Kon pun berjalan di sisi Edward.
"Tuan Edward, kita mau kemana?"
"Aku tahu tempat di mana kita bisa menemukan petunjuk."
Kon sedikit memiringkan kepalanya sambil jari telunjuknya yang kecil itu menyentuh dagunya.
"Petunjuk? Di mana?"
"Di tempat aku tadi pergi. Aku mau tahu kalau naga itu tahu sesuatu tentang Lorelei."
Mendengar Edward mengatakan "Naga", kon pun terkejut bukan main. Dengan terbata-bata Kon pun berusaha bertanya kepada Edward.
"A-apa dia naga jahat?"
Edward memaklumi reaksi Kon itu terhadap naga. Saat pertama kali melihat Arashel dalam wujud naga Loongnya pun dia juga merasa ketakutan dan hanya diam.
"Jangan khawatir, setidaknya selama kau ada di dekatku aku akan membiarkan ada satu jari pun melukaimu."
Memang di Iume, tempat para Manusia, Dwarf, manusia hewan, sebagian besar ras Elf, dan yang lainnya tinggal, Naga memang dipandang sebagai makhluk yang menakutkan terutama naga sendiri merupakan makhluk yang masih baru karena mereka yang berasal dari dunia yang berbeda dan penduduk Iume sendiri baru tahu keberadaan mereka semenjak ketiga dunia bersatu kembali setelah dalam waktu yang sangat lama terpisah.
Sama dengan penduduk Iume yang lain, Kon sendiri juga selalu mendengar kalau naga sendiri adalah makhluk yang menakutkan terutama jenis naga dari Lapha. Setiap kali terdengar kabar tentang mereka, pasti kabar itu tentang sesuatu yang sangat buruk.
Tentunya Arashel dan jenis naga Loong merupakan pengecualian karena jenis naga yang berasal dari Veden itu berkebalikan dengan jenis naga dari Lapha. Mereka tidak suka meninggalkan tempat tinggal mereka dan mereka juga tidak tertarik untuk mengacau di tempat orang lain tetapi stereotip itu tetap masih melekat kepada mereka sebagian penduduk Iume bahwa semua naga itu jahat.
"Be-benarkah? Tu-tuan tidak akan meninggalkanku kalau seandainya na-naga itu mengamuk kan?"
"Sayang sekali aku bukan sepengecut itu untuk membiarkan seorang gadis kecil mati di hadapanku dan lari demi keselamatan sendiri jadi jangan khawatir.
Mendengar itu Kon pun merasa senang. Dia yang selama ini dianggap mengganggu, tidak berguna, dan diacuhkan oleh orang lain tidak menyangka akhirnya akan ada yang peduli kepadanya tetapi ada satu hal yang mengganjal di dalam pikirannya.
"Oh ya ngomong-ngomong bagaimana kau bisa bernapas di dalam air?"
"Ini semua berkat potion yang diberikan oleh nona Chamuel."
"Po-potion? A-apa jangan-jangan...Tch! dasar orang kaya!"
Potion adalah sesuatu yang angka dan juga sangat mahal di dunia itu terutama potion yang seperti bisa membuat orang bernapas di dalam air yang harganya bisa mencapai 10 keping koin emas murni ataupun lebih dari itu tergantung harga pasar. Setidaknya jika di pasar gelap di mana biasanya Edward membeli barang-barang pasti harganya termurahnya berkisar 8 sampai 9 keping koin emas murni.
Sistem keuangan di dunia ini bisa dibilang berbeda-beda tergantung ras atau wilayah tetapi setidaknya di Iume, tepatnya untuk ras Manusia satu keping koin emas murni bisa buat hidup selama sebulan bahkan lebih.
"Achooo!"
Chamuel tiba-tiba bersin.
"Oi...kenapa kau ada di sini, Chamuel?"
"Kyahahaha...ketahuan deh."
Chamuel keluar dari tempat persembunyiannya sambil membawa sebuah potion di tangannya.
"Ini Ed-chan mau?"
"Untuk sekarang tidak, aku sudah menerima berkat atau apalah itu dari Lorelei. Tapi...sebenarnya kau ini memang benar-benar kaya ya? Mulai dari pegasus, serbuk mimpi, bahkan potion kaya gitu kau anggap sesuatu remeh."
"Ya...bisa dibilang Chamuel selama ini gak pernah sih ngabisin uang buat beli benda-benda aneh, tetapi ini bisa dibilang sebagai persiapan buat Ed-chan begitu saja."
Sebagai penguasa dari wilayah ras Malaikat yang dikenal paling makmur dan kaya selama ribuan tahun, Edward tidak bisa membayangkan sekarang sudah berapa harta kekayaan Chamuel sebenarnya terutama ditambah statusnya sebagai Archangel, wajahnya yang sangat cantik nan imut yang akan membuatmu mau memeluknya sepanjang hari, benar-benar sosok gadis yang sempurna.
