Hari ini adalah sebuah malam yang sangat cerah di salah satu benteng di kerajaan Dwarf, udara yang tidak terlalu dingin beserta langit cerah dan sinar rembulan dan bintang bagaikan permata di langit.
Sebuah benteng yang lumayan besar dengan tembok tebal yang mengelilinginya berdiri kokoh di suatu daerah di kerajaan Dwarf, di benteng itu terlihat banyak sekali prajurit Dwarf yang tengah berjaga menjaga benteng tetapi ada yang aneh di sana, di sana terlihat seperti ada sesuatu yang tidak beres.
Para prajurit Dwarf yang ada di sana terlihat berkerumun seperti ada sesuatu yang menarik di sana dan benar, di sana terlihat seorang gadis Dwarf yang berekspresi ketakutan.
Gadis itu terlihat sangat ketakutan ketika melihat para prajurit Dwarf itu mengerumuninya.
Salah satu prajurit yang baru datang pun penasaran dengan apa yang tengah terjadi, dia mencoba mendekati mereka untuk mencari tahu apa yang tengah terjadi di sana.
Prajurit muda itu pun lalu menepuk salah satu pundak prajurit yang lebih tua darinya.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Ah gadis itu berusaha kabur dari penjara."
Orang itu menunjuk kepada gadis yang tengah ketakutan yang ada di sana.
"Kau mungkin tidak tahu, dia adalah anak dari Okein yang disandera oleh petinggi agar dia mau menjalankan misinya."
Prajurit muda itu terlihat kaget mendengarnya.
"Tunggu, apa maksudnya disandera? Lalu apa maksudnya?"
Orang itu bisa memahami kalau pemuda itu tidak tahu situasinya karena dia memang masih baru.
"Aku yakin kalau kau tidak tahu ya tentang Okein, dia adalah salah satu prajurit hebat yang telah mengundurkan diri, aku mendengar para petinggi memaksa Okein untuk menjalankan misi tetapi dia menolak...jadi mereka menyandera putrinya agar dia mau melakukan misi itu."
Okein memang dikenal sangat mencintai putrinya, bahkan alasan kenapa dia pensiun adalah karena dia ingin mengurus putrinya karena istrinya meninggal karena penyakit.
Pemuda itu merasa kasihan kepada Okein dan Putrinya, dia ingin menolong gadis itu tetapi dia juga bagian dari prajurit kerajaan Dwarf sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Pemuda itu terus melihat puteri Okein yang ketakutan.
Salah satu prajurit Dward pun mendekatinya, dia menampar gadis itu dengan keras dan membuat gadis itu kesakitan.
"Ti-tidak ja-"
"Dasar gadis bodoh! Apa kau pikir kau akan bisa lepas semudah itu."
Para prajurit yang lainnya pun juga mendekati gadis malang yang nampak kesakitan itu.
Gadis itu bahkan tidak bisa berkata apa-apa, dia memegang pipinya yang sakit dan dengan mata yang penuh dengan rasa takut beserta air mata yang mengalir di pipinya dia berusaha untuk menjauh sampai-sampai punggungnya sudah menyentuh dinding batu.
"Kumohon...kumohon...jangan sakiti aku lagi."
Bagi gadis biasa, tentu situasi ini adalah situasi yang sangat menakutkan baginya. Gadis yang biasanya dengan wajah gembira yang terbiasa menyirami bunga setiap hari telah mengalami sesuatu seperti ini.
"Ayah...tolong..."
Pria yang tadi dengan senyuman jahat menikmati ekspresi gadis malang itu. Memang mereka dilarang membunuh gadis itu tetapi jika dia tidak mati maka dia bisa menyiksanya.
"Tunggu dulu!"
Pemuda tadi pun mendekati mereka.
"Hah?"
"Walau dia berusaha kabur, tetapi tidak perlu kan untuk menyakiti gadis tidak berdaya ini!"
"Apa-apaan kau anak baru? Apa kau mau menjadi ksatria bagi gadis ini?"
Tentu pemuda itu sama sekali tidak ada niatan untuk melawan peraturan, pemuda itu hanya bertindak sesuai dengan hati nuraninya sebagai seorang prajurit terhormat.
