Beberapa waktu setelah insiden pemusnahan salah satu benteng kerajaan Dwarf itu, sekarang Yggdrasil telah menuju ke sebuah tempat di mana para pemberontak kerajaan Dwarf berada.
Kerajaan Dwarf, El Tigo adalah satu-satunya kerajaan dari ras Dwarf. Kerajaan itu memiliki wilayah yang luas, luas wilayahnya memang lebih kecil daripada luas wilayah kerajaan Suci Elf milik Aria yang berada tepat di sebelah kerajaan Dwarf, lebih tepatnya di ujung benua besar Pangea yang ada di Iume yang berseberangan langsung dengan benua Lurentia yang menjadi rumah bagi banyak ras Elf dan juga ras yang lainnya.
Di dalam kerajaan suci Elf milik Aria sekarang ini telah terjadi sesuatu yang mengejutkan yaitu terdeteksinya sihir yang sangat-sangat luar biasa dari wilayah kerajaan El Tigo.
Memang sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau ras Elf itu selalu memiliki pandangan buruk dengan ras Dwarf, begitupun sebaliknya sehingga mereka berdua tidak bisa akur sama sekali seolah-olah mereka seperti ras Malaikat dan Iblis yang selalu berseberangan.
Di sana, tepatnya di kuil suci di mana seharusnya Aria tinggal ada seorang Elf wanita yang memakai jubah penyihir, dia merupakan sosok yang sangat penting di kerajaan suci ini, dia adalah Rayesha.
Rayesha tampak sangat gelisah dengan apa yang baru saja dia temukan, sebuah kekuatan sihir yang sangat luar biasa yang tampak jelas di salah satu harta kerajaan.
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
Ini merupakan hal yang sangat aneh baginya arena bagaimana mungkin ada sesuatu seperti ini yang tidak terdeteksi oleh salah satu harta kerajaan itu.
Yang dimaksud harta kerajaan di sini adalah alat-alat sihir super yang dikembangkan oleh Elf sendiri. Sama dengan Dwarf yang menggunakan alat sihir, Elf juga menggunakannya meskipun itu hanya untuk sihir berskala besar seperti sihir super atau juga sihir yang sangat rumit sehingga diperlukan pengetahuan dan kemampuan khusus untuk menggunakannya.
Salah satu harta kerajaan itu ialah sebuah benda yang seperti air tetapi benda itu mempunyai bentuk bulat. Benda itu terletak di atas sebuah bunga raksasa yang berada di sana, bunga dengan kelopak berwarna putih yang cantik.
Rayesha pun bergegas meninggalkan tempat itu, dia menuju ke suatu tempat di kuil itu untuk bertemu seseorang.
Dia berjalan melewati setiap lorong dan lorong yang sangat indah dihiasi tumbuh-tumbuhan yang ada di sana. Itu mungkin merupakan sesuatu yang sangat indah bagi orang-orang yang belum pernah melihatnya tetapi merupakan sesuatu yang sudah biasa bagi para Elf.
Memang sudah tidak diragukan lagi kalau rata-rata Elf adalah penyuka keindahan, mereka suka membuat sesuatu menjadi sangat indah dan sangat sedap ketika dilihat. Bahkan mereka juga sangat pilih-pilih dengan tempat tinggal mereka, mereka selalu mencari tempat yang sangat indah untuk ditinggali, itulah para Elf.
Akhirnya setelah beberapa saat Rayesha pun sampai ke tempat tujuannya, dia pun membuka pintu dan masuk ke dalam sebuah ruangan.
Ruangan itu juga adalah ruangan yang sangat indah, sebuah ruangan yang juga dihiasi oleh tumbuh-tumbuhan di setiap sudutnya, di setiap pilar dan dinding yang ada di sana pun juga dihiasi dengan ukiran-ukiran unik dari para Elf.
Cahaya indah sang rembulan yang dengan jutaan bintang yang menyertainya terlihat jelas di sana karena atap ruangan itu terbuat dari kaca transparan sehingga membuat suasana malam menjadi semakin indah bersama dengan suara merdu dari air mengalir di ruangan itu.
