The Fall of Dwarf Kingdom part 3-4 End

Sekarang sembilan Valkyrie unit Odin sudah berkumpul di medan perang. Selama perang berlangsung, semuanya sudah masuk ke dalam prediksi Yulia yaitu terutama tentang kekuatan tempur para Unit Valkyrienya yang telah dia uji melawan para pasukan kerajaan Dwarf.

Yulia sekarang hanya tinggal melakukan satu hal, yaitu menyelidiki sesuatu yang ada di sini.

Di masa lalu, tepat saat insiden besar terjadi, sang Cahaya telah memerintahkan Yulia untuk kemari setelah dia bangkit, tentu jika itu adalah perintah dari sang Cahaya sendiri berarti hanya ada satu hal, "Bahaya".

Para Unit Odin sekarang telah berhadapan dengan Gaufel, sekarang hanya tinggal Yulia mencari tahu apa yang sebenarnya dimaksud oleh sang Cahaya.

Yulia teringat dengan beberapa hari yang lalu ketika dia bertanya kepada Okein tentang sesuatu.

"Hei pak tua, apa kau tahu sesuatu yang aneh yang terjadi di kerajaan ini semenjak diambil alih?"

"Sesuatu?"

Okein memegang janggutnya dan berpikir.

"Hmmm...sesuatu..."

Ada banyak hal yang aneh terjadi di kerajaan Dwarf semenjak diambi alih tetapi dia yakin kalau yang Yulia maksud itu adalah hal yang lain.

Pada saat itu dia teringat dengan suatu hal, yaitu dengan kerajaan yang memerintahkan penggalian di tanah tandus dan terbengkalai di gurun yang penuh dengan bebatuan keras.

"Aku teringat kalau mereka mencoba menggali gurun yang penuh dengan bebatuan. Mereka biang kalau di sana banyak batu mineral sihir yang tersimpan tetapi aku sendiri tidak yakin kalau di sana ada."

Saat itu Yulia merasa aneh ketika mendengarnya.

Memang ini sangat aneh karena biasanya batu mineral sihir hanyalah tumbuh di lingkungan yang terkumpul banyak sekali energi murni dari alam, bukan di gurun yang tandus.

Tempat yang dimaksud dipenuhi energi murni dari alam adalah tempat yang sangat jarang ditemui, tetapi ada beberapa ciri-ciri yang menjadi pertanda akan tempat itu yakni di sana terdapat banyak sekali kehidupan karena sejatinya yang menghasilkan energi murni itu adalah alam tetapi ada satu lagi alasan pembentukan batu sihir murni yang Yulia tahu, yaitu adanya keberadaan sesuatu yang mempunyai sihir yang sangat hebat yang ada di sana.

Pada saat itulah Yulia memerintahkan satu kelompok Valkyrie Unit Auge untuk menyelidikinya dan ternyata benar adanya, mereka merasakan reaksi sesuatu yang luar biasa dan ditambah penjagaan di sana juga sangat ketat.

"Urusan Yulia di sini sudah selesai, sekarang komando Yulia serahkan kepadamu Ratatoskr."

"Menjawab: dimengerti."

Yulia pun terbang dengan cepat meninggalkan tempat peperangan itu. di bawah nampak para Dwarf dari pasukan pemberontak yang melihatnya dengan tatapan keheranan.

"Hoi nona Yulia mau kemana?"

Tentu sebagai pemimpin yang tertinggi Yuia memiliki peranan penting untuk membuat moral para pasukannya terjaga terutama medan peperangan sekarang sudah berubah menjadi sesuatu yang mengerikan, tetapi sekarang dia telah meninggalkan medan peperangan dan menuju ke suatu tempat.

"A-apa nona Yulia akan kembali? Dia akan kembali kan?"

Mantan pemimpin pasukan pemberontak yang melihat itu pun berdiri di depan mereka semua.

"Kalian semua tenanglah! Walaupun nona Yulia tidak ada di sini, kitalah yang akan memenangkan peperangan ini! percayalah kepada diri kalian sendiri kalian para prajurit pemberani!"