"Walaupun dia sandera tetapi dia layak diperlakukan dengan baik kan?"
"Hah? Perintah yang diberikan atasan adalah boleh berbuat apapun asal jangan sampai mati jadi kami bebas mau apakah dia."
Pemuda itu tahu itu, tetapi hati nuraninya berkata kalau ini sama sekali tidak benar, dia harus mencegah ini karena kalau tidak maka dia merasa kalau dirinya akan terus menyesali ini jika tidak berbuat apapun."
Dengan beraninya pemuda itu berkata...
"Apa kalian tidak punya hati nurani? Apa kalian tidak punya kebanggaan sebagai seorang prajurit?"
"Bocah...apa kau sadar dengan apa yang kau katakan? Kau ingin mati ya?"
Pemuda itu terlihat sedikit takut ketika prajurit yang ada di sekelilingnya menatapnya dengan tatapan yang menyeramkan, bahkan mereka semua bersiap untuk menghunuskan pedang-pedang mereka.
Para prajurit yang ada di sana itu sama sekali tidak sadar, mereka tidak sadar bahwa dari tadi ada yang mengawasi mereka dari atas benteng.
Dia adalah seorang lelaki yang terlihat tua, lelaki itu memakai jubah untuk menyamar dan masuk ke benteng ini tanpa terdeteksi.
Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, dia terlihat marah dengan sesuatu yang terjadi di sana.
"Dasar prajurit sialan...berani-beraninya mereka..."
Dan para prajurit itu tidak sadar sama sekali akan bahaya yang akan mereka hadapi. Mereka tidak sadar bahwa Yggdrasil sedang menuju ke arah benteng itu. Mereka tidak menyadari bahwa di dalam Yggdrasil itu terdapat monster-monster yang bisa meratakan mereka semua.
"Memberitahukan: Okein...Tuan Putri memberi waktu tiga menit."
"Baiklah itu sudah lebih dari cukup!"
Benar dia adalah Okein, seorang Dwarf yang tertangkap oleh para Valkyrie dan di bawa ke Yggdrasil.
Dia pun membuka jubahnya dan di sana terlihat ada yang berbeda darinya. Tangannya beserta kakinya yang putus sekarang sudah diganti dengan tangan logam robotik yang terlihat keren, bahkan salah satu matanya juga terlihat diganti dengan mata robot yang bisa melihat dengan sangat jelas di kegelapan.
"Memulai Perubahan!"
Tangan robotik itu pun berubah menjadi sebuah tangan yang besar yang seolah-olah seperti tangan Giant.
"Melapor: Okein terlihat sudah terbiasa menggunakan bagian tubuh buatan itu."
Yulia yang sekarang ini tengah duduk di singgasana pribadinya sama sekali tidak heran mendengarnya.
"Tentu saja, kalau tidak maka Yulia akan memusnahkannya."
Tepat di bawah kaki Yulia, di sana ada Carmilla yang menjadi tempat berpijak kaki Yulia.
"Ah...nona Yulia...Lagi!"
"Diamlah kau dasar serangga!"
Yulia menginjak Carmilla sampai ada beberapa tulangnya yang patah, tetapi itu tidak berarti apa-apa karena Carmilla adalah seorang vampir setengah abadi.
"Ah...lagi! lagi!"
"Dasar serangga menjijikkan, kalau kau tetap berbicara dengan suaramu yang menjijikkan itu, Yulia benar-benar akan memusnahkanmu!"
"Ah..."
Carmilla sama sekali tidak terlihat takut, bahkan dia terlihat sangat girang mendengar itu. Carmilla, seorang vampir sadis yang berharga diri tinggi sekarang benar-benar telah menjadi masokis akut yang mesum.
"Ingatlah kau serangga menjijikkan, Yulia membiarkanmu hidup karena kau adalah bawahan tuanku yang agung!"
Sementara Yulia merasa jijik dan terus menyiksa Carmilla, Okein sekarang sudah bersiap untuk mengeluarkan kekuatan barunya sedangkan pemuda yang berusaha melindungi gadis malang itu telah dihajar habis-habisan oleh para prajurit di sana.
Setelah menghajar pemuda malang itu, para Prajurit bengis itu mendekati gadis malang yang sangat ketakutan itu. mereka pun berusaha membuka paksa pakaian gadis itu dengan wajah yang bejat.
