan memeluk tangan Edward dengan wajah cerianya.
"Seperti yang Chamuel duga dari suami masa depan Chamuel!"
"Lily akan mendaftar juga! Dengan begitu Edward jadi juara satu, dan Lily akan jadi juara dua dan kita akan dapat uang tambahan!"
"Tunggu Lily, kalau begitu bukannya kau akan bertarung denganku?"
"Saat itu tiba, Lily akan menyerah dan membiarkan Ed menjadi juara!"
Tidak ada yang meragukan kekuatan Lily yang bisa mengalahkan Valkyrie dengan mudah, dia pasti akan sangat mudah mendapatkan juara satu tanpa berusaha keras sekalipun. Tetapi jika Edward yang mendapatkan juara satu, itu membuat Edward merasa curang karena memanfaatkan mereka yang tidak mau bertarung dengannya.
"Tetapi bukannya itu curang?"
"Apa ada yang curang untuk memberikan hadiah kepada orang yang Lily cinta?"
"Lily..."
Edward merasa terharu dengan itu, tetapi dia masih merasa kalau itu sangat curang untuk membiarkan dirinya menjadi juara tanpa usaha apapun. Edward sudah tahu kalau dia dan Lily bertarung, dia tidak akan punya kesempatan untuk menang. Bukan hanya Lily, tetapi juga White dan juga Chamuel, mereka semua mempunyai kekuatan yang masih berada di atas Edward.
Chamuel pun tidak mau tinggal diam dan melepaskan kesempatan emas ini, dia juga mempunyai niat yang sama seperti yang Lily akan lakukan dan membuat Edward jatuh ke dalam pelukannya.
"Kalau begitu Chamuel juga akan ikut! Chamuel lah yang akan mempersembahkan juara satu untuk Ed-chan!"
"Tidak!"
Udara di sekitar mereka pun menjadi dingin karena White yang sekarang sangat bersemangat untuk melakukan hal yang sama dengan mereka berdua.
"Maafkan aku nona Lily, nona Chamuel, tetapi aku lah yang akan mempersembahkan itu kepada tuanku!"
Lily, Chamuel, dan White pun memulai persaingan mereka lagi dan membuat suasana menjadi panas.
Gadis rubah itu merasa heran dengan Chamuel dan yang lainnya yang sangat santai seolah-olah pasti menang dalam kompetisi itu. Kompetisi itu bukanlah kompetisi yang sepele dengan musuh yang lemah, itu adalah sebuah kompetisi besar dimana semua orang-orang kuat berkumpul dan bertarung satu sama lain.
"T-tapi bukannya itu sangat sulit untuk jadi juara?"
Mereka sama sekali tidak mempunyai kekhawatiran yang berarti karena kekuatan mereka masing-masing sudah selevel dengan para pemimpin negara atau bahkan melebihi. Oleh karena itu, mereka hanya santai memikirkan musuh yang lainnya dan hanya berfokus untuk mengalahkan satu sama lain.
"Tunggu dulu! Jika kalian ikut, maka?!"
Edward merasa kalau kompetisi tahun ini akan menjadi kompetisi terburuk dengan ikut sertanya mereka bertiga yang bisa menghancurkan seluruh arena jika mereka bertarung dengan sungguh-sungguh apalagi Lily dengan pedang besarnya yang bisa meratakan sebagian kota dengan tanah dalam waktu sekejap, White dengan sihir esnya yang bisa membekukan semuanya dalam sekejap, dan Chamuel dengan sihir-sihir anehnya yang juga tidak kalah kuat dengan mereka berdua. Tentu itu akan menjadi sebuah pertarungan yang terlalu mengerikan untuk dinikmati dengan santai oleh penonton meskipun sudah ada sihir pelindung agar tidak ada serangan apapun yang bisa mencapai penonton.
"Tenanglah Ed-chan, kami akan berusaha menahan diri untuk tidak berlebihan dan melukai penonton."
Tiba-tiba orang-orang yang berada di samping Edward dan yang lainnya membuat kegaduhan. Mereka adalah seorang pemuda dan ketiga gadis yang bertengkar satu sama lain. Ketiga gadis yang berada di sekitar pemuda itu seperti tidak mau mengalah satu sama lain mencoba untuk menyuapi pemuda itu yang membuat pemuda itu sangat kerepotan dengan gadis-gadis yang saling memperebutkannya itu.
Pemuda itu terlihat seperti pemuda yang seperti biasanya. Dia mempunyai rambut coklat agak kehitaman dengan mata yang agak sipit dan iris berwarna coklat. Pemuda itu mempunyai tubuh yang rata-rata untuk pemuda seusianya yang tidak terlihat kuat sama sekali.
"Stahl, aaahn!"
Itu adalah seorang gadis kucing yang mempunyai rambut berwarna putih yang kurang lebih sama dengan White. Dia mencoba menyuapi pemuda itu tanpa menghiraukan tatapan panas dari yang lainnya.
Gadis yang berada di sampingnya juga tidak mau kalah, dia mengangkat sendoknya dan mengarahkannya ke pemuda itu dengan sedikit tingkah tsundere yang mengingatkan Edward kepada Sharon.
Itu adalah seorang gadis yang berkulit gelap dengan tubuh yang pendek dan berdada rata. Dia memiliki rambut berwarna hitam dengan mata lebar dan juga iris yang berwarna kuning emas.
"Tch! Stahl, lihat ini! Enak kan?"
Gadis yang satunya lagi terlihat sangat kalem dan santai, tetapi dibalik itu matanya terlihat seperti mata seorang pembunuh berdarah dingin yang sudah siap untuk membunuh targetnya. Dia adalah seorang gadis berambut ungu dengan penampilan yang bagus. Berbeda dengan kedua gadis sebelumnya, dia memiliki tubuh yang bagus dengan dada yang besar.
"Tu-tunggu Risette! Kenapa kau menatapku seperti itu?!"
"Apa yang kau katakan? Bukannya ini seperti aku yang biasa? Benar kan? S-T-A-H-L!"
"Eek!"
Pemuda itu sangat ketakutan dengan tatapan dingin dari gadis berambut ungu di depannya sehingga membuat seluruh badannya merasakan panas dingin karena ketakutan.
Edward sangat tahu dengan apa yang dirasakan oleh pemuda itu karena dia sangat sering diperlakukan seperti itu oleh Chamuel dan yang lainnya sampai-sampai dirinya merasa sedikit terganggu dengan itu.
"Ed-chan, apa Ed-chan ingin seperti pemuda itu juga?"
Hanya memikirkan tentang Chamuel dan yang lainnya menjadi seperti itu saja sudah membuat Edward merinding di sekujur tubuhnya. Dia tidak ingin mengalami sesuatu yang semengerikan seperti yang pemuda itu alami dengan haremnya.
"Ja-jangan bercanda! Mana mungkin aku mau!"
Tiba-tiba ada seorang peri yang tiba-tiba muncul dari saku pemuda itu. Peri itu terlihat sangat kesal dengan mereka yang mencoba mengganggu pemuda yang dia anggap miliknya seorang itu.
Peri itu mempunyai rambut pirang yang dikuncir kuda, dia memiliki kulit yang putih, mata yang lebar dan berwarna biru agak gelap, dia juga memiliki empat sayap transparan yang berwarna hijau daun.
"Kalian semua! Jangan mengganggu Stahlku!"
Edward pun terkujut dengan kemunculan peri itu yang tiba-tiba dan dia tidak sengaja berpapasan mata dengan peri kecil itu. Peri kecil itu sangat terkejut ketika melihat Edward dan yang lainnya, seluruh tubuhnya merinding tidak karuan karena melihat sesuatu yang menakjubkan dari Edward dan yang lainnya.
"Me-mereka! Apa-apaan ini?!"
Pemuda itu pun heran dengan sikap peri itu yang tiba-tiba berubah diam dengan wajah yang seperti takjub dan takut dengan Edward dan yang lainnya.
"Ada apa Cory?"
"Jangan panggil aku Cory!"
Itu bukanlah sesuatu yang biasa dia lihat dan rasakan selama ini, ini adalah sesuatu yang baru dia lihat sekali seumur hidupnya. Dia sama sekali tidak percaya kalau ada seseorang yang mempunyai hal seperti itu. Hal yang dia lihat itu sama persis dengan apa yang dikatakan oleh ratu peri sebelum dia mendampingi pemuda itu.
Dia melihat aura yang sangat luar biasa yang dimiliki oleh Edward dan yang lainnya yang melebihi semua orang yang pernah dia lihat. Mereka semua terlihat seolah-olah bercahaya dengan sangat terang dan menyilaukan mata dari peri itu dengan cahaya keagungan mereka masing-masing.
Peri itu pun terbang menuju ke kuping dari pemuda itu dan membisik-bisikkan sesuatu yang telah dia rasakan ketika melihat Edward dan yang lainnya.