Tetap walau dia berusaha membuat para prajurit untuk tetap tenang, tetapi melihat musuh utama mereka yang seorang naga besar yang bisa memanggang mereka hanya dengan menyentuh saja itu membuat mereka kehilangan percaya dirinya.

"Tetapi..."

"Kita akan menang, kita pasti menang."

Tiba-tiba terdengar suara wanita di antara mereka yang membuat mereka semua terkejut. Mereka semua sontak langsung menoleh ke asal suara tersebut dan mendapati seorang gadis berjubah yang dengan ekspresi santainya berada di sana.

"Si-siapa kau?"

Gadis itu pun membuka jubahnya dan terlihatlah seorang gadis dengan rambut putih panjangnya dan mata biru langut yang mempesona.

Gadis itu memiliki paras yang cantik tetapi entah kenapa para prajurit Dwarf di sana merasakan kengerian yang luar biasa saat dia muncul.

"Apa kau sekutu? Atau musuh?"

"Aku?"

Gadis itu tersenyum lebar mendengar itu.

"Aku bukanlah musuh...tetapi aku juga bukan sekutu."

Tekanan yang terasa dari gadis itu semakin terasa membuat mereka semua merasa merinding hanya berada di sekitarnya saja.

"Tapi...ya benar, tugasku di sini hanyalah satu...makan!"

Gadis itu melihat ke arah Gaufel yang tengah bertarung dengan Unit Odin. Dia dengan seluruh kekuatannya berusaha menyerang para Valkyrie tetapi semuanya sia-sia karena bagaimanapun dia hanya sendirian.

"Nona Innocentia, ini sudah saatnya."

Pada saat itulah tiba-tiba secara tiba-tiba suasana berubah, langit yang tadinya sedikit mendung tiba-tiba awan hitam yang ada di sana terusir menghilang dari langit membentuk suatu lubang besar tepat di tengah lautan mendung tersebut.

Tepat di lubang di awan mendung itu terlihat sebuah cincin raksasa yang bersinar terang di langit, sinar berwarna keemasan yang sangat cantik.

Cincin itu sekilas terlihat seperti cincin dari malaikat tetapi dengan puncak-puncak lancip yang berada di luar yang terlihat seperti simbol sebuah matahari.

"System error...error...error.error..."

Tiba-tiba Yggdrasil, sebuah pohon raksasa itu jatuh dari tempatnya terbang, itu membuat para pasukan Dwarf sangat terkejut bukan main, bahkan Yggdrasil nampak sudah tidak mengeluarkan cahayanya lagi seperti biasanya.

"A-apa yang terjadi."

Secara bersamaan para unit Odin tiba-tiba berhenti bergerak dan jatuh menghantam tanah, semua yang melihat itu sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, bahkan tidak dengan Gaufel.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kalian sedang main-main denganku?!"

Semua orang di sana nampak kebingungan, tetapi tidak dengan gadis itu.

"Kelihatannya semua sudah sempurna."

Gadis itu berjalan dengan santai mendekat ke arah Gaufel dan semuanya yang juga kebingungan dengan peristiwa yang terjadi itu.

Tiba-tiba sebuah keberadaan yang sangat luar biasa terasa di sana, sebuah keberadaan yang tidak ada yang pernah merasakan itu sebelumnya.

Semua yang merasakan hawa keberadaan itu seketika merinding dan pada saat itu terdengar suara.

"ᛟ ᚤᛟᚢ ᚲᚱᛖᚨᛏᚢᚱᛖ ᚹᚺᛟ ᛋᛏᛖᛈᛈᛖᛞ ᛟᚾ ᛏᚺᛖ ᚷᚱᛟᚢᚾᛞ

ᛏᚺᛖ ᛖᚡᛁᛚ ᚲᚱᛖᚨᛏᚢᚱᛖᛋ ᚹᚺᛟ ᛚᛁᚴᛖ ᛏᛟ ᛞᛟ ᛞᚨᛗᚨᚷᛖ ᛁᚾ ᛏᚺᛖ ᚹᛟᚱᛚᛞ

ᛒᛖᛁᚾᚷᛋ ᚹᚺᛟ ᚨᚱᛖ ᚾᛟᛏ ᚨᚹᚨᚱᛖ ᛟᚠ ᛏᚺᛖᛁᚱ ᛟᚹᚾ ᛈᛚᚨᚲᛖ."

