The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 1-3

"Saint...Lucia?"

Chamuel dan yang lainnya tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, tetapi mereka entah kenapa merasa sangat familiar dengan nama itu.

"Ya, sang wanita tersuci yang pernah aku ketahui."

Luxia dari awal memang sudah menduga kalau para anak-anak Zodiak itu memang jatuh cinta kepada sang Cahaya sendiri tetapi Cinta kepada sang Cahaya itu tidak semudah yang biasanya.

Bagi Luxia itu adalah hal yang sangat mustahil bagi mereka karena yang mereka cintai bukanlah pahlawan dalam cerita yang biasanya bertugas membasmi kejahatan, tetapi seorang yang dianggap dewa...tidak, dia adalah sang Cahaya.

Sebuah entitas terkuat yang hanya keberadaannya saja bisa menghapuskan segala keberadaan makhluk di sekitarnya.

Sebuah entitas yang apabila dia mengharapkan dunia hancur, maka sesuai dengan harapannya dunia akan hancur.

Tidak ada yang bisa berdiri di samping Sang Cahaya, ya tidak ada yang bisa berdiri di samping sang Cahaya untuk mencintainya kecuali Saint Lucia.

Lucia, orang yang dia anggap menjadi awal dari semuanya. Dia adalah orang yang telah mewujudkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Dia adalah wanita tersuci di dalam bayangannya. Cinta dan kasih tulusnya telah memulai semuanya.

Ya, dia adalah satu-satunya cinta sejati sang Liela Xea.

Orang yang sangat dihormati oleh Innocentia sendiri dan sangat dikaguminya.

Sebuah entitas yang saking sucinya dimanapun dia berada, dirinya akan tampak seperti bersinar dengan sangat indah.

Walau Luxia sendiri sama sekali belum pernah bertemu dengannya, tetapi dia sangat-sangat mengaguminya dari lubuk hati terdalamnya.

Luxia melihat wajah tidur Lily yang terlihat sama sekali tidak nyaman, bahkan air mata keluar dari matanya.

Luxia pun membangunkan Lily yang terlihat mengalami mimpi buruk itu.

Lily yang bangun pun melihat ke sekeliling mencari Edward.

"Ed...dimana?"

Setelah membangunkan Lily, Luxia pun berdiri. Dia berdehem menyiapkan suaranya untuk sebuah puisi yang indah.

"Ah...betapa indahnya dia...

Wanita suci yang dipenuhi keindahan murni

Tatapan matanya yang menunjukkan kehangatan sang mentari

Menyinari dunia dengan Cahaya kehangatan yang suci

Senyumannya bak seorang bidadari

Turun dari kayangan menghilangkan segala luka hati

Ah...betapa indahnya dia sang suci

Lucia..."

Mereka semua terdiam setelah mendengarkan puisi Luxia kecuali Lily yang khawatir mencari Edward.

Setelah beberapa saat Chamuel pun angkat bicara.

"Sang Ratu Peri, Luxia. Maukah Anda menceritakan semuanya?"

Luxia hanya membalas pertanyaan Chamuel dengan senyuman.

"Begitu ya?"

Memang mencari tahu tentang masa lalu tuannya bukanlah hal yang mudah, bahkan White pun sama sekali tidak bisa menceritakannya walau sekeras apapun Chamuel berusaha membujuknya.

"Tetapi dia, sang Saint Lucia adalah orang yang sangat dekat dengan kalian. Sangat sangat sangat dekat."

"Sangat...dekat?", ucap Chamuel sambil merasa bingung.

Luxia mendekati Lily dan mengelus-elus kepalanya dengan lembut.

"Ya, sangat dekat sampai-sampai kalian bisa merasakan kehadirannya di dalam lubuk hati kalian."

Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Luxia tetapi setiap kata-kata yang diucapkannya entah kenapa dia merasakan kebenaran.

Itu adalah apa yang mereka rasakan saat mendengar semua kata yang diucapkan Luxia.

"Lily...harus pergi."

"Oh my, apa kamu ada kepentingan?"

"Ya~ penting sekali."

Lily melihat ke arah luar.

Sementara itu seorang pemuda yang mereka bicarakan, Edward tengah menyendiri duduk di atas sebuah dahan pohon.

Dia terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang serius.

Apa yang sedang dia pikirkan? Apa yang sedang dia rasakan? Tidak ada yang tahu semua itu dengan pasti.

Di dalam sunyinya malam di dunia para peri itu Edward pun mulai berkata kepada dirinya.

"Aku adalah laki-laki yang terburuk..."

Edward, seorang pemuda yang tengah dilanda dilema tentang sesuatu.

Seharusnya jawaban akan ini sudah pasti sejak dia memutuskan ini dulu, tetapi entah kenapa dia menjadi semakin ragu dengan itu.

Ini semua adalah tentang apakah dia akan memberitahukan rahasianya itu kepada Lily dan yang lainnya atau tidak.

Rahasia yang sudah dia pendam semenjak dulu.

Dia tahu walaupun dia tidak memberitahukannya sekalipun, mereka akan tahu cepat atau lambat karena tubuhnya sendiri sudah merasakan itu.