"Stahl, mereka semua mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa!"
Pemuda itu nampak sangat terkejut karena telah salah sangka dengan Edward dan yang lainnya. Memang kalau secara penampilan, Edward dann yang lainnya sama sekali tidak terlihat seperti orang yang kuat, bahkan tubuh Edward sendiri tidak jauh berbeda dengan pemuda itu walaupun selama ini dia mencoba untuk membuat otot-otot yang besar agar terlihat gagah. Tetapi walaupun kekuatan fisik Edward sudah mencapai level yang luar biasa, tubuhnya tetap seperti pemuda itu.
Pelayan wanita itu pun akhirnya membawakan pesanan mereka masing-masing dan makanan pun akhirnya memenuhi meja Edward dan yang lainnya terutama makanan Chamuel yang sangat banyak dan memakan tempat sehingga pelayan itu perlu untuk membawakannya secara bertahap agar meja itu tetap muat.
Chamuel pun langsung memakan makanan yang dia pesan dengan sangat cepat dan lahap sampai-sampai dia tidak butuh waktu sampai lima menit untuk menghabiskan satu makanan jumbo yang dia pesan.
"Uwah! Seperti biasanya, nafsu makanmu sangat besar!"
"Tuan Edward, Aaaahn!"
White mencoba untuk meniru pasangan pemuda itu dengan menyuapi Edward dengan romantis, tetapi Edward yang merasa kalau itu hanya akan memulai kerusuhan yang lebih besar daripada pemuda itu dan rekan-rekannya lakukan pun menolak itu dengan halus.
"White, aku mohon jangan memulai sesuatu yang berbahaya!"
Gadis rubah itu pun langsung memakan makanannya dengan sangat cepat seolah-olah dia bisa menghabiskannya dalam waktu yang singkat. Tetapi gadis rubah itu hanya memakan makanannya sediki saja sehingga menyisakan banyak makanan yang masih tersisa di piringnya.
Edward melihat ada yang aneh dari gadis rubah itu yang masih menyisakan banyak sekali makanan di piringnya sekalipun dirinya terlihat masih lapar di mata Edward.
"Ada apa? Apa makanannya kurang enak?"
Itu bukan karena gadis rubah itu mau menyisakan makanannya, tetapi karena dia mau membawanya pulang untuk dia bagikan kepada teman-temannya yang juga belum makan di rumah mereka.
"Ti-tidak! Makanannya sangat enak! Tetapi aku harus menyisakan untuk bagian teman-temanku di rumah nanti."
Edward yang mendengar itu merasa sangat terharu karena kebaikan gadis itu dan juga kemalangannya yang tidak bisa hanya untuk membeli makanan semurah ini.
"Aku ingin membagi makanan ini kepada mereka karena mereka tidak pernah merasakan makanan seperti ini."
Itu adalah sebuah kebenaran yang memilukan bagi semua yang mendengarnya. Bagi anak-anak yang terlantar, dunia ini bukanlah sebuah dunia yang baik bagi mereka dan Edward adalah salah satu contohnya. Tentu Edward sangat tahu penderitaan dari gadis rubah itu karena dirinya juga pernah mengalami itu.
Edward pun mengelus rambut gadis rubah itu dengan mata yang berkaca-kaca karena merasakan kemalangannya. Dia sangat ingin membanu gadis itu sekuat yang dia bisa agar gadis rubah itu dan juga teman-temannya bisa hidup dengan baik tanpa harus kesusahan.
"Gadis kecil, makanlah sepuasmu!"
Gadis rubah itu merasa tidak enak dengan Edward yang sudah memberinya makan itu untuk meminta lebih dari ini.
"Tapi!"
"Jangan khawatir, aku akan membelikan makanan untuk teman-temanmu juga!"
"Benarkah? Apa tuan tidak keberatan dengan itu?"
"Tidak sama sekali! Aku sudah bilang kan kalau aku akan membantu orang yang membutuhkan bantuan?"
Gadis rubah itu terlihat sangat senang dengan itu, dia tidak menyangka kalau Edward akan sebaik itu untuk memberinya dan juga teman-temannya makanan yang menurut mereka mewah ini. Dia sangat berterima kasih di dalam lubuk hatinya dengan kebaikan Edward dan yang lainnya yang rela menolong gadis seperti dirinya tanpa mengharapkan imbalan apapun.
"Terima kasih banyak Tuan! Terima kasih banyak!"
"Tidak perlu berterima kasih, sekarang habiskanlah makananmu dan kalau mau, kau bisa menambah lagi."
pun langsung memakan makanan yang ada di piringnya dengan sangat cepat dan segera menghabiskannya sampai tidak ada yang tersisa sama sekali di piringnya.
Yang terkesan dengan kemurahan hati Edward bukan hanya gadis rubah itu, tetapi pemuda yang ada di sebelah meja mereka juga sangat terkesan dengan Edward. Dia pun merasa masih harus belajar banyak hal kalau dia ingin menjadi orang yang bisa menyelamatkan dunia ini dari kekacauan.
"Stahl? Tunggu, mau kemana kau?"
Pemuda itu tiba-tiba berdiri dengan wajahnya yang serius dan mendekati Edward yang tengah makan itu. Itu membuat Edward merasa sedikit bertanya-tanya dengan apa yang akan dilakukan pemuda itu kepadanya.
"Tuan! Tolong angkat aku menjadi muridmu!"
"Eh? Murid?"
Edward pun terkejut dengan pemuda itu yang tiba-tiba memohon untuk menjadi muridnya. Dia sama sekali tidak tahu apa yang ada di kepala pemuda itu sehingga dirinya mau menjadi muridnya yang bahkan belum berpengalaman sama sekali untuk mengajari seseorang.
"Ya! Aku mohon!"
Pemuda itu menundukkan badannya kepada Edward agar dia menerimanya sebagai murid. Itu membuat Edward menjadi sulit untuk tidak menerima permintaannya, dia bisa saja menjadikan pemuda itu menjadi murid, tetapi dia tidak tahu apa yang bisa dia ajarkan sebagai guru.
"Pertama-tama, siapa kau?"
"Ah...namaku Stahlheim Kruelva, tetapi anda bisa memanggilku Stahl, aku sebenarnya datang dari dunia lain."
"Du-dunia lain?"
Edward pun sangat terkejut mendengar apa yang Stahl bicarakan. selama ini Edward telah mendengar rumor tentang adanya seorang yang berasal dari dunia lain yang menjadi pahlawan yang kuat. Dia tidak percaya kalau ada orang seperti itu yang akan datang ke hadapannya saat ini.
"A-apa jangan-jangan kau adalah pahlawan legenda, Orio-"
"Ah...itu orang yang lain, aku baru datang ke dunia ini beberapa bulan yang lalu."
Meskipun dia bukan pahlawan legenda, tetapi Edward sangat senang karena bisa berbicara dengan orang yang berasal dari dunia lain. Dia sangat penasaran tenang dunia seperti apa Stahl berasal, tetapi Edward merasa tidak enak dengan para wanita milik Stahl yang sekarang menatapnya itu.
"Ehm! Jadi kenapa kau mau menjadi muridku?"
Pemuda itu nampak sama sekali tidak mempunyai keraguan sedikitpun di wajahnya, dia sangat serius dengan keputusannya ini untuk berguru kepada Edward. Setelah mendengar kekuatan Edward dari peri itu dan juga melihat kebaikan Edward, dia merasa sangat kagum dengan Edward yang sudah seperti sosok yang dia idam-idamkan selama ini.
"Seperti yang dikatakan Cory, dia bilang kalau anda adalah orang yang kuat."
Sebenarnya Edward sama sekali tidak merasa bahwa dirinya kuat. Setelah bertemu dengan musuh seperti Avvanyyon dan Garuda, dia semakin yakin kalau dirinya masih perlu untuk menjadi semakin kuat dan kuat lagi agar dia bisa melindungi semuanya.
"Ayo Cory, ucapkan salam kepada mereka!"
Peri kecil yang berada di saku Stahl itu pun keluar dengan wajah yang sediki agak takut kepada Edward dan yang lainnya dengan aura mereka yang dia rasa sangat kuat. Dia mengumpulkan segenap keberaniannya untuk bisa memperkenalkan dirinya di hadapan Edward dan yang lainnya.
"Na-namaku Corinessia, salam ke-kenal."
Chamuel yang telah menghabiskan makanannya pun baru menyadari kalau ada Stahl dan juga peri yang tengah berdiri di samping Edward. Tetapi Chamuel terlihat sama sekali tidak terkejut dengan itu semua seolah-olah sudah mengetahui dari awal.
Chamuel menatap Corinessia dan mendekainya dengan tatapan tajam yang membuatnya merasa ketakutan dan kembali masuk ke dalam saku Stahl.