"Bagaimana Ed-chan, bukannya Chamuel itu sosok gadis sempurna kan? Bahkan Chamuel masuk ke daftar 'Gadis yang paling diinginkan buat dinikahi' loh!"
"Ya ya ya aku tahu itu."
"Tuan bolehkah aku bertanya?"
"Hmmm...? tanya apa?"
"Kenapa tuan melakukan semua ini demi orang sepertiku? A-apa ada sesuatu yang tuan incar?"
"Hmmm…kau menanyakan hal yang bagus ya? Itu tentu saja ada."
"Apa itu kekuasaan? Apa tuan ingin menguasai kekaisaran manusia hewan? A-atau tuan ingin..."
Di dalam hati Edward, harta, tahta, maupun wanita adalah hal yang tidak dia butuhkan. Benar, dia sangat merasa kalau hal itu adalah hal yang sia-sia bagi dirinya sekarang, untuk seseorang yang bahkan akan segera menghilang dari dunia ini.
"Yang aku inginkan hanyalah sesuatu yang simpel tetapi sangat sulit diraih. Sesuatu yang aku bahkan mungkin tidak akan mewujudkannya di sisa masa hidupku yang semakin mendekati batas ini."
"Heh? Si-sisa hidup yang mendekati batas? Apa maksud tuan?"
"Benar lho Ed-chan! Jangan mengatakan sesuatu yang kaya begitu atau kalau tidak Chamuel akan terus menggoda Ed-chan!"
Edward pun berhenti sejenak dan melihat ke arah Kon.
"Jangan terlalu dipikirkan. Yang terpenting yang seharusnya kalian pikirkan adalah masa depan yang jauh di sana."
Mendengar itu pun Kon dan Chamuel malah menjadi khawatir kalau suatu saat akan terjadi sesuatu kepada Edward.
Walau sekarang dia memasang wajah Smugnya yang biasa, Chamuel sendiri masih merasa takut kalau dia tidak bisa menyelamatkan Edward.
Chamuel sudah melihat saat-saat sang Cahaya menghilang dari dunia ini. pada saat itu dia tidak bisa melakukan apa-apa, bahkan dia tidak bisa menghentikan saudari-saudarinya yang lain. Saat dia tersadar, semuanya sudah terlambat.
"Chamuel bakalan terus bersama Ed-chan! Itu adalah janji Chamuel dari pertama kali ketemu!"
"Satu-satunya tujuan dan yang merupakan janjiku adalah membuat perdamaian...kau sudah tahu itu kan Chamuel?"
Itu adalah sebuah janji yang sangat penting dan harus dia tepati. Sebuah janji terakhirnya kepada kedua orang tuanya yang telah memberikan hidupnya demi untuk melihat putra tercinta mereka hidup lebih lama melihat dunia ini.
"Aku memimpikan sebuah dunia yang damai. Aku tahu kalau akan selalu ada perselisihan di dunia ini, tetapi setidaknya aku tidak menginginkan adanya perang lagi. Aku tidak menginginkan ada anak yang mempunyai nasib yang sama sepertiku lagi, menderita dan putus asa di dalam kegelapan tanpa ada seseorang pun yang tahu."
Semua orang, bahkan Chamuel juga tidak menginginkan adanya perang, tetapi itu adalah perang untuk melindungi reinkarnasi dari sang Cahaya dari Darklord sehingga mau tidak mau dia harus melakukannya.
"Chamuel ngerti sih perasaan Ed-chan..."
Edward mengelus kepala Chamuel dan Kon secara bersamaan.
"Untuk itulah aku telah menaburkan benih di berbagai tempat berharap kalau benih itu tumbuh menjadi sesuatu yang cantik."
"Eh benih? Apa jangan-jangan?!"
Chamuel memegang perutnya.
"Tunggu dulu! Sebelum kau bilang yang aneh-aneh aku akan jelasin kalau yang aku maksud 'benih' itu bukan yang kaya begitu!"
"Ci~h...kirain."
"Tuan? Apa tuan pernah mengalami musibah di masa lalu?"
Itu adalah sebuah masa hidup yang tidak bisa dibayangkan dari sang calon kaisar dari kekaisaran terbesar ras manusia. Sebuah masa kecil yang dipenuhi oleh sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh anak-anak zodiak yang lainnya.
"Yah setelah desaku lenyap dan satu-satunya orang selain aku yang selamat, si Sharon diadopsi oleh keluarga Edelt dan setelah itu aku lari dari panti asuhan dan hidup mengembara."
Edward masih mengingat betapa marah dan sedihnya Sharon saat mengetahui kalau Edward lari dari panti asuhan meninggalkannya. Edward juga teringat pada saat Sharon mendengar berita tentang Edward yang ada di Leon, dia segera bergegas menemuinya dan pada saat Sharon berhasil menemuinya, dia menangis di dadanya sambil memukul-mukulkan tangannya ke dada Edward dan berkata "Bodoh!" berkali-kali.
