The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 1-4

Edward mengeluarkan alat untuk komunikasi jarak jauhnya dan menyambungkannya ke Mikaella.

Mikaella pun terkejut karena tiba-tiba Edward menghubunginya tetapi itu artinya misi Edward sudah berhasil untuk mengembalikan ingatan gadis rubah itu.

"Oh my Dear! Apa kamu sudah kangen kepadaku?"

"Lupakan."

Edward memutuskan sambungannya.

Tiba-tiba Mikaella pun menghubungi Edward lagi dari alat komunikasinya.

"Oh my, dinginnya. Setidaknya berikan aku pelukan hangat."

"Entah kenapa aku jadi ingin menutup ini lagi."

Mikaella tersenyum mendengar Edward yang bertingkah lucu seperti biasanya.

"Kalau kamu bersikap seperti itu terus, kamu tidak akan disukai wanita lho."

"Tidak, kalau memang seperti itu cara kerjanya aku tidak akan mendapatkan sekelompok orang yang terus bersikeras menjadi harem atau apalah itu."

"Ufufu...apa kamu mau protes?"

"Ya."

"Oh my kamu itu jujur sekali ya? Aku jadi semakin ingin..."

Mikaella menjilat bibirnya sendiri.

"Ufufu..."

"Oi apa kau itu Succubus?!"

"Apakah itu pujian untukku?"

"TIDAK!"

Edward mematikan sambungan komunikasinya.

Rasa seperti inilah yang membuat Edward terkadang ingin Sharon kembali karena dialah yang bisa menimpali semua kata-kata bodoh yang seperti ini.

"Seharusnya aku menyuruh Serena membawa satu..."

Edward menghela napasnya.

Tetapi melihat Mikaella yang terlihat santai itu memberitahukan situasi kepada Edward bahwa belum terjadi sesuatu yang besar disana meskipun sudah semakin memanas.

Tiba-tiba alat komunikasi Edward hidup lagi dan terdengar suara Mikaella disana.

"Ufufu...jangan dingin kaya begitu my Dear Leader."

Sejujurnya situasi di kota Tennou sekarang sudah sangat memanas bahkan sampai di titik dimana pihak manusia hewan bisa mengerahkan pasukannya kapanpun mereka mau.

Kemah-kemah para tentara kekaisaran manusia hewan bahkan sudah berdiri tegak tidak jauh dari kota Tennou.

Tetapi memang baik kedua belah pihak juga tidak ada yang mengalah.

Mikaella kemarin sempat menyusup ke wilayah kekaisaran Aritophia dan suasana di sana juga sama dengan di sini.

Memang para sepuluh ksatria masih belum kelihatan semua tetapi di sana sudah berdiri dengan tegak kemah klan Kurogami dengan bendera kebanggaan mereka yang terlihat jelas.

Dengan hadirnya klan Kurogami tentu pihak kekaisaran Aritophia pasti sudah menganggap ini sebagai situasi yang sangat serius.

Mikaella pun menjelaskan apa yang dia tahu kepada Edward.

Edward memang sudah tidak terkejut karena langkah-langkah mereka semua sudah bisa terbaca olehnya tetapi...

"Mika-nee, apakah di sana ada Dwarf atau mungkin pasukan dari kerajaan manusia yang lain?"

"Sejauh ini masih belum terlihat, tetapi aku akan mencoba menyelidikinya tetapi apa kamu mau memberi hadiah kepadaku sebagai gantinya?"

"Tidak! karena aku yakin kalau kau akan meminta hal yang aneh. Kalau begitu aku menunggu kabar darimu."

"Baiklah, My Lovely...aku akan menghubungimu lagi dan mungkin saat itu aku akan-"

Edward memutuskan sambungannya.

"Oh my...dia memang benar-benar keras seperti biasa."

Percakapan itu benar-benar sangat memalukan bagi orang biasa, bahkan Serena yang mendengar di samping Mikaella wajahnya sampai memerah membayangkannya.

Dia sendiri tahu kalau ketua mereka memang populer diantara mereka meskipun tidak ada yang berani mendekati karena ada Sharon disana, tetapi mereka belum pernah melihat seperti apa Edward yang sebenarnya ketika dia benar-benar serius.

Julukan Edward sebagai The Death sendiri bukanlah sekedar isapan jempol belaka. Nama itu sudah sangat terkenal karena orang yang menjadi incarannya pasti akan menemui kematian dan julukan itu sendiri sudah menunjukkan seberapa kuatnya Edward.

Pada saat Serena mendengar bahwa ketua mereka dikalahkan oleh Draconis pun dia tidak percaya.

Serena tahu kalau ketua mereka tidak akan kalah jika musuhnya hanya Draconis seorang, tetapi kenyataannya Edward saat itu memang kelelahan karena sehari sebelum itu dia bertarung habis-habisan melawan Marielle.

Serena sendiri pernah melihat ketika Edward tengah serius dan dia tahu seberapa mengerikannya sang pemegang julukan "The Death" itu.