Sama seperti Wood Elf seperti ras Evelyn yang suka tinggal di tengah hutan dan juga membuat rumah di atas pohon, Elf seras dengan Aria juga mempunyai hal-hal yang menjadi identitas dan juga kebiasaan mereka semua.
Sub ras Elf Aria adalah Elf Cahaya, mereka bisa dibilang merupakan ras Elf yang berparas paling bagus dari sub-ras Elf yang lainnya dan mereka juga sangat menyukai tumbuh-tumbuhan sehingga kerajaan suci milik Aria itu juga dikenal sebagai kerajaan yang sangat indah dengan berbagai tumbuhan yang ada di sana.
Sama seperti kesukaan mereka yaitu tumbuh-tumbuhan, jenis sihir mereka juga rata-rata melibatkan tumbuh-tumbuhan seperti yang pernah Aria tunjukkan dulu.
Di sana ada seorang Elf yang mempunyai rambut keemasan seperti layaknya Aria dengan wujud palsunya sedang berdo'a di hadapan sebuah altar. Dia adalah Claris, seorang Elf yang merupakan tangan kanan dari Aria.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kerajaan suci ini adalah sebuah kerajaan Teokrasi, artinya mereka adalah kerajaan yang berdasarkan prinsip-prinsip kedewaan dan yang menjadi pemimpin di sana bukanlah seorang raja melainkan seorang yang memimpin para umat mereka, dialah Aria sang gadis suci.
Di dalam kerajaan suci memang banyak dewa yang dipercayai para Elf salah satunya adalah dewa gunung Roaris, dan yang paling banyak dipuja adalah sang Dewi Innocentia, seorang dewi yang dikatakan akan muncul ketika dunia mengalami situasi genting, sang dewi rembulan.
Rayesha pun mendekati Claris yang tengah memanjatkan do'a itu.
"Nona Claris, saya mempunyai hal penting yang harus segera dibahas."
Claris pun menghentikan proses berdo'anya dan dia pun menoleh ke arah Rayesha.
Dari wajahnya terlihat Claris adalah seorang Elf yang sangat lemah lembut dan baik kepada siapapun. Dia selalu tersenyum manis kepada siapapun yang ada di sana yang senyumannya itu bisa menyihir siapapun.
"Masalah? Ara, apakah masalah besar?"
"Mungkin saja, saya baru menemukan sebuah energi sihir yang luar biasa besar dari arah kerajaan El Tigo."
"Energi sihir? Lebih detailnya?"
"Sayangnya saya tidak tahu apa itu, tetapi mengingat para Dwarf tidak mahir menggunakan sihir maka kemungkinan kalau itu adalah senjata yang dibuat para Dwarf. Kemungkinan kalau itu benar maka senjata itu bisa mengeluarkan sihir super yang bisa meratakan satu kota kecil.
Claris pun memangku pipinya dengan ekspresi yang sedikit khawatir mendengarkan kata-kata Rayesha.
"Ara ara...kenapa harus ada hal seperti ini ketika Aria gak ada?"
"Ya, karena itu nona Claris...mohon keputusan anda."
"Ara, ini menyulitkan...apa kita tidak bisakah kita menunggu Aria kembali?"
Sebagai pemimpin tertinggi dari kerajaan suci, Aria sendiri semenjak perang besar itu dia hampir tidak pernah kembali ke sana, dia selama ini telah berada di pulau kabut untuk menjaga kuil sang Cahaya dan menyerahkan keputusan penting kepada Claris sebagai tangan kanannya.
"Apakah Anda tahu di mana nona Aria sekarang?"
"Tidak, tetapi aku bisa berkomunikasi dengannya kalau memang itu diperlukan."
"Benarkah? Kalau begitu-"
"Tetapi untuk sekarang siapkan tim mata-mata Dark Elf, jika aku berhasil bicara dengan Aria maka kita akan segera membahas ini."
Tentu yang ada di kerajaan suci ini bukan hanya ras Elf Cahaya melainkan juga ada sub-ras Elf yang lainnya mulai dari Moon Elves, Sun Elves, Snow Elves, Dark Elves, dan juga yang lainnya.