"Aku tidak menyangka Sharon akan sampai seperti itu saat kita reuni dulu. entah kenapa aku jadi rindu dengan ocehannya lagi."
"Itu wajar lah Ed-chan. Apalagi tanpa meninggalkan pesan apapun Ed-chan tiba-tiba kabur. Semua orang pasti akan marah dan cemas, bahkan Chamuel pun akan begitu."
Tetapi yang paling mengejutkan bagi Edward adalah ketika Sharon berusaha sampai seperti itu untuk membalaskan kematiannya pada saat berhadapan dengan Draconis, dan terlebih lagi Sharon juga mengungkapkan perasaannya meskipun Edward tidak akan bisa membalasnya.
Edward melihat ke arah Kon dan Chamuel.
"Semua yang mendekati cahaya...akan binasa...ya? aku tidak bisa membiarkan kalian mengalami itu."
"Tuan...ada apa?"
"Tidak, baiklah ayo lanjutkan perjalanannya."
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju ke suatu tempat, itu adalah tempat yang tadi Edward kunjungi, sebuah reruntuhan misterius yang dijaga oleh seekor naga air raksasa.
Kon sendiri tidak tahu maksud dan tujuan Edward kemari, tetapi dia percaya kepadanya kalau dia akan melakukan yang terbaik meskipun Kon merasa takut bertemu dengan seekor naga sungguhan.
Setelah sampai di sana, segeralah Edward bertemu dengan naga yang menjaga reruntuhan itu untuk menanyakan sesuatu.
"HO~ KAU ORANG YANG TADI? ADA APA LAGI DATANG KEMARI?"
Naga itu terkejut karena Edward membawa dua orang gadis lagi yang berbeda dari yang tadi dan juga melihat pakaian mereka berdua yang memakai pakaian renang.
"HO~ PEMUDA, AKU TIDAK MENYANGKA KALAU KAU PUNYA HOBI YANG SEPERTI ITU."
"Ugh!"
Itu memberikan Edward damage yang cukup besar di hatinya yang seolah-olah seperti sahabatnya sendiri tiba-tiba menusuknya dari belakang dengan pedang.
[Tenanglah aku bukan Lolicon, aku bukan Lolicon, aku bukan Lolicon]
"Ehem! Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan kepadamu, tentang Lorelei..."
"MERMAID YANG TADI ITU? MEMANGNYA ADA APA?"
"Dia berkata kalau dia pernah datang kemari bersama dengan ibunya dan bertemu denganmu kan? Apakah benar pada saat itu dia bersama dengan ibunya?"
"IBUNYA? YANG AKU LIHAT HANYALAH DIA YANG MENGOCEH TIDAK JELAS SENDIRIAN SAMBIL TERLIHAT SEPERTI ORANG GILA."
Masih dengan jelas terlihat di ingatan naga itu tentang Lorelei yang terlihat seperti orang stres berbicara sendiri. Naga itu sendiri tahu kemungkinan kalau dia pasti telah mengalami sesuatu musibah yang mengganggu kesehatan mentalnya. Dia tertawa dan menangis secara bersamaan sambil terus memukul kepalanya sendiri dan setelah itu pergi dan tak pernah kembali ke sana lagi.
Informasi dari naga itu membuat Edward semakin yakin dengan teorinya kalau Lorelei memang kehilangan memori atau bahkan mengubah memorinya dikarenakan trauma hebat di masa lalu.
Edward pun tenggelam dalam pikirannya sendiri, dia berusaha menyusun puzzle yang berserakan di dalam pikirannya sesempurna yang ia bisa.
[Kelihatannya Lorelei mungkin trauma karena kehilangan saudarinya. Apa saudarinya telah tiada sehingga dia mengalami trauma? Tetapi jika apa yang dikatakan Chamuel dan yang lainnya itu benar maka itu tidak menjelaskan kebangkitan tentang gadis bernama Yulia itu...]
"APA PEMBICARAANNYA SUDAH SELESAI? KALAU SUDAH SELESAI SEGERA PERGI SANA, AKU MAU MEMBERESKAN KEKACAUAN YANG TELAH KAU BUAT INI."
"Chamuel, bagaimana menurutmu?"
"Sama seperti yang Ed-chan pikirkan. Sejujurnya Chamuel juga gak tahu tetapi apapun itu seharusnya yang bisa menjawabnya adalah Lorelei-chan sendiri."
"Dan untuk itu kita harus mau gak mau mengembalikan ingatannya ya...? entah kenapa misi ini menjadi semakin berputar-putar."
"Yap! Seratus buat Ed-chan!"
Memang dari awal Edward tidak berharap kalau semuanya akan berjalan mulus seratus persen, tetai tetap saja dia tidak menyangka ini.
"(sigh) baiklah kalau begitu kita tanyakan saja kepada stalker yang telah menguntit kita dari tadi."
Edward dan Chamuel melihat ke sebuah batu besar secara bersamaan.