"Hahahaha...sudah lama aku tidak merasakan ini."
"Tidaaaak jangan mendekat!"
Prajurit yang bejat itu dengan senyuman mesumnya berusaha untuk menyentuh gadis malang itu.
"JANGAN BERANI MENYENTUH PUTRIKU DASAR BAJINGAN!"
Tiba-tiba dari arah atas terlihat Okein dengan tangan robotik besarnya yang dengan cepat menukik ke bawah.
Dengan kerasnya Okein pun menggencet salah satu prajurit yang berusaha menyentuh tubuh putrinya dengan tangannya yang kotor.
Tubuh salah satu prajurit yang tergencet itu pun sampai hancur memuncratkan darah segar.
Gadis malang yang melihat itu sontak kaget dan berteriak melihat pemandangan horor itu.
"KYAAAA~"
Itu memang terlihat sedikit berlebihan menunjukkan kepada putrinya pemandangan seperti ini, tetapi Okein sudah tidak bisa membendung amarahnya lagi, dia bersumpah untuk menghabisi satu persatu prajurit yang berani membuat putrinya seperti ini.
Sontak para prajurit yang melihat itu pun terkejut bukan main, mereka segera mundur dan menghunuskan pedang mereka masing-masing.
"Tch! apa dia pasukan pemberontak?"
"Siapapun dia cepat habisi!"
Di sana terlihat Okein yang amarahnya sudah tidak tertahan lagi, dia mengangkat tangan robotik besarnya itu.
"bunuh! bunuh! BUNUH!"
"Memberitahukan: Okein, dimohon segera pergi dari sana."
"Aku mohon Ratatoskr dan nona Yulia, beri aku waktu setidaknya untuk membunuh para bajingan ini!"
"Permintaan dito-"
Tiba-tiba Yulia menyahut.
"Baiklah akan aku biarkan, bunuh para serangga itu."
"Aku berterima kasih!"
Salah satu prajurit pun datang dan menyerang Okein. Dengan lengan besarnya itu Okein melompat dan meninju prajurit itu dengan kekuatan penuh.
Tentu prajurit itu tidak bisa menahan serangan Okein dengan tangan robotik besar dan kuatnya itu dia pun tergencet dan hancur bersama lantai di sana dan menjadi bubur sama seperti temannya yang tadi.
"A-apa-apaan dia?"
"Jangan takut, kita serang bersama-sama!"
Para prajurit pun menyerang Okein secara bersama-sama tetapi Okein masih punya banyak cara lain.
"Transformasi: pedang laser!"
Tangan robotiknya pun berubah menjadi pedang laser, dia sekarang juga menyerang para prajurit itu menggunakan senjatanya itu.
Pedang laser yang digunakan Okein tentulah bukan senjata yang biasa, senjata itu bisa memotong logam dengan sangat mudah.
Dengan tubuhnya yang sudah dimodifikasi, dia dengan cepatnya menebas satu persatu dari mereka bahkan sampai-sampai di antara mereka tidak ada yang bisa mengikuti gerakan dari Okein.
Yulia yang melihat itu tersenyum puas melihat Okein yang membantai satu persatu dari mereka.
"Walaupun dia masih gak lebih dari serangga bagi Yulia, tetapi gak Yulia sangka dia bisa membantai prajurit dengan semudah itu."
Yulia pun berdiri dari singgasana pribadinya.
"Baiklah kalau begitu Yulia sendiri yang akan turun."
"Tuan putri, Anda tidak perlu mengeluarkan kekuatan Anda."
"Yulia suka sesuatu yang menarik, karena itu untuk merayakan perasaan senang Yulia ini, Yulia akan turun langsung memusnahkan mereka semua."
Ini adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi kepada Yulia, tidak biasanya dia tertarik dengan makhluk yang lemah bahkan jauh jauh sangat jauh lebih lemah darinya.
"Pak tua, aku beri waktu sepuluh detik, segera kau selesaikan urusanmu pergi dari sana atau kau akan ikut binasa."
Mendengar itu Okein tahu kalau Yulia sama sekali tidak bercanda, dari sekian orang yang pernah ia temui mungkin Yulia adalah yang paling gila dari mereka semua baik dari segi kekuatan maupun sifat, tetapi Okein tidak membenci itu.