Memang sebenarnya walaupun mereka semua tetap ada di dalam satu ras yaitu ras Elf, tetapi sebelum adanya kerajaan yang didirikan oleh Aria ini para Elf sangat sering berperang satu sama lain sehingga sampai di saat datangnya seorang pemimpin mutlak yang ada di atas mereka, Aria sang Gadis Suci.
Kerajaan Suci itu sendiri juga memiliki wilayah yang juga sangat luas karena merupakan gabungan dari hampir semua sub-ras Elf kecuali Wood Elves yang ada jauh di Veden sana dan juga Aquatic Elves yang sama seperti Mermaid, mereka tinggal di dalam laut jauh dari kerajaan Suci.
Luas wilayah kerajaan suci Aulerial sendiri dibilang meliputi sebagian kecil benua Pangea yaitu sebuah kota besar yang merupakan ibu kota kerajaan suci sekarang, kota suci Aurora yang ada tepat di sebelah benua Laurentia, sebagian wilayah benua Laurentia yang menjadi rumah dari ras-ras lain di Iume.
Rayesha pun menyetujui itu dan dia pun memohon diri untuk pergi dari sana dan menyiapkan apa yang dibutuhkan sementara Claris mencoba memanggil Aria.
Claris mempunyai sebuah sihir komunikasi yang menghubungkannya dengan Aria, dia pun menggunakan sihir itu untuk menghubunginya.
Dia menghentakkan tongkat emasnya ke lantai dan di lantai itu tiba-tiba muncul sebuah lingkaran sihir.
"Aleya Roalis."
Di sana pun muncullah sosok Aria yang terlihat cuman seperti hologram saja.
"Aria-chan..."
"Claris ya? Apakah ada sesuatu yang terjadi di sana?"
"Sebenarnya..."
Claris menceritakan semua yang dia dengar dari Rayesha.
Aria pun terkejut, dia segera menyadari siapa yang menjadi sumber dari semua ini, dia adalah seorang yang mempunyai kekuatan mutlak, Yulia the Princess.
"Jadi Aria-chan, apa yang harus kita lakukan?"
Tentu Yulia tidak bisa membiarkan semua ini, tetapi dia juga tidak akan bisa menang melawan Yulia sendirian apalagi ketika dia menyadari kalau Aria ada di sana maka Yulia akan menyerangnya.
"Baiklah aku sudah tahu situasinya tetapi jangan sekali-kali dekat dengan sumber dari itu."
"Ara, kenapa?"
Aria sudah sangat tahu kekuatan Yulia dan pasukan Valkyrinya, dia bahkan sangat tidak yakin kalau kerajaan suci yang sekarang bisa menghadapi seorang Yulia yang punya kekuatan untuk menghancurkan segalanya.
"Sesuatu yang menjadi sumber kekuatan itu bukanlah sesuatu yang bisa kalian hadapi sendirian, yang jelas kemungkinan untuk sekarang tujuan dia bukanlah kerajaan suci jadi kusarankan jangan mendekatinya."
"Kau tahu sesuatu ya?"
"Ya, aku tahu siapa itu tetapi jangan sampai mendekati dia!"
Aria pun menghentikan sihir itu, dia yang sekarang berada di Kuil sang Cahaya di pulau kabut itu dengan wajah seriusnya terdiam.
"Ternyata nona Yulia sekarang berada di sana..."
Aria tidak tahu kenapa ramalan Zadkiel tentang Yulia yang akan bangkit ketika Zodiak terakhir ketemu itu bisa benar-benar terjadi tetapi itu sudah tidak penting lagi karena sekarang Yulia sudah bangkit.
"Seperti yang Zadkiel ramalkan, nona Yulia mengincar kerajaan Dwarf dulu."
Sementara itu Zadkiel yang berada di suatu tempat bersama dengan orang yang misterius.
"Tetapi aku tidak menyangka kalau kau bisa tahu kalau dia akan bangkit..."
Zadkiel bukanlah peramal, tetapi dia hanya berpikir kalau orang itu akan merencanakan kebangkitan Yulia di waktu yang paling tepat karena memang seperti itu lah dia.