"Chamuel, jangan menakut-nakutinya!"
"Bukan begitu Ed-chan, Chamuel kan cuman mau memastikan saja."
Corinessia sangat terkejut saat mendengar nama dari Chamuel disebut, wajahnya seolah-olah seperti tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar saa itu. Dia pun langsung keluar dari saku Stahl untuk memastikan kebenarannya.
Sebagai seorang peri yang ditugaskan untuk memandu Stahl, tentu Corynessia mempunyai pengetahuan yang amat banyak tentang apapun di dunia ini termasuk para Archangel yang agung yang menjadi pemimpin dari para malaikat.
"Chamuel? A-apa kau Archangel Chamuel yang itu?"
Chamuel terlihat sangat bangga dengan dirinya karena melihat Corinessia yang mengenali namanya yang sudah sangat terkenal itu. Chamuel pun membusungkan dadanya dengan senyum bangganya yang sangat indah.
"Kelihatannya kau sudah tahu siapa Chamuel yang imut ini ya?"
Chamuel pun mengeluarkan sayap kecilnya yang berwarna pink cerah itu dan membuat Stahl dan para kelompok wanitanya sangat terkejut bukan main karena melihatnya, mereka seperti tidak percaya kalau salah satu Archangel sedang berdiri di depannya saat ini.
"Ehm! Kami belum memperkenalkan nama kami ya? Namaku Edward, kedua gadis ini adalah Lily dan White. Sebenarnya masih ada tiga lagi, tetapi mereka sedang berlatih sekarang."
Corinessia pun semakin terkejut dengan nama White yang baru saja disebut oleh Edward, dia sudah banyak mendengar tentang White dari ratu peri yang telah memberinya pengetahuan selama ini.
"A-apa kau White dari kerajaan roh?"
"Ya, aku adalah White."
Pesona dari White pun dengan sekejap menyihir mereka, bahkan tidak hanya Stahl yang terpesona, tetapi juga para wanita yang berada di kelompoknya merasa sangat tertarik dengan White.
"Stahl, ke-kelompok itu dipenuhi oleh orang-orang luar biasa!"
Setelah mendengar itu, Stahl pun semakin ingin untuk menjadi murid dari Edward. Dia mungkin selama ini sudah merasa menjadi orang yang kuat, tetapi dia ingin menjadi lebih kuat agar mimpinya bisa terwujud.
"Aku ingin menjadi kuat dan menyelamatkan dunia ini! Karena itu lah, aku mohon jadikan aku sebagai murid!"
Setelah mendengar alasan Stahl, Edward pun juga telah membuat keputusan kalau dia tidak akan menerima Stahl sebagai muridnya seperti apapun dia meminta, walaupun dia bersujud sekalipun.
"Aku tidak bisa!"
Stahl terkejut dengan Edward yang menolaknya untuk menjadi murid, dia sama sekali tidak menemukan alasan kenapa Edward bisa sampai menolaknnya seperti ini. Dia pun merasa sangat kecewa dengan jawaban Edward dan kehilangan semangatnya.
Edward tidak bisa menerima Stahl sebagai murid bukan tanpa alasan, itu karena Edward merasa tidak ada yang perlu dia ajarkan kepada Stahl. Stahl sudah mempunyai tujuan besar yang sama dengan dirinya, oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu, Stahl pasti akan bertambah kuat seperti dirinya.
"Karena aku sudah menganggapmu sebagai teman."
Stahl yang murung itu pun terkejut mendengar alasan Edward yang sama sekali tidak dia duga itu, dia tidak menyangka kalau Edward juga mempunyai tujuan yang sama dengannya dan juga dia telah menganggapnya sebagai teman. Dia pun kembali menjadi ceria seperti dirinya yang semula karena mendengar alasan Edward itu.
"Te-teman, mereka menganggapku teman! Cory, mereka menganggapku teman!"
"Jangan panggil aku Cory!"
Stahl pun teringat kalau dia belum memperkenalkan ketiga wanita di kelompoknya itu kepada Edward dan yang lainnya, dia pun segera menyeret ketiga gadis itu ke depan Edward untuk memperkenalkannya satu-persatu.
Para gadis itu pun terlihat keberatan dengan Stahl yang mencoba untuk membuat mereka memperkenalkan diri di hadapan orang-orang yang hebat itu. Mereka merasa sangat gugup karena yang berada di hadapan mereka kali ini adalah orang-orang hebat yang berada jauh di atas mereka.
"Ke-kenapa kau menyeret kami?"
"Cepat perkenalkan saja diri kalian!"
Para gadis itu pun terpaksa untuk mengikuti keinginan Stahl untuk memperkenalkan diri mereka di hadapan Edward dan yang lainnya. Mereka terlihat sangat gugup karena takut membuat kesalahan ketika memperkenalkan diri mereka.
Yang pertama memperkenalkan diri adalah seorang gadis kucing yang terlihat sangat malu sehingga wajahnya memerah seperti tomat yang masak. Dia tidak terbiasa berbicara dengan orang asing, apalagi dengan orang yang terkenal seperti Chamuel yang namanya sudah dikenal dimanapun.
"Na-namaku Mao."
Gadis yang di sebelahnya yang selanjutnya, dia adalah gadis pendek berkulit coklat gelap. Dia adalah seorang gadis tsundere yang mengingatkan Edward kepada Sharon yang dulu. Gadis itu juga terlihat sangat gugup ketika memperkenalkan dirinya kepada Edward dan yang lainnya.
"Namaku Eri, se-senang bertemu kalian."
Berbeda dengan mereka berdua, gadis berambut ungu yang berada di samping Stahl itu terlihat sangat kalem dan percaya diri. Dia adalah seorang gadis yang anggun dan dia juga adalah anggota terkuat setelah Stahl di kelompok itu, dia bisa menghabisi musuh-musuhnya dengan sihir-sihir miliknya yang kuat. Oleh karena itu dia sangat percaya diri karena dia merasa kalau dirinya itu sama dengan Chamuel dan yang lainnya.
"Perkenalkan, namaku Risette Vievelt, aku adalah anak dari salah satu bangsawan besar."
Vievelt adalah salah satu keluarga bangsawan besar yang terhormat karena reputasinya sebagai salah satu bangsawan yang paling dekat dengan sang raja. Keturunan mereka biasanya akan menjadi seorang prajurit yang sangat kuat untuk ukuran mereka, karena itu lah mereka juga hampir sejajar dengan klan Kurogami yang merupakan salah satu klan terkuat.
"Jangan Cuma berdiri, silahkan duduk!"
"B-baik guru!"
"Jangan panggil aku guru!"
Stahl dan para wanita itu pun duduk bersama Edward dan yang lainnya untuk berbincang-bincang dengan mereka. Stahl sudah mendengar dari percakapan Edward dan yang lainnya kalau mereka akan mengikuti turnamen yang akan diadakan besok untuk mencari temannya.
"Jadi guru!"
Edward tetap tidak suka Stahl memanggilnya seperti itu karena itu seperti akan membuka jarak yang lebar diantara mereka berdua. Dia ingin Stahl menganggap Edward sebagai teman yang sejajar dengan dirinya, bukan sebagai guru.
"Sudah aku bilang, jangan panggil aku guru!"
"Ehm! Jadi kak Edward, aku mendengar kalau kak Edward akan mengikuti turnamen itu."
"Yah...kenapa kau tanyakan itu?"
Stahl juga sangat bersemangat ingin mengikuti turnamen itu apalagi dengan adanya Edward dan yang lainnya, tentu turnamen itu akan menjadi lebih menarik dengan hadirnya orang-orang kuat seperti mereka, disamping itu dia juga mau melihat seberapa besar kekuatan Edward dan yang lainnya.
"Aku juga ingin ikut! Siapa tahu aku bisa belajar dari kalian!"
Edward tahu perasaan Stahl yang ingin mencoba bertarung dengan dirinya dan juga yang lainnya, tetapi itu mungkin akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya baginya mengingat Lily dan yang lainnya kalau sedang serius tidak mau pandang bulu.
"Ah...aku tahu apa maksudmu tetapi..."
Edward pun mendekatkan mulutnya ke telinga dari Stahl untuk mengatakan sesuatu yang sangat amat penting yang mungkin bisa menyelamatkan hidupnya.
"Jangan pernah hadapi mereka bertiga jika mereka sedang serius."
"Eh?! Kenapa?"
Peringatan Edward itu bukan hanya untuk Stahl dan yang lainnya, itu juga adalah peringatan bagi dirinya sendiri agar segera lari jika mereka bertiga mulai serius.
"Mereka sangat mengerikan."