Lily dan yang lainnya adalah gadis-gadis yang sangat baik, dia sangat tahu itu tetapi Edward juga tahu kalau mereka suka melakukan sesuatu yang sembrono jika itu demi dirinya.

Dia selalu teringat akan kata-kata Chamuel saat di hutan kematian itu.

[Walau seluruh dunia menjadi musuh Ed-chan, Chamuel akan selalu menjadi sekutu Ed-chan]

Edward yakin hanya karena dirinya atau dia memerintahkannya, Chamuel, Lily, dan yang lainnya pasti akan melakukan semuanya tetapi...

Dia membayangkan ekspresi kesedihan mereka dan rasa sakit seperti apa yang akan mereka terima membuat dirinya merasakan perasaan bersalah.

Bahkan di dalam pikirannya terlihat kemungkinan terburuk yaitu mereka semua akan melakukan hal yang sangat sembrono hanya untuk dirinya.

Tetapi...

"Kurasa memang lebih baik untuk mengakhiri ini semua. Hanya bersamaku aku yakin jika saatnya tiba mereka hanya akan semakin tersakiti."

Edward pernah mendengar jika semakin lama kau bersama dengan seseorang, maka hubungan di antara kalian akan menguat seiring berjalannya waktu maka pilihan dia hanya satu.

Tiba-tiba dia mendengar suara dari seseorang, ya dia adalah ARCHIVAL.

"Apa kamu memang berniat untuk melakukan ini?"

Bagi Edward pilihan hidupnya memang hanya ada dua. Melakukan hal seperti yang diucapkan Chamuel yaitu menerima mereka semua dan hidup tenang di kekaisarannya sendiri dan satu lagi...

"Hei kau tahu? Bagiku tujuan hidup seseorang hanya ada dua. Satu yaitu hidup dengan tenang menerima apa adanya tanpa ambisi besar apapun. Hanya hidup tenang dan bahagia sampai ajal menjemput. Dan satu lagi..."

Edward melihat punggung tangan kanannya.

"Hidup dengan ambisi besar tetapi kebahagiaanmu sama sekali tidak terlihat."

"Tetapi sayangnya aku terlalu baik untuk ambisi pertama karena aku mempunyai urusan yang belum selesai."

"Walaupun hatimu perlahan semakin menghilang?"

"Ya aku tahu itu...karena itu aku takut."

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan kepada mereka? Aku yakin kalau kamu mengatakan ini mereka tidak akan ragu menggunakan semua yang mereka punyai untuk mendukungmu."

Mungkin apa yang ARCHIVAL katakan itu benar karena dengan begitu kesempatan dia berhasil akan jauh lebih besar tetapi dia tidak bisa membiarkan itu.

"Melakukan itu hanya akan menanamkan benih kebencian baru. Aku tidak bisa membiarkan masalah pribadiku menjadi benih dari perpecahan yang lebih besar antar ras karena itu akan berbanding terbalik dengan janjiku."

"Mereka semua adalah gadis-gadis yang baik, karena itu aku tidak bisa juga melibatkan mereka dalam urusan ini."

"Aku bukanlah orang naif yang ingin melakukan sesuatu tanpa mengorbankan apapun tetapi jika ada yang dikorbankan maka aku berharap itu adalah aku, orang yang sebenarnya sudah mati."

[Ya, demi untuk mewujudkan segalanya ini adalah jalan satu-satunya]

"Ed..."

Edward terkejut mendengar suara Lily secara tiba-tiba sampai-sampai dia hampir jatuh dari pohon.

Memang seperti biasa dia sama sekali tidak bisa mendeteksi Lily jika Lily serius menghilangkan hawa keberadaannya. Apakah ini karena perbedaan kekuatan di antara mereka berdua yang masih jauh? Edward sendiri tidak tahu jawaban pastinya.

"(sigh) Lily ya? Apa kau mendengar semuanya?", Ucap Edward sambil turun dari pohon.

"Hmmm...?"

Secara tiba-tiba Lily pun memeluk dan membenamkan mukanya di dada Edward.

Melihat itu Edward pun mengelus kepala Lily dengan lembut.

"Kau memang manja ya?"

Lily pun menatap mata Edward langsung.

Sampai sekarang Edward masih menganggap kalau Lily adalah gadis yang misterius seperti biasa tetapi dia selalu nyaman jika dengannya.

Bahkan selama ini Lily sama sekali tidak membiarkan ada orang hanya sekedar menyentuhnya. Bahkan di acara resmi saat pesta di kerajaan roh Livia dia menolak berdansa dengan siapapun dan menghilang dari sana menyusul Edward.

Apa ini yang disebut perasaan cinta secara romantis? Edward tidak tahu jawabannya tetapi seakan Lily itu selalu menarik di matanya.

Dengan matanya yang berkaca-kaca, dia pun mengucapkan sesuatu.

"Ed...sebenarnya tadi Lily mengalami mimpi buruk."

"Mimpi buruk? tentang apa itu?"

"Sebenarnya Lily bermimpi kalau...kalau Ed...hal yang buruk menimpa Ed."