"Tidak lah, aku hanya menebak-nebak saja kalau 'dia' pasti akan merencanakan itu. Oh ya ngomong-ngomong kenapa kamu di sini?"
"Seperti biasa aku sedang menjalankan perintah dari dia."
"Dia? Maksudmu dia?"
"Ya, Innocentia. Dia datang bersamaku di dunia ini."
Zadkiel terlihat terkejut dengan itu, dia bahkan tidak pernah berpikir kalau Innocentia akan pergi ke dunia ini di saat semuanya masih belum siap.
"Tunggu dulu, bukannya itu berbeda dari rencana kita?"
"Entahlah, dia mungkin punya alasan sendiri, lagipula aku juga tidak pernah tahu apa yang dia pikirkan."
Ini sangat gawat, kalau Innocentia sampai muncul di dunia ini maka kekuatannya itu akan langsung dirasakan oleh seluruh penjuru dunia dan akan menjadi masalah yang besar.
"Tenanglah, dia adalah Innocentia. Dia bukanlah orang bodoh yang akan menghancurkan rencana kita semua."
Untuk sekarang Zadkiel mencoba tenang dan memikirkan dengan kepala dingin tujuan Innocentia ke dunia ini, lagipula jika dipikir-pikir tanpa itu kekuatan Innocentia juga tidak akan seperti biasanya.
"Baiklah kalau begitu aku akan meneruskan rencana-rencana ini untuk sekarang."
"Kalau begitu aku juga akan berjalan-jalan dulu sebelum bergabung dengannya."
"Lagipula tumben kamu mau diajak sama dia?"
Orang misterius itu menatap Zadkiel dengan matanya yang tajam, pupil matanya yang terlihat seperti pupil mata reptil dan juga mulutnya yang sekarang tersenyum lebar menampakkan giginya yang sangat tajam.
Zadkiel yang melihat air liur yang mulai menetes dari mulutnya itu langsung mengerti kenapa dia mau diajak walaupun tanpa kakaknya yang menemaninya.
"Uwah seperti yang sudah kuduga dari Dragon God yang sebenarnya. Tetapi jangan berlebihan ya atau kamu akan sakit perut lagi."
Akhirnya orang misterius itu pun pergi dari sana begitu pun Zadkiel yang pergi menemui seseorang yang penting.
Malam pun berganti menjadi pagi, itu adalah saat di mana Yggdrasil sudah sampai ke tempat para pemberontak Dwarf berada. Sebuah perkemahan yang terletak di suatu tempat luas di balik pegunungan yang penuh dengan bebatuan.
Okein pun sudah bersiap-siap pergi ke sana, dia membiarkan anaknya itu tetap berada di Yggdrasil yang merupakan tempat teraman dan pergi menuju ke sana, tetapi tiba-tiba Yulia menghampiri Okein.
"Tunggu pak tua Yulia juga ikut ke sana."
"Eh?!"
Okein terkejut, dia pun langsung berkeringat dingin membayangkan apa yang akan terjadi jika Yulia ikut dengannya.
Di dalam dunia ini, tidak semua orang baik ataupun jahat, tentu di dalam kelompok pemberontak pun mungkin juga ada yang seperti itu apalagi melihat seorang gadis secantik Yulia, ada kemungkinan peristiwa yang terjadi kepada putrinya itu akan terulang kembali di sana tetapi kali ini berbeda, mereka lah yang akan musnah jika sampai mereka macam-macam dengan Yulia.
"Bo-boleh saya bertanya kenapa?"
"Yulia ingin lihat seberapa kuat mereka dan dengan itu Yulia bisa lihat apa mereka bisa menang apa tidak."
"Te-tetapi saya pikir Anda tidak perlu, cukup se-serahkan saja sama saya dan mungkin para Valkyrie."
"Sudahlah jangan banyak ngomong pak tua."
Dengan sekejap Yulia dan Okein berteleportasi tepat di tempat di mana Unit Auge meletakkan poin teleportasi mereka yang ada di dekat perkemahan itu.