Tentu untuk Stahl yang masih belum melihat kekuatan dari Lily dan yang lainnya jika mereka sedang serius, dia masih mengira kalau mereka mungkin setara dengan salah satu petualang terkuat di kerajaan. Bagi orang yang belum tahu apa-apa tentang Lily, Chamuel, dan White, mereka akan meremehkan kekuatan Lily dan yang lainnya, tetapi jika Lily dan yang lainnya sudah mulai bertarung dengan serius, maka disaat itu habislah mereka.
"Bukannya itu sangat bagus!"
Stahl pun semakin bersemangat dengan itu, dia sudah tidak sabar untuk bertarung di turnamen itu bersama Edward dan yang lainnya. Dia sangat ingin menunjukkan kalau dirinya juga kuat karena sebenarnya Stahl adalah salah satu petualang terkuat di kerajaan ini, dia bisa membunuh monster dengan mudahnya bahkan tanpa berkeringat sekalipun.
"Jangan bilang kalau aku tidak memperingatkanmu ya?"
"Tenanglah kak Edward, aku pasti akan baik-baik saja!"
Stahl pun masih penasaran kenapa Edward bisa bersama-sama dengan Chamuel yang seorang malaikat yang seharusnya berada di Veden yang berjarak sangat jauh karena harus menyeberangi lautan luas.
"Kak Ed, kenapa kak Ed bisa bersama dengan kak Chamuel dan yang lainnya? Kalau tidak salah bukannya malaikat itu tinggal di Veden ya?"
Bagi Stahl yang terbilang masih baru berada di dunia ini, dia masih belum pernah pergi ke Veden ataupun Lapha, bahkan dia juga belum sepenuhnya mengenal Iume, tempat tinggal para manusia dan juga ras lain.
"Ah...aku baru saja dari sana."
Mata Stahl pun berbinar-binar karena sangat penasaran seperti apa itu Veden dan apa bedanya dengan Iume. Tentu kedua dunia itu sangatlah berbeda karena setiap dunia mempunyai keunikannya masing-masing. Seperti di Iume, dimana disini terdapat elemen-elemen yang biasanya terdapat di dalam dunia fantasy seperti petualang, guild, monster, dan yang lainnya, sedangkan di Veden dan Lapha yang mempunyai sesuatu yang berbeda. Veden dengan dunianya yang sudah melebihi imajinasi dimana banyak terdapat makhluk-makhluk legendaris dan juga pulau-pulau terbang, dan Lapha dengan lingkungannya yang terdapat banyak sekali jenis, mulai dari lingkungan gurun pasir sampai gurun salju.
"Benarkah? Suatu saat aku juga ingin kesana."
Akhirnya si gadis rubah itu telah menyelesaikan makanannya, dia pun terlihat sangat puas dengan itu sampai-sampai dia memegangi perutnya yang sudah kenyang itu dengan wajah bahagia.
"Baiklah, sekarang tinggal memesan makanan untuk teman-temanmu. Ngomong-ngomong ada berapa orang ya?"
Gadis rubah itu merasa sangat bahagia karena dia akhirnya bisa memberikan makanan yang layak kepada teman-temannya yang juga merupakan anak terlantar itu.
"Ada lima orang!"
Edward pun memesan lima makanan kepada pelayan gadis kucing itu dan menunggu sejenak sambil berbincang-bincang dengan Stahl sebelum akhirnya makanan itu pun jadi.
"Baiklah, kalau begitu aku akan membawa makanan ini bersama gadis rubah dan Lily, White, kau urus pendaftarannya dan Chamuel, kau urus penginapannya."
Meskipun itu agak berat menyerahkan urusan penginapan kepada Chamuel mengingat apa yang telah Edward alami dulu, tetapi dia tidak mempunyai pilihan lain selaim menyerahkannya kepadanya.
"Chamuel, jangan berbuat yang aneh-aneh!"
"Geez! Ed-chan ini suka banget khawatir ya?"
"Siapa yang dulu aku suruh pesan dua kamar tetapi malah hanya pesan satu kamar hah?!"
Chamuel pun hanya mengalihkan pandangannya sambil bersiul-siul tanpa suara pura-pura tidak tahu apa yang Edward bicarakan.
"Kalau begitu Stahl, Sampai jumpa lagi!"
"Baik guru- Eh maksudku kakak!"
Edward pun berjalan bersama dengan gadis rubah itu membawa makanan menuju ke rumah mereka. Edward pun merasa sangat penasaran karena melihat gadis rubah ini yang bahkan bajunya yang sudah usang, dia tidak bisa membayangkan seperti apa rumah mereka.
"Jadi gadis rubah, bisakah kau memperkenalkan dirimu? Itu tidak enak jika harus memanggilmu gadis rubah terus menerus."
Gadis rubah itu sedikit sedih dengan itu karena mengingat dirinya yang tidak mempunyai nama, karena itu lah gadis rubah itu tidak pernah memperkenalkan dirinya kepada Edward dan yang lainnya.
"Aku...tidak mempunyai nama."
"Eh? Bagaimana bisa?"
Gadis rubah itu juga tidak mengerti apa yang terjadi dengannya sehingga menjadi seperti itu, bahkan hanya untuk mengingat siapa orang tuanya saja dia tidak bisa.
"Tetapi kau bisa memangggilku Namagitsune, itu adalah nama yang diberikan oleh orang-orang di sekitar."
Namagitsune bukanlah julukan yang bagus, itu adalah sebuah julukan untuk gadis rubah itu karena dia yang nakal dan suka mencuri makanan orang-orang yang sedang berjualan. Dia juga sering tertangkap karena itu dan sering menjadi bahan ejekan orang-orang, bahkan ada yang berusaha menangkapnya dan menjualnya kepada pedagang budak.
Edward tahu arti dari julukan itu dan dia juga tahu kalau itu bukanlah julukan yang bagus, dia pun juga bisa menebak kenapa gadis rubah itu mendapatkan julukan itu karena dia juga pernah mencuri tasnya yang berisi uang itu. Edward tidak mau jika harus memanggil gadis rubah itu dengan Namagitsune, dia pun mencarikan nama agar dia bisa memanggil gadis rubah itu tanpa merasa bersalah.
"Hmmm...kurasa itu bukanlah julukan yang bagus. Bagaimana dengan Kon?"
"Kon?"
"Kurasa itu lebih baik daripada Namagitsune."
Lily juga setuju dengan itu karena memanggil gadis rubah itu dengan julukannya itu tidak enak, dan juga terlalu panjang. Lily lebih suka sesuatu yang simple agar dia tidak kesulitan untuk memanggilnya.
"Ya~"
"Baiklah, kurasa aku suka!"
Mereka pun melanjutkan perjalanan sampai mereka tiba di suatu pemukiman kumuh yang terletak di pinggir kota. Sebuah pemukiman menyedihkan dengan banyaknya orang-orang yang berwajah muram di dalamnya. Itu tidaklah aneh karena pemukiman itu memang sebuah pemukiman yang dikhususkan untuk orang-orang miskin dan para anak terlantar.
Edward berjalan di sana dengan penuh kesedihan melihat pemandangan yang menyedihkan itu, tetapi di dalam pemukiman itu juga masih terdapat orang-orang berwajah ceria yang masih mempunyai mimpi yang besar dan setiap hari berusaha untuk mewujudkan mimpinya itu.
Mereka terus berjalan sehingga sampai di suatu bangunan yang terlihat sangat tua dengan penyangga kayunya yang sudah rapuh dan atapnya yang seakan-akan bisa ambruk kapan saja.
"Jadi ini...rumahmu."
Edward tidak menyangka jika akan separah ini kehidupan mereka, ini membuat Edward teringat dengan masa lalunya bersama dengan Sharon. Setidaknya saat itu dia bisa mencari makanan dengan berburu dan membuat rumah-rumahan dari kayu meskipun tidak terlalu bagus, tetapi untuk gadis rubah yang idak mempunyai keterampilan apapun, hidupnya pasti akan terasa lebih sulit darinya.
Kon pun berjalan menuju rumahnya itu dengan wajah yang bahagia karena akhirnya dia bisa membawa pulang makanan yang enak untuk mereka santap. Kon langsung membuka pintu dengan tidak sabar melihat reaksi mereka ketika dia membawa makanan itu.
"Aku pulang!"
Tetapi di rumah itu tidak ada siapapun sama sekali, hanya keheningan yang terdapat di dalamnya. Kon pun dengan panik mencoba mencari mereka sambil memanggil nama mereka dengan keras di dalam rumah itu agar mereka bisa mendengar dan segera keluar.
"Rin, Haru, Sora, Sakura, Yin!"
Tidak ada satu pun dari mereka yang keluar dan menyambut Kon. Kon pun semakin panik karena cemas jika ada sesuatu yang terjadi dengan mereka semua. Edward dan Lily pun juga ikut mencari teman-teman dari Kon itu, tetapi mereka sama sekali tidak menemukannya. Kon pun semakin merasa khawatir jika ada sesuatu yang telah terjadi dengan teman-temannya semua, dia pun berusaha mencari kesana-kemari dengan wajah yang terlihat cemas dan takut itu dan air mata yang mulai keluar itu.