Semua sifat baik dan ramahnya sebagai Edward yang biasa itu seakan hanya khayalan belaka dan orang yang ada di sampingnya itu sudah tahu tetapi dia tetap mengejarnya.

"Mika, terkadang aku salut kepada kegigihanmu kepada ketua."

"Walaupun dia seperti itu, tetapi dia adalah orang yang sangat baik. Dia bahkan sekarang berusaha sangat keras untuk mencegah perang ini agar tidak ada orang yang kehilangan keluarga tercinta mereka lagi dan kebencian antar ras tidak membesar."

Perang, itu adalah sesuatu yang sangat tidak mengenakkan bagi siapapun yang masih mempunyai hati nurani karena disitulah akan terjadi banyak orang yang kehilangan nyawanya.

Mereka yang telah mati, tidak akan pernah kembali lagi ke dunia ini meninggalkan semua keluarganya di dalam duka yang mendalam.

Ya, itu adalah perang.

Meskipun sudah tahu itu, para makhluk-makhluk yang mengaku berakal selalu mencari perbedaan dan menjadikan itu sebagai alasan untuk berperang.

Mereka yang haus akan darah, haus akan pertarungan...

Perang dengan alasan yang bodoh hanya akan menimbulkan kesengsaraan dan Edward tidak akan membiarkan hal itu terjadi meskipun dia harus mengeluarkan seluruh kekuatannya sang Orachlos ave LiXe, dia akan menghentikan perang itu walau itu artinya dia akan menghapus eksistensi sekalipun.

"Lily, kurasa sekarang waktu kita beraksi semakin dekat. Maukah kau melakukan sesuatu untukku?"

Sudah pasti jika itu keinginan Edward, Lily akan melakukannya dengan senang.

"Ya~ apapun!"

Lily memang terlihat sama sekali tidak berbahaya tetapi jika dia mau, dia bisa mengeluarkan tekanan yang amat sangat mengerikan, selain itu dia sudah mempunyai rencana untuk merebut kembali tubuh Tamamo.

Mereka berdua pun Kembali ke tempat Chamuel dan yang lainnya untuk membahas rencana selanjutnya dan setelah itu selesai, mereka semua pun bubar sementara Luxia masih berada di balkon.

Luxia terdiam memandangi pemandangan di luar rumahnya.

Luxia terus memikirkan seberapa menderitanya sang Cahaya yang sekarang terutama dia sudah memegang kekuatan itu selama ini.

Tidak hanya seribu atau dua ribu tahun, sang Cahaya yang sekarang sudah menahan kekuatan Cahayanya selama berjuta-juta tahun semenjak peristiwa itu.

Dia sudah menyelamatkan banyak sekali dunia yang dulu terhapus.

Dia telah menebus semua dosa yang telah dilakukan sang Cahaya sebelum dirinya, tetapi Luxia tetap tidak berpikir kalau dia bisa menahan semuanya hanya dengan dirinya sendiri.

"Kurasa memang dia sangat mencintai istrinya ya? Perasaannya akan Lucia masihlah sangat kuat bahkan setelah dia tiada sekalipun."

Lucia, sebuah eksistensi yang sebelumnya belum pernah ada di dunia ini.

Satu-satunya eksistensi yang bisa menerima sang Cahaya tetapi tidak terhapuskan.

Terdengar suara langkah kaki di sana, itu adalah White.

"Luxia...."

Luxia pun menoleh.

"Kamu ya? Kenapa? Apa ada yang kamu mau bicarakan, White?"

White memang sempat terkejut ketika mendengar kalau Luxia tahu tentang Lucia tetapi yang aneh adalah White sendiri sama sekali tidak pernah tahu ataupun pernah melihat Luxia sebelumnya di masa lalu ketika tuannya belum menjadi sang Cahaya.

Itu membuat White was-was karena sejauh yang ia tahu yang mengetahui rahasia ini hanya dirinya.

"Nona Luxia tentang masalah itu..."

"Aku yakin kalau kamu kesini mau menanyakan kenapa aku bisa tahu kan?"

Kisah tentang tuannya itu adalah kisah yang sangat rahasia dan bahkan tuannya sendiri tidak pernah memberitahukan itu kepada siapapun dan melarang untuk membicarakannya.

Sebuah kisah yang bahkan Lily sebagai orang yang paling dekat pun sama sekali tidak tahu.

"White, apa kamu tahu apa sebenarnya pohon suci itu?"

"Pohon suci?"

"Aku berbicara tentang kurang lebih tentang pohon yang kamu jaga itu."

White memang menjaga pohon itu, tetapi dia tidak benar-benar tahu kenapa dia menjaga pohon itu.

"Tidak, aku tidak tahu."

Luxia sudah menduga ini kalau dia yang benar-benar tidak memberikan ingatan kepada White kecuali tentang dia harus mengabdi kepada sang Cahaya.

"Kalau begitu aku mengganti pertanyaannya, apa kamu tahu tentang raja roh pertama dan sang roh suci?"