Lily tahu kalau sesuatu yang besar akan segera terjadi di masa depan yang dekat ini terutama sekarang terdapat banyak masalah besar yang terjadi sehingga itu membuat dirinya takut.

Takut jika dia akan kehilangan sosok yang paling penting dalam hidupnya itu.

Edward terus mengelus kepala Lily dan mencoba menenangkannya.

"Tenanglah Lily, aku ada disini."

[Setidaknya sekarang aku selalu bersamamu dan akan senang menghabiskan waktu denganmu]

Edward teringat kata-kata ayahnya yang pernah mengatakan jika kau bertarung demi seseorang yang kau cintai, kekuatanmu akan bertambah berkali-kali lipat tetapi apakah perasaan ini cinta?

Dari awal apa itu cinta? Bagaimana rasanya mencintai seseorang? Itu adalah hal yang sama sekali tidak dia mengerti.

Apakah dia sudah jatuh cinta dengan gadis yang telah menyelamatkannya itu? jika itu benar maka dia bersyukur karena gadis itu adalah Lily.

"Bahkan walau sudah ber-reinkarnasi pun perasaan mereka sama sekali tidak berubah. Walau berjuta-juta tahun berpisah sekalipun Liela Xea dan Lucia akan tetap mencintai satu sama lain ya...?"

Luxia melihat dari luar balkon kecilnya, Lily dan Edward.

"Ya ampun, dunia ini memang tidak henti-hentinya memberiku kejutan. Aku merasa kasihan kepada anak-anak yang lain tetapi jika mereka bersaing dengan Lilia, mereka tidak akan mempunyai kesempatan."

Luxia yakin kalau mereka semua sudah tahu ini sehingga mereka memutuskan untuk membuat Harem tetapi apakah itu bisa menandingi cinta sejati antara mereka berdua? Meskipun Lily sendiri tidak keberatan tetapi pasti terlihat perbedaannya antara Lily dan yang lain dan itu mungkin perlahan menyakiti mereka.

"Lily...terima kasih karena sudah bersamaku selama ini."

"Lily juga...Lily..."

"Aku tidak tahu sampai kapan ini berlanjut tetapi aku senang menghabiskan waktu bersamamu."

"Ed...Ed dan Lily selalu bersama sampai kapan pun. Ed dan Lily gak akan pisah. Walau Ed menjauh, Lily pasti akan menemukan Ed dimana pun."

"Begitu ya...? kalau begitu saat itu tiba tolong temukan aku ya?"

"Ya~ Lily janji!"

Dengan Lily di sampingnya, itu memberikan Edward keberanian untuk mengungkapkan semua isi hatinya.

"Ed...suka!"

Edward terus mengelus kepala Lily dengan lembut yang dengan rambut putih yang seolah-olah bersinar memantulkan cahaya rembulan itu dengan indah.

Sekarang setelah beberapa saat, Edward dan Lily mengembalikan diri mereka seperti semula lagi.

"Yosh baiklah! Sekarang waktunya menyusun rencana buat besok!"

Masih banyak hal yang harus Edward lakukan terutama dalam misi mengembalikan Tamamo no Mae ke tubuh asalnya.

"Sekarang setidaknya aku punya gambaran rencana, dan aku juga sudah mengirimkan surat ke Arthur sebagai pencegahan."

"Arthur? Ed, siapa dia?"

"Dia bisa dibilang seniorku dan kemungkinan dia guru dari Stahl."

Melihat dari Stahl yang bisa meniru Excalibur memang kemungkinan besar dia adalah murid dari Arthur dan juga gaya bertarungnya mirip dengannya.

Salah satu kenapa Edward bisa menang mudah dari Stahl adalah karena dia sudah sangat mengenal gaya bertarung Arthur sehingga dia bisa memprediksi semua gerakannya.

"Sebenarnya aku menduga kalau ada dua kerajaan yang juga menjadi biang keladinya. Satunya adalah Kerajaan Dwarf dan satunya lagi adalah kerajaan besar Fistore yang dekat dengan Camelot."

Baik kekaisaran Aritophia maupun kekaisaran manusia hewan itu merupakan kekaisaran yang sangat besar, jika terjadi peperangan antara mereka pastinya yang kalah akan hancur dan yang menang pun akan mengalami kerugian yang amat sangat besar.

Dalam kasus ini kekaisaran Aritophia sangatlah kuat karena adanya pengaruh dari sepuluh ksatria sehingga memanipulasi dan menjatuhkan kekaisaran Aritophia akan sangat mustahil jika bukan dengan militer karena walaupun ada salah satu dari sepuluh ksatria yang membelot pun akan bisa dihadapi terutama dengan adanya klan Kurogami.

Klan Kurogami sendiri merupakan klan spesial yang setiap dari anggotanya memiliki fisik yang melebihi manusia pada umumnya.

Segala tentang mereka memang sangat misterius karena mereka selalu merahasiakan segala hal tentang mereka. Bahkan teknik mereka pun hanya diajarkan kepada klan mereka saja.

"Baiklah kurasa aku akan menghubungi Mika-nee dan menanyakan situasinya disana."