"Bagaimana jika mereka diculik! Apa yang harus aku lakukan?"
"Kon, jangan khawatir, kami pasti akan menemukan temanmu itu!"
Edward tidak mempunyai cara lain selain meminta bantuan kepada White yang mempunyai kemampuan terbaik jika menyangkut masalah seperti ini, dia sangat yakin kalau White bisa menemukan teman-teman Kon itu dengan cepat selama mereka tidak jauh dari kota.
"White, datanglah!"
White mendengar panggilan dari Edward itu dengan jelas, dia pun langsung berdiri dengan wajah seriusnya karena itu sangatlah jarang untuk Edward memanggilnya seperti itu.
"Nona White, ada apa?"
Mendengar suara itu, White sangat yakin kalau itu panggilan dari tuannya, dia bisa mendengar dengan sangat jelas suara tuannya itu yang terlihat sedang dalam masalah.
"Tuanku memanggil!"
Dengan sekejap mata, White langsung menghilang tanpa jejak dari hadapan orang-orang yang ada di sana seolah-olah dia berteleportasi ke suatu tempat. Dengan kekuatan White yang telah kembali, itu sangat mudah bagi White untuk bergerak dengan kecepatan yang sangat sulit dipikirkan oleh orang biasa. Kekuatan yang telah diberika oleh tuannya kepadanya, dan juga kekuatan yang selama ini telah disegel di dalam tubuhnya.
White pun langsung berada tepat di depan Edward dengan hanya sekejap mata, bahkan hanya dalam hitungan detik meskipun jarak mereka yang terpaut jauh.
Karena itu sudah menjadi kebiasaan White dari dulu, dia langsung berlutut di hadapan tuannya dan menunggu perintah yang akan dia laksanakan dengan sempurna.
"Tuanku!"
Edward sudah tidak mempunyai waktu untuk terkejut dengan itu, dia pun langsung memerintahkan White untuk mencari teman-teman Kon dengan cepat dan menyelamatkan mereka.
"Cari, dan temukan teman-teman Kon!"
Melihat tuannya yang cemas itu, White pun tidak mempunyai banyak waktu untuk menggunakan kekuatannya yang biasa, kali ini dia akan menggunakan kekuatannya tersegelnya yang telah terbuka itu.
"Dimengerti, O mi domine!"
White pun berdiri dan bersiap untuk menggunakan kekuatannya yang telah terbuka itu. Itu adalah kekuatan yang sangat luar biasa yang melebihi kekuatannya yang dia dapat selama hidup ribuan tahun.
Matanya yang berwarna merah itu pun berubah menjadi putih, dia pun menutup matanya itu dan berusaha mencari keberadaan teman-teman kon itu.
"Ketemu!"
"White, aku ikut! Lily, kau jaga Kon!"
"Ya~"
Kon pun mendekati Edward dengan wajah khawatirnya itu yang membuat Edward merasa tidak tega melihatnya.
"Tuan, aku mohon temukan mereka!"
Edward pun mengelus kepala Kon dengan lemut dan tersenyum agar kekhawatirannya itu menghilang.
"Tenanglah Kon, kami pasti akan menemukannya dan membawanya pulang!"
Edward tahu kalau Kon sangat mencemaskan temannya itu, tetapi selama ada dia dan yang lainnya, Edward tidak akan membiarkan teman Kon itu kenapa-napa.
"White, tunjukkan aku tempatnya!"
"Yes, O mi domine!"
White pun langsung memegang tangan tuannya itu dan dengan sekejap dia dan Edward menghilang dari sana meninggalkan Kon dan Lily sendirian di rumah tua itu.
"Ed-chan!"
Tiba-tiba Chamuel datang dengan wajah yang cemas karena dia juga mendengar suara Edward yang seakan-akan sedang dalam masalah.
"Dimana Ed-chan?"
Itu tidak aneh jika Chamuel mendengar suara dari Edward karena dia sama seperti Lily dan anak-anak lainnya yang mempunyai sebagian kekuatan dari Edward sendiri. Mereka yang sudah terbangun, akan bisa mendengar dan merasakan Edward walaupun dari jarak yang sangat jauh.
"Ed sedang bersama White untuk menyelamatkan anak-anak teman Kon."
Chamuel pun sekarang semakin yakin dengan dugaannya, yaitu tentang kekuatan White yang telah kembali setelah sebelumnya menghilang, dia sebelumnya merasa ada sesuatu yang janggal tentang ini seperti ada suatu hal yang tidak dirinya tahu. dia sudah memikirkan masalah ini sampai di level yang serius, tetapi dia merasa kalau ada sesuatu yang masih hilang di dalam puzzle ini.
Ini juga menyangkut masalah tentang Edward yang tiba-tiba bisa menggunakan kekuatannya itu saat melawan Avvanyyon, seharusnya Edward masih jauh untuk bisa menggunakan kekuatannya sebesar itu yang bahkan di saat dirinya masih belum memperoleh ingatannya kembali. Itu membuat Chamuel menjadi semakin pusing memikirkan ini, dia merasa kalau ada orang ketiga yang telah mengajarkan cara membangkitkan kekuatan itu sebelum waktunya.
"Lily-chan, apa kau tahu tentang Ed-chan?"
Lily juga sama dengan Chamuel, dia sama sekali tidak tahu menahu tentang dari mana dan kenapa Edward tiba-tiba bisa menggunakan kekuatannya secara tiba-tiba dan juga kekuatan api putih itu secara bersamaan.
"Tidak, Lily sama sekali tidak tahu."
Meskipun Lily dan Chamuel mengingat semuanya, tetapi masih banyak yang mereka belum tahu tentang sang Cahaya, bahkan masih sangat banyak juga misteri yang belum mereka pecahkan sampai saat ini tentang sang Cahaya yang bahkan untuk Lily yang menjadi orang yang paling dekat dengannya sama sekali tidak tahu.
Lily pun melihat ke arah Kon yang tengah berwajah khawatir itu dan menghampirinya, dia tahu kalua Kon sangat mencemaskan teman-temannya itu, tetapi Lily sangat yakin kalau Edward dan White akan mampu untuk menyelamatkan teman-temannya itu.
"Kon, jangan khawatir, Ed dan White pasti akan membawa mereka kembali dengan selamat."
Kon berusaha menghilangkan rasa khawatirnya itu, tetapi apa daya dia sangat menyayangi teman-temannya, dia sama sekali belum bias tenang sebelum mereka semua kembali dengan selamat.
Sementara itu, White dan Edward dengan sekejap telah sampai di sebuah gua yang gelap dan juga lembab seolah-olah mereka seperti melakukan teleport. Edward pun melihat-lihat ke sekelilingnya, tetapi dia sama sekali tidak menjumpai seseorang sama sekali.
Itu adalah sebuah gua yang sangat gelap, lembab, dan juga sunyi yang bahkan Edward bisa mendengar suara air yang jatuh dari Stalaktit yang tajam meruncing di langit-langit dengan jelas.
"White, apakah ini benar tempatnya?"
White sangat yakin kalau ini adalah tempatnya karena dia bisa merasakan kalau teman-teman dari Kon ada di suatu tempat di gua ini. Edward merasa sedikit kesulitan untuk melihat karena gua itu yang sangat gelap tanpa cahaya di dalamnya.
"Iya, saya sangat yakin kalau ini adalah tempatnya, O mi domine."
"(sigh) Tidak ada pilihan lain."
Tiba-tiba Edward mengeluarkan sebuah sihir cahaya kecil di tangannya, sebuah cahaya putih nan murni yang sangat indah yang menerangi gua yang gelap itu. Itu membuat White sangat terkejut melihat cahaya itu dan melihat Edward yang sudah bisa mengeluarkan sihir cahayanya.
"O mi domine, itu?!"
Edward sudah menduga kalau White akan bereaksi seperti itu, dia merasa sangat bangga dengan dirinya yang tiba-tiba bisa mengendalikan sihir cahaya seperti ini.
"Bagaimana? Hebat kan?"
White memang terkesan, tetapi dia sama sekali tidak menyangka kalau Edward akan bisa menggunakan sihir itu saat ini, disaat dia belum sepenuhnya bertemu dengan semua saudari-saudari Lily.
"Baiklah, sekarang mari kita cari mereka."
Untuk mencari seseorang di dalam gua yang asing seperti ini tidaklah mudah karena mereka bisa tersesat apabila tidak berhati-hati, Edward sudah tahu kalua itu akan sangat sulit, tetapi tidak untuk White yang mempunyai indra yang sangat tajam.
"Ada apa White?"