Seketika semuanya terdiam setelah mendengar kata-kata itu dan hanya merasakan perasaan seolah-olah takut akan sesuatu, sesuatu yang tidak nampak di mata mereka, sesuatu yang mempunyai kekuatan yang amat luar biasa di luar nalar.

"ᚨᚲᚲᛖᛈᛏ ᚤᛟᚢᚱ ᛈᚢᚾᛁᛋᚺᛗᛖᚾᛏ

ᛈᚢᚾᛁᛋᚺᛗᛖᚾᛏ ᚠᛟᚱ ᚤᛟᚢᚱ ᛋᛁᚾᛋ."

Gadis berambut putih yang ada di sana pun tersenyum lebar setelah mendengar itu.

"Akhirnya dimulai juga!"

Dia pun mengarahkan pandangannya kepada Gaufel.

"Akan kutunjukkan kepada kalian sebuah kekuatan, kekuatan dari seorang dewa."

"ᛞᛁᛖᛋ ᛁᚱᚨᛖ."

"Akulah sang True Dragon God, Clelia! Pastikan kalian mengingat namaku!"

Sementara itu jauh di gurun yang penuh bebatuan sana, terdapat dua ekor naga yang sekarang tengah sekarat hampir mati. Tepat di depan mereka juga berdiri seorang gadis kucing kecil.

Gadis itu terlihat memakai sesuatu yang berbulu melingkari leher dan juga mantel merah di punggungnya. Dia juga memiliki mahkota yang terlihat jelas di kepalanya yang di dalam mahkota itu terdapat ahoge yang muncul di sana.

"Nya~ membosankan, apa kanyian berdua tidak bisa sedikit membuat kucing kecil ini berdansa lebih nya~ma?"

Kedua naga itu sudah tidak bisa menjawab pertanyaan dari gadis kucing yang ada di depan mereka itu.

Telinga Gadis kucing kecil itu pun bergerak-gerak seperti mendengar sesuatu yang mendekat ke arahnya.

"Nyanya! Dia sudah hampir sampai!"

Memang gadis kucing itu ingin sekali mencoba bertarung dengan Yulia karena reputasi Yulia sebagai anak Zodiak ranking 2, tetapi dia sadar kalau dia melakukan itu maka Innocentia tidak bisa dipungkiri dia akan marah kepadanya dan dia sangat takut kalau itu terjadi.

"Kurasa aku tidak punya pilihan nyain. Lagipula misiku sudah senyesai pedang itu masih ada di sanya. Baiknyah saatnya pergi...Nya~!"

Gadis kucing itu pun dengan cepat menghilang dari sana tanpa meninggalkan jejak satupun. Misi yang diberikan kepadanya memang hanyalah hanya untuk menjaga harta yang ada di titik terdalam dari gua itu.

Tidak lama setelah itu Yulia pun tiba di sana. Dia pun terkejut melihat ada dua naga yang tengah sekarat di mulut gua tersebut.

"Mereka..."

Dua naga itu bukanlah naga yang biasa, mereka masing-masing adalah seorang Dragon Lord seperti Gaufel yang mempunyai nama yang terkenal di Lapha, melihat mereka berdua yang sedang sekarat itu tentu membuat Yulia merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Tentu jika ada sosok kuat di sini Yulia akan merasakannya tetapi faktanya dia sama sekali tidak merasakan adanya sosok dengan kekuatan yang hebat di sini.

"Hmmm...melihat ini tidak salah lagi kalau sosok yang mengalahkan mereka berdua hanya memberikan satu serangan."