"Tentu saja aku mengenal mereka berdua."

"Kalau begitu bisa kamu sebutkan nama mereka?"

White tidak tahu kenapa Luxia menanyakan hal itu tetapi itu tidak masalah karena nama sang roh Suci dan raja roh pertama juga sama sekali tidak rahasia.

"Baiklah, nama mereka adalah..."

White tiba-tiba terdiam seribu bahasa.

Ada yang aneh di dalam diri White, dia sama sekali tidak mengingat nama sang raja roh pertama dan sang roh suci yang seharusnya sangat dia ingat.

"Oh ya? Ada apa? Kenapa kamu diam?"

"Aku...aku...tidak mengingat..."

Luxia yang melihat White diam itu sudah menduga akan seperti ini.

Memang keberadaan dia maupun yang lainnya tidak seharusnya diketahui oleh siapa pun orangnya.

Bahkan saat dirinya pertama kali merasakan Innocentia, dia sangat terkejut dan bahkan sama sekali tidak menduga akan ada entitas semacam itu di dunia ini.

Innocentia sendiri bahkan bukan sang Cahaya dan tidak pernah menjadi salah satunya, tetapi hanya dengan hawa keberadaannya sendiri membuat Luxia merinding.

Dunia ini beruntung karena sang dua rembulan bukan musuh mereka.

Luxia pun melihat ke arah White.

"Hei White, apa yang akan kamu lakukan jika semisal di dunia ini ada dirimu yang lain?"

"Diriku...yang lain?"

"Ya dirimu yang lain. Kalau dia memang ada apakah dia akan memihak kegelapan, ataukah memihak Zodiak?"

White tidak tahu apa yang Luxia maksud dengan dirinya yang lain, tetapi jika itu memang ada maka jawaban dari White hanyalah satu dan itu pasti.

"Aku tidak mengerti yang Anda bicarakan nona Luxia tetapi jika itu memang aku maka kami akan berada di pihak yang sama. Aku adalah milik tuanku yang agung, maka disitulah tempatku berada terlepas dari anak Zodiak maupun sang Kegelapan."

Mendengar jawaban White, Luxia kagum karena jawaban mereka benar-benar sama walau sudah terpisah beribu-ribu tahun.

"He~ jadi kamu tidak akan memihak saudari-saudarimu kalau semisal mereka menjadi musuh tuanmu ya?"

"Ya, karena sebelum aku menjadi bagian dari Zodiak, aku lebih dulu menjadi milik tuanku yang agung."

White adalah seorang yang sangat setia kepada tuannya, itulah jati diri dia yang asli. Di matanya, tuannya adalah sosok yang akan terus dia ikuti selamanya.

White juga tahu posisi dirinya sendiri. Dia memang bagian dari anak-anak Zodiak tetapi dia tidak berkewajiban melawan Darklord karena memang dia bukanlah seorang pahlawan dunia dan tidak pula ditugaskan untuk menjadi salah satunya.

Jika memang dia, Yulia, maupun Lilia ditugaskan untuk memerangi sang Darklord maka peperangan itu tidak akan bertahan lama karena mau sekuat apapun pihak sang kegelapan, tidak akan bisa menang melawan mereka bertiga.

Luxia tersenyum mendengar jawaban White atas pertanyaannya itu.

Mungkin pengalaman White yang ini dalam perjalanan sang Cahaya menebus dosa sang Cahaya yang lalu sudah terbenam sampai ke akar-akar dari White seutuhnya.

Pandangan terhadap sosok Liela Xea yang merupakan orang yang sangat hebat memperdalam kesetiaan mereka ke tingkat yang paling dalam.

"Baiklah kalau begitu, aku sudah mendengar jawaban yang sangat menarik darimu jadi aku akan kembali ke dalam."

White sedikit membungkuk untuk berterima kasih kepada Luxia.

"Baiklah terima kasih atas waktu dan pengertiannya."

"Tidak masalah, aku juga tidak berniat menceritakan kisah itu kepada orang lain dan juga jawaban atas pertanyaanku yang tadi."

"Apakah itu tentang nama raja roh pertama dan sang roh suci?"

"Ya, akan kuberitahu nama mereka karena sebagai hadiah atas jawaban menarik itu."

White dengan serius bersiap untuk mendengarkan kata-kata Luxia yang selanjutnya.

"White...itu adalah nama mereka berdua."

White tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya mendengar ini.

White? Itu berarti dirinya adalah pendiri dari kerajaan Roh Livia?

Tetapi dirinya sendiri bukanlah roh? Apakah dia benar-benar adalah sang raja roh pertama dan juga sang roh suci secara bersamaan?

Pertanyaan itu terus berputar-putar dalam pikirannya.

Di dalam hati Luxia berkata sambil dia tersenyum manis kepada White.

[Ya, kamu bukanlah roh melainkan kamu terlahir dari beberapa eksistensi kuat yang membuatmu selevel dengan Innocentia dan juga Tamamo...kurasa Persia tidak akan puas melihat dia]