White menutup kedua matanya dan dia merasakan setiap yang ada di dalam gua itu dengan inderanya yang tajam, dia merasakan segala sesuatu yang berada di gua itu sampai serangga yang sangat kecil sekalipun dengan mendengarkan pantulan suara dari setiap makhluk yang bergerak.
Dia pun semakin memperluas jangkauannya sampai di sudut-sudut dari gua itu sampai akhirnya dia merasakan sesuatu yang terdengar seperti suara langkah kaki yang sangat jauh di dalam gua itu.
"O mi domine, ikuti saya!"
White pun mulai berjalan semakin ke dalam gua yang gelap nan lembab itu Bersama dengan Edward yang mengikuti dimana dia berjalan. Berbeda dengan Edward, White sama sekali tidak kesulitan untuk melihat karena matanya yang luar biasa, bahkan bagi White gua ini sama sekali tidak gelap.
Edward sedikit merasa iri dengan kemampuan-kemampuan White yang luar biasa itu, tentu untuk orang yang sudah hidup selama ribuan tahun, itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan jika dia memiliki kemampuan sehebat itu apalagi White yang sama sekali tidak menua.
Melihat White yang terlihat muda itu mengingatkan Edward dengan Lily dan Chamuel yang berpenampilan seperti gadis kecil, sekarang dia menjadi penasaran dengan umur sebenarnya dari mereka berdua melihat kekuatan mereka berdua yang luar biasa.
"Apa jangan-jangan mereka…"
"O mi domine, apakah ada yang salah?"
"Ahh…tidak, tidak ada apa-apa."
Memang tidak terlihat seperti itu, tetapi White sangat sensitif terhadap topik seperti umur, dia sama sekali tidak ingin orang-orang tahu tentang umurnya yang sebenarnya dan juga dia tidak suka jika disebut tua oleh seseorang.
Mereka semakin berjalan jauh ke dalam gua yang gelap itu itu melewati cabang demi cabang jalan di dalam gua yang sudah terlihat seperti labirin. Edward sangat beruntung karena White sangat berguna di situasi yang seperti ini, bahkan White sama sekali tidak merasa sulit untuk masuk dan pergi dari gua itu karena dia sudah menghapal seluruh bagian-bagian dari gua itu di dalam otaknya.
White secara tiba-tiba menghentikan langkahnya yang membuat Edward heran dan juga bingung.
"Ada apa? Apa ada masalah?"
White pun mengintruksikan Edward untuk diam dan lalu dia menunjuk ke arah depan mereka dimana disana terdapat sebuah ruangan gua yang sangat luas dengan kristal-kristal bercahaya biru yang menerangi seluruh ruangan dari gua itu.
"Apa itu?"
Itu adalah tempat yang White deteksi dimana ada banyak sekali tanda-tanda kehidupan di dalamnya, tentu itu adalah hal yang sangat aneh mengingat ini adalah gua yang terletak di bawah tanah dimana tidak ada seorang pun yang sudi untuk tinggal disini.
"White."
White pun segera berlutut di hadapan Edward dengan salah satu tangan yang dia tempelkan di dada dan juga wajahnya yang menunduk seolah-olah menunggu perintah.
"O mi domine, Dengan perintah anda, saya bisa melenyapkan semua orang-orang itu."
Itu adalah kata-kata yang sangat mengerikan yang keluar dari mulut White, bagi Edward yang sangat baik, dia tidak ingin sampai ada pertumpahan darah apalagi di gua ini, dia ingin menyelamatkan teman-teman Kon tanpa melukai siapapun.
"White, apakah kau bisa membebaskan teman-teman Kon dengan cepat?"
"Itu mudah, O mi domine."
Edward merasa sangat beruntung karena yang menemaninya adalah White karena White sangat bisa diandalkan untuk situasi seperti ini dengan langkahnya yang hampir tidak terdeteksi oleh indera orang biasa.
"Baiklah, aku akan menjadi umpan, kau menyusuplah ke dalamnya dan selamatkanlah anak-anak itu."
"T-tapi?"
White merasa keberatan dengan itu, dia tidak ingin membahayakan nyawa tuannya dengan menjadikannya sebagai umpan, tetapi bagi Edward ini adalah sebuah rencana yang sangat bagus. Edward tahu kegelisahan White yang tidak ingin menjadikannya sebagai umpan, tetapi dia tidak punya pilihan lain karena Edward bahkan tidak tahu dimana tempat sebenarnya anak-anak itu berada.
"White, jangan khawatir."
"Dimengerti, O mi domine."
Edward pun segera berjalan menuju ke markas mereka dengan terang-terangan sehingga membuat semua orang yang berada di sana menyadari dan segera berlari untuk menghadangnya.
"Siapa kau dan apa tujuanmu kemari?"
Edward pun hanya dengan santai menanggapi mereka, dia sama sekali tidak takut dengan jumlah mereka yang sangat banyak karena dia bisa mengalahkan mereka semua. Edward tidaklah sombong, dia juga tidak mau untuk memamerkan kekuatannya di depan orang banyak karena itu hanya akan menimbulkan masalah di lain hari, dia lebih suka untuk mengatasi masalah tanpa kekerasan sedikitpun.
"Ehem! Aku kesini untuk melepaskan anak-anak yang kalian culik."
"Anak-anak?"
Para bandit itu pun menertawai Edward yang berlagak seperti pahlawan itu, mereka sama sekali tidak merasa terancam melihat penampilan Edward yang seperti pemuda biasa tanpa kemampuan spesial itu sebaliknya mereka malah mentertawai Edward yang berusaha untuk menjadi pahlawan dengan mencoba menyelamatkan anak-anak itu sendirian.
"Dengar semuanya, dia mengatakan hal yang sangat lucu! Aku tidak menyangka kalau akan ada badut disini hahahahahahaha."
Edward sama sekali tidak marah dengan mereka yang mengejek dan meremehkannya itu, malah dia sama sekali tidak memasukkannya ke hati dan hanya terdiam mendengar ocehan mereka yang sedang mengejeknya.
Mereka semua sangat beruntung karena disana tidak ada Lily karena jika Lily ada disana, mereka sudah pasti kepala mereka sudah berada di tanah karena terlepas dari badannya.
Dengan segenap kekuatannya, Edward pun langsung meninju tanah dengan tinjuannya yang sangat keras sehingga membuat tanah di bawahnya hancur berkeping-keping guna untuk menakut-nakuti orang-orang itu agar mereka mendengarnya Edward dan tidak mengajaknya bertarung.
"Lepaskan mereka sekarang!"
Semua orang yang berada di sana sangat terkejut dengan kekuatan fisik Edward yang luar biasa itu, seluruh tawa mereka pun menghilang dari wajah mereka masing-masing diganti dengan ekspresi wajah yang serius. Hampir saja mereka lengah karena telah keliru menilai Edward dari fisiknya yang memang tidak terlihat seperti orang yang kuat, tetapi mereka juga tidak akan menyerah begitu saja tanpa perlawanan.
"Tch! Serang dia!"
Semua bandit itu pun maju Bersama-sama untuk menyerang Edward dengan senjata mereka masing-masing.
Terlepas dari penampilan mereka yang memakai baju armor yang compang-camping, mereka adalah para bandit yang sangat terlatih untuk berperang, itu terlihat dari gerakan dan Teknik mereka yang bagus bahkan melebihi prajurit biasa.
"Baiklah, waktunya untuk mencoba itu!"
Tubuh Edward pun mulai mengeluarkan cahaya dengan sendirinya yang membuat para bandit itu terkejut dan menyiapkan diri mereka untuk segala kemungkinan yang akan terjadi.
Salah satu bandit mencoba menyerang Edward dengan tombaknya dengan cepat, tetapi dengan sekejap mata, Edward sudah berada di sampingnya.
"Hoi, tidak boleh bermain-main dengan benda seperti itu."
Bandit muda itu pun sangat terkejut melihat Edward yang dengan sekejap mata sudah berdiri di sampingnya bahkan disaat sebelum dia mampu memalingkan kepalanya.
"Heh? Apa?"
Bandit yang lainnya pun segera menyerang Edward lagi, tetapi Edward juga dengan sekejap mata sudah menghilang dari hadapan mereka.
"Sudah kubilang kalua itu percuma."
Para bandit itu sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi, yang mereka lihat adalah Edward yang dengan sekejap mata berteleportasi dari satu tempat, ke tempat lain tanpa proses sihir satupun.
"A-apa yang sebenarnya terjadi?"
Itu bukanlah Edward yang melakukan teleportasi, tetapi mereka lah yang terlalu lambat dan tidak bisa mengimbangi kecepatannya yang sekarang jauh berada di atas mereka semua sehingga dia terlihat seakan-akan berteleportasi dari satu titik ke titik lainnya.
"Se-sebenarnya apa yang dia lakukan?"