Tetapi apapun itu yang terjadi Yulia hanya bisa menduga-duga kalau ini perbuatan salah satu anak-anak Zodiak terutama melihat bekas pertarungan yang terlihat masih baru dan juga terlihat tidak banyak yang terjadi di sini.

Sejauh yang dia tahu yang bisa mengalahkan para Dragon Lord semudah ini maka kekuatan mereka setidaknya harus setara dengan para Myth, dengan kata lain mereka harus setara dengan anak-anak Zodiak seperti dirinya.

Yulia pun mengesampingkan masalah itu karena apapun yang mengalahkan dua dragon Lord itu, dia pasti sudah pergi dari sini karena Yulia sama sekali tidak merasakan keberadaannya sama sekali.

Yulia pun berjalan ke dalam gua di dalam sana.

Tentu itu bukanlah gua alami tetapi merupakan gua buatan yang sengaja dibuat oleh seseorang.

Di dalam sana terdapat banyak mayat-mayat para Dwarf yang terlihat meninggal dengan ekspresi ketakutan terlihat jelas di wajah mereka.

Yulia bisa dibilang tidak peduli dengan itu, dia hanya meneruskan perjalanannya untuk menuju ke ujung terdalam dari gua itu.

Setelah beberapa waktu dia menyusuri gua, dia melihat sebuah lubang besar yang menganga di sana. Tentunya di sana juga dihiasi mayat-mayat para Dwarf yang terlihat masih baru dengan ekspresi ketakutan di wajah mereka semua.

Tanpa mempedulikan mayat-mayat yang ada di sana, dia pun mendekati lubang itu dan melihat apa yang ada di sana.

"Itu! a-apa Yulia tidak salah lihat? I-itu!"

Apa yang ada di sana adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah Yulia duga, bahkan mata Yulia sampai terbelalak ketika pertama kali dia melihat apa yang ada di sana sekarang.

"Jadi ini maksud sebenarnya kenapa Yulia diperintahkan kemari oleh master."

Memang jika benda yang ada di sana sampai jatuh ke dalam tangan yang salah maka akan terjadi kekacauan, sebuah benda yang mempunyai kekuatan yang sangat besar yang bisa menghancurkan apapun.

Di sanalah hati Yulia tiba-tiba sedih karena melihat benda yang ada di sana yang mengingatkannya akan tuannya. Aura yang dimiliki benda itu benar-benar terasa seperti aura tuan yang Yulia rindukan yang membuat Yulia sampai meneteskan air matanya.

Benda itu adalah sebuah pedang yang dengan agungnya menancap ke tanah. Sebuah pedang yang tepat di bilahnya terukir huruf Rune yang sangat cantik.

Tepat di sekitar pedang itu terbentuk banyak sekali batu sihir murni yang sangat-sangat berharga berkilauan menghiasi tempat itu.

Yulia pun turun mendekati pedang itu. Dengan tatapan mata yang seolah-olah terkagum dengan keindahan pedang itu yang mutlak, Yulia memegang gagang pedang itu.

Aura yang Yulia rasakan benar-benar mirip dengan tuannya sang Cahaya, Yulia bahkan perasakan perasaan tenang yang dia rasakan ketika berada di dekat tuannya seperti dulu.

"Master..."

Perasaan rindu di hati Yulia ini yang sudah Yulia tahan terasa sangat berat.

Memang selama dia terpisah dari tuannya, Yulia telah mengalami tidur yang sangat panjang yang bahkan jauh lebih panjang dari yang White alami, tetapi meskipun seperti itu rasa rindu akan tuannya itu tetap terasa di dalam hatinya.

"Master...kali ini Yulia pasti...pasti...pasti akan membinasakan mereka! Mereka yang telah menentang Anda...mereka...mereka...para pengkhianat!"

Yulia pun menggenggam erat pedang yang menancap di tanah itu.

"Wahai sang pedang suci, pinjamkanlah kekuatan dikau yang agung kepadaku untuk mengusir keburukan

wahai sang pembelah surga, pinjamkanlah kekuatan dikau yang suci untuk menegakkan keadilan layaknya dia sang agung

Wahai Claíomh Solais, aku Yulia Xea sang Libra memohon kepada dikau sang pedang Cahaya."