"Baiklah."
Tiba-tiba di sana muncullah sang Boss dari dalam bangunan kastil di dalam benteng bersama dengan pasukan khususnya.
"Ada apa ini? hmmm...kau Okein?"
Okein sangat mengenali Dwarf itu, dia adalah mantan sahabat baiknya yang berkhianat dan dialah juga yang mengusulkan penculikan putrinya.
Okein sangat ingin memukulnya tetapi dia harus segera keluar dari sini, dengan cepat dia menggendong putrinya yang telah pingsan karena kejadian horor tadi.
Okein pun melihat kepada pemuda yang berusaha menolong putrinya tadi, dia pun memutuskan untuk membawa serta pemuda itu pergi dari sini.
"Tunggu, apa kau pikir kau bisa keluar dari sini hidup-hidup?"
Okein pun menggunakan kemampuan kaki robotiknya untuk melompat tinggi menyeberangi benteng besar dan keluar.
"Tunggu! Tch, Sialan! Kejar dia!"
Tiba-tiba mereka melihat sesuatu yang aneh, di langit terlihat seperti ada dua buah bulan.
"Boss lihat di langit kenapa ada dua bulan?"
"Dua bulan? Apa maksudmu?"
Pada saat dia melihat ke langit dia pun sadar kalau itu bukanlah bulan melainkan sesuatu yang tidak dia tahu, tetapi dia merasakan energi sihir yang sangat besar dari sana.
"Saatnya kalian binasa, dasar serangga..."
Di sana terlihat Yulia yang tadi telah berteleportasi dan sekarang sudah bersiap untuk melepaskan serangan sihirnya yang sangat luar biasa.
"Helles-Mondlitch."
Bola raksasa yang sangat terang di atas itu pun segera menuju ke bawah dengan perlahan. Orang-orang yang melihat itu pun segera berada dalam kepaikan, mereka berhamburan berusaha keluar dari benteng itu tetapi sudah terlambat.
"Boom!"
Serangan bola raksasa dari Yulia itu pun mengenai benteng dan meledak dengan sangat dahsyat meratakan semua yang ada di sana, bahkan ledakan dari bola itu sangat besar sehingga ukuran diameter ledakan itu mencapai dua ratus meter.
Semua yang berada di dalam ledakan itu tidak akan ada yang selamat, mereka semua akan binasa tanpa menyisakan abu pun.
Ledakan dahsyat yang luar biasa bagi orang normal, tetapi bagi Yulia ini hanyalah sebagian kecil dari kekuatannya.
Okein yang melihat itu benar-benar takjub, dia merasa bodoh karena meragukan kekuatan Yulia yang sudah seperti dewa ini, kekuatan yang sudah jauh di luar nalar.
"Kekuatan yang benar-benar gila, sebenarnya siapa gadis kecil itu?"
Akibat dari serangan Yulia itu, terbentuklah cekungan kawah yang berdiameter dua ratus meter yang juga sangat dalam. Sama sekali tidak tersisa apapun dari orang-orang yang ada di benteng itu bahkan abu mereka pun. Mereka semua telah lenyap dari dunia ini menuju ke ketiadaan.
Sementara itu Yulia hanya memandangi kawah yang ia buat dengan tatapan yang biasa, dia sama sekali tidak merasakan apapun meskipun dia telah membunuh semua orang yang ada di sana.
"Yulia tidak akan mengampuni para orang-orang sesat, pula Yulia tidak akan berempati kepada mereka. Mereka hanyalah penyakit yang harus diberantas."
Yulia berbalik dan dia pun berteleportasi kembali ke Yggdrasil.
"Baiklah urusan kita sudah selesai di sini, segera teleportasikan pak tua itu kemari dan kita sekarang langsung maju menuju ke tahap berikutnya."
"Dimengeti, nona Yulia."
Okein pun diteleportasikan kembali ke Yggdrasil bersama dengan putrinya dan juga pemuda yang tengah babak belur.
"Nona Yulia, pemberitahuan dari Unit Auge, mereka telah menemukan markas pemberontak."
"Baiklah kalau begitu segera berangka kesana!"
"Dimengerti!"