Semua bandit itu menyerang Edward dengan terus menerus, tetapi mereka sama sekali tidak bisa mengejar kecepatan Edward yang sudah berada di luar akal mereka itu. Edward sangatlah cepat, bahkan mungkin kecepatannya hampir sama saat dia menggunakan kekuatannya saat melawan Avvanyyon dulu, tetapi meskipun seperti itu dia masih belum terbiasa menggunakannya.
"Dasar bocah! Jangan Cuma lari aja!"
Edward bisa dengan sangat mudah mengalahkan mereka semua dengan kecepatannya yang luar biasa itu, tetapi Edward lebih memilih untuk lari menghindari serangan mereka dan menunggu hingga White telah berhasil membebaskan anak-anak yang disandera.
Para prajurit yang terus menyerang Edward pun merasa sangat kesal dengan Edward yang terus menghindari serangan mereka, mereka sudah Lelah menyerang Edward tanpa menghasilkan apapun.
Edward penasaran dengan tujuan mereka menculik anak-anak itu, dia bahkan sama sekali tidak melihat keuntungan apapun untuk mereka dengan menculik para anak-anak itu kecuali untuk dijual sebagai budak, bahkan jika dijadikan budak pun tidak akan laku mahal karena masih anak-anak.
"Ngomong-ngomong apa tujuan kalian menculik anak-anak itu?"
"Berisik! Itu tidak ada urusannya denganmu!"
Mereka pun tetap maju dan berusaha untuk menyerang Edward meskipun mereka sudah terlihat kelelahan karena mengejar Edward kesana kemari.
"Tch! Dasar keras kepala."
Sedangkan itu, White berhasil menyusup ke dalam markas mereka yang besar itu dengan tanpa ketahuan sama sekali, dia sudah tahu dimana tempat dimana anak-anak itu dikurung dan dia sudah menghapal dengan sempurna setiap bagian-bagian dari semuanya.
White pun dengan segera berlari menyusuri sebuah Lorong di dalam markas itu tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, dia yang sudah menghapal seluruh bagian itu pun segera menuju ke tempat dimana mereka mengurung anak-anak itu tanpa mengalami kesulitan sedikitpun.
Tetapi meskipun di luar terjadi keributan karena Edward, tetapi di dalamnya masih Nampak sedikit bandit yang tetap di tempatnya. Tentu itu bukanlah masalah untuk White karena dia seperti angin yang tidak terlihat sekaligus tidak bersuara.
Tepat di depan sebuah ruangan berpintu besi, ada dua orang bandit yang menjaganya, para prajurit itu terlihat sangat bosan karena yang mereka lakukan hanyalah berdiri disana seharian hanya mengawasi anak-anak yang bahkan tidak bisa melepaskan tali yang mengikat mereka sendiri.
"Hoamz…aku bosan."
Para bandit itu sangat bosan dengan pekerjaan mereka yang hanya berdiri seharian tanpa suatu hal menarik untuk dikerjakan, mereka bahkan tidak tahu kenapa mereka harus melakukan itu. Di sela-sela kebosanan itu, mereka hanya bisa diam dan melamun sehingga membuat mereka sangat lengah.
White yang melihat para bandit yang sedang lengah itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emasnya itu, dia dengan cepat berdiri di depan mereka dan menchop leher mereka sehingga mereka tidak sadarkan diri.
"Sekarang tinggal satu hal terakhir."
White pun segera memotong rantai besi yang mengunci pintu itu dengan kuku-kukunya yang Panjang dan juga tajam seperti katana, dia pun segera membuka pintu itu dan masuk untuk menyelamatkan anak-anak disana dan segera membawa mereka pergi. Disana dia melihat anak-anak itu yang tengah disekap dengan tangan yang diikat dengan tali.
Anak-anak itu tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadanya, mereka hanya bisa menangis dan berharap akan ada keajaiban yang akan menolong mereka dari nasib buruk ini. Saat mereka melihat pintu itu perlahan terbuka, mereka pun semakin menjadi takut dengan apa yang akan mereka temui sampai mereka melihat seorang gadis kucing yang sangat cantik dengan rambut putih dan halus.
Gadis kucing itu mendekati mereka, tetapi entah kenapa mereka sama sekali tidak terancam dengan kehadiran gadis kucing itu, malah mereka merasa tenang ketika gadis kucing itu datang.
"Tenanglah, aku akan segera membebaskan kalian."
Anak-anak itu pun merasa sangat senang karena gadis kucing itu akan menyelamatkan mereka, tetapi sebelum itu ada sesuatu yang harus mereka katakan kepadanya sebelum terlambat.
"Hati-hati, di belakangmu!"
Di belakang gadis kucing itu ada seorang bandit, dia adalah wakil boss dari para bandit yang berada di sini dan yang telah menculik mereka semua.
"Sudah terlambat! Dengan ini aku akan mendapatkan bayaran tambahan!"
Bandit itu pun berusaha untuk membuat White tidak sadar dengan menebarkan serbuk sihir yang akan membuat orang tertidur pulas di sekitarnya.
Bandit itu sudah menerima sebuah permintaan dari pedagang budak yang dia kenal untuk menangkap seorang gadis kucing berambut putih, tetapi dia sama sekali tidak mengerti dengan bagaimana wujudnya sehingga pedagang itu sangat menginginkannya, tetapi dia pun merasa sangat mengerti dengan perasaan pedagang itu yang sangat menginginkan gadis kucing ini setelah melihat bagaimana rupanya.
"Hahahaha kalau seperti ini, aku tidak akan menyerahkannya kepada si sialan itu."
Bandit itu mendekati White yang tergeletak itu dan berusaha untuk menyentuhnya, tetapi White yang hanya berpura-pura tertidur itu pun menjegal kakinya sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan.
"A-apa? Bagaimana bisa?!"
White pun menyemburkan kabut es dari mulutnya yang bisa membekukan bandit itu dengan sekejap, setelah membekukan seluruh tubuh orang itu, dia pun memotong-motong es itu dengan kuku-kukunya yang sangat tajam sampai menjadi potongan kecil-kecil sehingga membuat hidup bandit itu berakhir.
Tatapan itu, tatapan yang sama sekali tidak merasakan apapun ketika dia menghabisi bandit itu, tatapan hanya menatap es yang dia hancurkan itu dengan tatapan dingin yang kejam seolah-olah menganggap nyawa bandit itu tidak berharga.
"Jangan mencoba untuk menyentuh tubuh suci yang telah diciptakan oleh mi domine ini!"
Di balik sifat White yang hangat selalu ingin memanjakan dirinya dengan tuannya itu, dia sangat keras dan dingin kepada orang-orang yang berusaha untuk menjadi musuh tuannya, dia tidak akan menunjukkan satu belas kasihan pun kepada mereka yang berani melawan tuannya yang agung.
"Tinggal satu lagi."
Di suatu tempat di kota Tennou, disana terdapat sebuah bangunan seperti bar dimana di dalamnya terlihat seorang pedagang budak yang dulu pernah mencoba mengancam Edward. Pedagang itu sangat suka berfoya-foya dengan memesan minuman dan juga bermain wanita budaknya di dalam bangunan itu.
"Hahahaha kalau gadis kucing itu aku jual, pasti aku akan mendapat uang yang sangat banyak!"
Pedagang budak itu sudah yakin akan kemenangannya melihat dia sudah menyewa kelompok bandit yang sangat ditakuti dimanapun dia berada, dia tidak perlu khawatir dengan Edward atau apapun lagi sekarang.
"Tetapi sebelum itu, aku akan menikmati tubuh-"
Tiba-tiba tangan dari pedagang budak itu pun mulai merasakan dingin dan mulai membeku, tangan yang dimana dia menyentuh White dengan paksa itu. Itu membuatnya sangat terkejut dan juga panik melihat tangannya yang membeku.
"A-apa ini?! Siapa saja, tolong aku!"
Para budak wanitanya itu pun terkejut dan ikut panik melihat tubuh pedagang budak yang perlahan mulai membeku itu, mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, tetapi mereka juga tidak mau membahayakan nyawa mereka untuk menolongnya.
"A-aku akan membayarmu! Satu keping, tidak! Enam keping emas! Tidak! Aku akan membebaskanmu!"
Pedagang itu pun mulai merasa ketakutan dan bahkan dia sampai mengompol melihat tubuhnya yang semakin membeku itu, bahkan sekarang dia sama sekali tidak merasakan bagian tubuhnya yang membeku.
"Aku mohon!"
Dia sampai menangis meminta pertolongan kepada budak-budak miliknya yang melihatnya, tetapi mereka hanya melihatnya dengan tatapan senang dan mulut yang tersenyum lebar melihatnya yang sedang diambang kematian itu sampai akhirnya seluruh tubuh dari pedagang budak itu pun membeku sepenuhnya.