Secara tiba-tiba pedang itu pun bercahaya mengeluarkan kekuatan cahayanya yang agung. Kekuatan Cahaya murni yang luar biasa besar.

Auranya yang cantik nan agung itu membuat Yulia merasakan kekaguman yang dalam. Sebuah kekuatan yang Yulia sendiri tidak mengerti, kekuatan cahaya...

Pada saat itu pedang yang semula tertancap itu pun telah tercabut dari tempatnya dan seketika kekuatan cahaya yang sudah tertahan di sana pun keluar menuju ke segala penjuru arah.

Tepat di medan perang, terlihat seekor naga besar berwarna putih menyadari kekuatan cahaya yang terlepas itu.

"KELIHATANNYA DIA SUDAH BERHASIL MENDAPATKANNYA YA?"

Medan perang di kerajaan Dwarf itu sudah nampak tidak karuan tetapi ada yang aneh di sana, Gaufel sang Dragon Lord sama sekali tidak terlihat dan yang terlihat hanyalah seekor naga putih dan juga pasukan kerajaan Dwarf yang dengan ekspresi ketakutan melihat ke arah naga putih itu.

Pasukan kerajaan Dwarf bahkan terlihat setengah lebih sedikit dari sebelumnya, mereka tidak nampak di manapun bahkan tidak ada mayat dari mereka di sana.

Bukan hanya itu, pasukan pemberontak juga terlihat lari kabur dengan muka yang pucat menjauh dari medan perang.

"BAIKLAH TUGASKU SUDAH SELESAI."

Naga putih raksasa itu pun mulai mengepakkan sayapnya dan terbang. Sebenarnya dia masih ingin bersenang-senang tetapi di sini sudah tidak ada yang membuatnya tertarik lagi.

Dia pun menoleh ke arah para pasukan Dwarf yang masih tersisa.

"BERUNTUNG BAGI KALIAN KARENA KAKAKKU TIDAK IKUT SERTA, KALAU DIA IKUT MAKA JANGAN HARAP KALAU KALIAN MASIH BERNAPAS!"

Setelah mengucapkan itu, naga putih itu pun terbang menjauh dari medan peperangan itu meninggalkan pasukan Dwarf yang terlihat seolah-olah telah melihat teror yang mengerikan.

Setelah naga itu pergi, tiba-tiba cincin yang ada di langit itu juga menghilang dan sesaat sesudah itu Ratatoskr beserta para Valkyrie Unit Odin aktif kembali seperti biasanya.

Carmilla yang berada di dalam Yggdrasil telah berhasil membawa Fiezayr bersembunyi di dalam Yggdrasil untuk menyelamatkannya dari monster dengan kekuatan di luar akal sehat yang ada di sana.

Beruntung baginya monster itu terlihat sama sekali tidak tertarik dengannya sehingga dia bisa selamat sampai sekarang. Mungkin itu karena dirinya adalah ras vampir jadi monster itu tidak merasa kalau dagingnya akan enak tetapi apapun alasannya yang penting dia berhasil menyelamatkan Fiezayr tanpa terluka sedikitpun.

"(sigh) Aku benar-benar beruntung."

Monster itu, Carmilla sangat yakin kalau Monster itu punya kekuatan yang setara dengan Yulia tetapi orang misterius yang telah membuat cincin di langit itu, Carmilla tidak bisa mengukur seberapa kuat dia tetapi dia bisa dipastikan kekuatannya sangat jauh di luar nalar. Kekuatan yang seolah-olah seperti kekuatan seorang dewa.

"Aku harap nona Yulia segera kembali."

Gadis Vampir itu pun duduk di sana sambil berharap kalau Yulia segera kembali untuk menenangkan suasana di sana yang sudah kacau balau akibat ulah naga putih raksasa itu bersama dengan Fiezayr yang sudah tidak sadarkan diri.