"Dasar makhluk bodoh yang berani melawan mi domine!"
Tubuh pedagang budak yang sudah membeku sepenuhnya itu pun mulai retak sedikit demi sedikit dan hancur menjadi pecahan-pecahan bongkahan es.
Setelah berdiam cukup lama, White pun berjalan mendekat ke anak-anak yang tengah disekap itu untuk melepaskan mereka dan mengajak mereka ke tempat yang aman.
"Sekarang kalian sudah aman."
Anak-anak itu memang tidak menyangka kalau gadis kucing yang bahkan belum pernah mereka temui itu akan menyelamatkannya, mereka pun sekarang bisa lega karena meskipun mereka tidak mengenalnya, tetapi mereka tidak merasakan perasaan yang tidak enak kepada gadis kucing itu.
"Te-terima kasih kakak."
White pun tersenyum kepada anak-anak itu dan memeluk mereka semua dengan lembut untuk meredakan semua rasa takut yang selama ini dialami mereka.
"Sama-sama, tetapi berterima kasihlah kepada mi domine yang telah memerintahkanku untuk menyelamatkan kalian."
Edward masih juga belum selesai berhadapan dengan para bandit itu, mereka tetap berusaha untuk menyerang Edward meskipun itu hanyalah perbuatan yang sia-sia melihat Edward yang sangat cepat.
"Sial! Rasakan ini!"
Bahkan Edward pun mulai bosan bermain kejar-kejaran seperti ini, dia ingin mengakhiri semua ini segera, tetapi dia juga tidak ingin ada korban yang berjatuhan akibat ini.
"Hoamz...bisakah kita hentikan permainan ini?"
Para bandit itu sudah berada di batas kesabaran mereka, mereka merasa sangat kesal dan juga marah karena Edward terus menerus menghindari serangan mereka tidak peduli bagaimana pun mereka menyerangnya.
"Ketua, apa yang harus kita lakukan?"
Berbeda dengan anak buahnya yang kesal dan marah, boss dari para bandit itu terlihat sangat tenang menghadapi Edward.
"Tenanglah, aku sudah mempunyai kartu as!"
Dia mengeluarkan sebuah item dari balik jubahnya, item itu berbentuk seperti sebuah kristal berwarna biru cerah dengan sihir di dalamnya.
"Sekarang tamatlah riwayatmu bocah!"
Tiba-tiba tanah di gua itu bergetar hebat membuat mereka semua menjadi sangat panik, batu-batu di sekitar ruangan gua itu pun berkumpul membentuk sebuah golem yang sangat besar sedangkan yang lainnya membentuk pasukan golem dengan ukuran sedang.
Ini adalah item berharga yang sudah ia dapat dari seseorang yang sangat misterius, dia bahkan tidak mau menyebutkan nama atau identitasnya sama sekali, tetapi karena itu adalah sebuah item yang sangat berharga, dia pun menerimanya dengan senang hati.
Mereka semua sangat terkesan melihat golem-golem itu yang berukuran besar, mereka merasa dengan memanfaatkan itu, mereka bahkan bisa menghancurkan satu kota tanpa masalah yang berarti. Mereka semua tersenyum puas karena merasa kemenangan sudah berada di pihak mereka, tetapi itu tidak akan terjadi.
"Golem-golem, serang dia!"
Golem-golem itu pun mulai bergerak untuk menyerang Edward, mereka sangat menantikan wajah ketakutan dari Edward yang akan memohon untuk hidupnya sambil bersujud di hadapan mereka semua untuk membalas semua yang Edward telah lakukan.
Edward sama sekali tidak merasa ketakutan, sebaliknya dia malah merasa bodoh karena harus melawan golem-golem yang akan sama sekali tidak berguna untuk melawannya itu.
"(sigh) Dasar bodoh."
Golem-golem itu mulai menyerang Edward, tetapi Edward bisa menghindari serangan golem itu dengan mudah karena memang golem terasa itu sangat lamban baginya.
"Tch! Speed up!"
Boss para bandit itu mengeluarkan sebuah sihir untuk membuat gerakan para golem-golem itu menjadi lebih cepat, tetapi itu tetap tidak berguna melawan Edward yang sangat cepat itu.
"O mi domine, misi telah berhasil diselesaikan."
Edward pun akhirnya bisa bernapas lega setelah mendengan itu, dia memang dari awal sudah percaya dengan White yang akan bisa menyelamatkan mereka dengan mudah.
"(sigh) Akhirnya sudah selesai."
Edward mengacungkan tangannya ke langit-langit gua itu dan membuat para bandit itu merasa heran dengan apa yang sebenarnya Edward sedang lakukan sekarang ini.
Kalau lawannya golem, aku tidak akan segan-segan."
Tepat di atas mereka muncul banyak lingkaran sihir yang masing-masing dari lingkaran sihir itu muncul sesuatu seperti pedang cahaya.
"A-apa ini!"
Mata para bandit itu terbelalak dengan apa yang mereka saksikan sekarang ini, di atas mereka tiba-tiba terdapat lingkaran sihir yang seperti itu.
"Sihir ini masih jauh dari sempurna, tetapi ini tetap mematikan."
Para bandit itu mulai ketakutan melihat pedang cahaya itu yang mulai keluar dari lingkaran sihir. Edward memang mampu jika hanya untuk membunuh mereka semua, tetapi dia sama sekali tidak mau melakukannya meskipun mereka adalah orang-orang yang seperti itu.
"Jangan khawatir, ini tidak sakit."
Boss bandit itu mulai kesal dengan Edward yang terlihat seperti merendahkannya, dia yang selalu terlihat tenang itu mulai kehilangan ketenangannya dan berusaha menyerang Edward dengan golem-golem itu.
"Serang dia! Bunuh dia!"
"Lux Pluvia!"
Pedang-pedang cahaya itu mulai melesat menuju ke para bandit-bandit itu dengan kecepatan yang luar biasa dan membuat para bandit itu hanya bisa pasrah karena itu tidak mungkin untuk menghindari pedang dengan kecepatan yang seperti itu.
"Tapi bohong! Inilah yang asli!"
Di tangan Edward terdapat pedang cahaya yang asli, dia berhasil menipu bandit-bandit itu dengan tipuan yang dia ciptakan dengan sihir cahayanya. Meskipun itu Edward, tidak mudah untuk mengeluarkan sihir seperti itu apalagi dia masih jauh dari menguasai sihir yang dia dapatkan itu.
Edward pun menebaskan pedang cahayanya itu ke para golem-golem itu dan membuat mereka terbelah menjadi dua bagian, dia pun dengan cepat menuju ke boss para bandit itu dan menebasnya beserta dengan kristal miliknya agar para golem itu berhenti bergerak.
"Boss!"
"Huft! Akhirnya selesai, kalau begitu sampai jumpa lagi."
Edward pun menghilang secara tiba-tiba dari sana meninggalkan para bandit yang masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, otak mereka sama sekali tidak bisa mencerna tentang apa yang sebenarnya telah terjadi dengan Edward dan boss mereka.
Mereka pun langsung mengerumuni boss mereka yang tergeletak lemah itu, tetapi nyawanya sama sekali tidak terancam karena Edward memang dari awal tidak berniat membunuhnya.
"Boss apa kau tidak apa-apa?"
Boss para bandit itu pun mulai sadar dan memegang kepalanya yang terasa pusing itu, dia pun mulai bangkit dan berdiri dengan wajah yang muram karena telah dipermalukan seperti ini.
"Kalian tidak akan menang melawannya."
Tiba-tiba dari dalam kegelapan, muncullah sesosok manusia, sosok itu mulai berjalan mendekat dan terlihat kalau dia memakai topeng oni dan juga memegang sebuah pedang katana yang panjang.
Para bandit itu sangat terkejut dengan kehadiran sosok itu yang sangat tiba-tiba, tetapi yang lebih mengejutkan dan juga menakutkan adalah sosok itu yang mempunyai aura mengerikan yang seolah-olah akan menelan mereka semua.
"Karena yang akan membunuhnya adalah aku!"
Para bandit itu tahu satu hal, yaitu orang itu sangatlah berbahaya dan juga kuat sampai-sampai mereka semua kehilangan kekuatan hanya untuk berdiri ketika melihat orang itu mengeluarkan sesuatu seperti seorang samurai raksasa yang sangat mengerikan tepat di belakangnya.
"Jangan khawatir, aku akan melanjutkan tugas kalian. Aku akan menghancurkan kota Tennou sebagai ganti dari nyawa kalian."
Samurai raksasa yang berada di belakang orang itu pun mulai mengayunkan dan membuat mereka semua ketakutan setengah mati. Mereka berusaha untuk lari, tetapi kaki mereka sama sekali tidak mempunyai kekuatan hanya untuk berdiri.
"Sekarang matilah!"