Angin laut yang lembab pun dengan lembut menerpa mereka berdua.
Chamuel sendiri ingin sekali momen seperti ini terus berlanjut tetapi dia tidak bisa melakukan apapun mengenai itu.
"Hei Ed-chan! setelah ini semua selesai ayo kita bermain ke festival."
Edward tidak menjawab apapun, dia hanya terdiam melihat sang rembulan.
Di saat-saat yang hening itu Edward pun berkata, "Aku tidak tahu kenapa tetapi aku merasa seolah-olah bulan itu sedang mengawasiku, mengawasi kita berdua."
Pada saat itu entah kenapa Chamuel seperti mempunyai firasat akan sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang tidak dia inginkan.
"Ya, Chamuel juga merasakan itu."
Apakah firasat ini benar? Apakah sesuatu yang buruk memang akan terjadi? Chamuel mulai khawatir dengan ini semua. Saat ini dia benar-benar merasa entah kenapa ini bias menjadi malam terakhir dia bias bertemu dengan Edward.
Walau dia sendiri tahu kalau Edward adalah sosok yang agung, tetapi dia tetap ingin bersamanya walau dalam keadaan apapun itu. Untuk itu dia tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi kepada Edward walau apapun bayarannya.
"Ed-chan, boleh Chamuel minta satu hal?"
"Hmmm…? Apa?"
Dari kantongnya Chamuel mengeluarkan sebuah cincin.
Cincin itu adalah cincin yang berbeda dari yang pernah Chamuel keluarkan dulu karena kali ini cincin itu tepat di tengahnya terdapat lambang sang Gemini.
"Tolong pakai ini."
Edward yang melihat cincin itu benar-benar teringat kalau dulu Chamuel juga pernah memberinya cincin yang ternyata itu adalah cincin sebuah pasangan.
"Cincin? Ini bukan cincin yang aneh kan?"
Chamuel tahu Edward akan berkata seperti itu, tetapi kali ini dia benar-benar sungguh-sungguh. Dia tidak akan memanfaatkan ini untuk bercanda seperti biasanya.
"Ini sebenarnya adalah cincin khusus Chamuel sebagai seorang Gemini. Karena pada dasarnya Chamuel dan Sharon itu saudari kembar jadi kami memiliki benda khusus untuk mengetahui keadaan masing-masing dengan cincin ini."
"Eh? Kalau begitu bukannya lebih bagus kalau kau berikan itu kepada Sharon?"
Chamuel menggelengkan kepalanya dan kemudian dia berkata, "Ed-chan adalah seorang raja bagi kami. Tidak peduli walau sekuat apapun Ed-chan, tugas kami tidak akan berubah. Jika sebagai pion di dalam catur kalau sesuatu yang buruk sampai terjadi kepada sang raja, maka semuanya akan Game Over."
Chamuel memegang tangan dan meletakkan cincin itu di telapak tangan Edward.
"Ed-chan Chamuel janji kalau Chamuel akan selalu ada saat Ed-chan butuh tidak peduli apapun!"
Chamuel sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu walaupun dia sudah diperingatkan oleh Luxia sendiri tentang betapa bahayanya kekuatan Cahaya bagi dirinya dan yang lain.
Dia sudah tahu konsekuensinya, tetapi tetap saja dia sudah membulatkan tekadnya dari dulu.
"Baiklah kalau begitu, akan kupakai nanti."
Edward menerima pemberian Chamuel tetapi di dalam hatinya dia tahu kalau itu adalah hal yang sangat mustahil.
Edward adalah orang yang paling tahu seberapa bahayanya dirinya sampai dia akan menyuruh Lily melenyapkannya jikalau dia benar-benar hilang kendali.
Dia tahu seberapa bahaya eksistensinya di dunia ini dengan kekuatan yang Edward sendiri tidak yakin kalau akan nada satu orang yang bisa menyainginya.
*Kun Kun Kun Kun*
Tepat di belakang Edward tiba-tiba ada Shirayuki yang mengendus-endus Edward dengan ekor tebal yang mengibas-ngibas kesamping.
"Sepertinya tidak ada bau yang mencurigakan."
Edward tidak tahu dari mana anggapan aneh Shirayuki itu muncul, lagipula yang dia maksud dengan "bau Aneh" itu adalah hal yang mustahil.
"Kau benar-benar berpikir kalau aku akan bertemu dengan gadis lain?"
"Shirayuki adalah gadis yang selalu hati-hati. Hal sekecil apapun tidak akan Shirayuki lewatkan selama kemenangan Shirayuki belum terjamin…Tidak! Bahkan setelah terjamin Shirayuki akan terus melakukannya!"
Edward ingin agar semangat Shirayuki itu Shirayuki gunakan untuk hal-hal yang lebih membangun daripada hanya sekedar mengurusi permasalahan percintaan dirinya. Edward sudah lebih dari tahu kalau Shirayuki sangat sangat dan sangat menyukainya tetapi setidaknya Edward ingin Shirayuki lebih membuat dirinya berkembang.
"(sigh) Setidaknya aku ingin kau gunakan semangat itu untuk hal lain."
"Hal lain? Contohnya?"
"Ya…mungkin seperti mempelajari sesuatu yang baru. Kau tahu, karena di dalam kelompok ini ada orang-orang yang terkenal dan mungkin penuh pengalaman seperti Arashel yang selalu terlihat seperti seorang putri sungguhan yang penuh keanggunan."
Arashel sang putri Naga, dia mungkin di dalam kelompok ini adalah satu-satunya orang yang selalu bersikap anggun layaknya tuan Putri setiap saat. Dia selalu tenang dan tidak pernah melakukan hal yang di luar cara seorang putri bersikap.
Tentunya mendengar itu Shirayuki merasa tidak senang karena Arashel yang dipuji Edward itu adalah tunangan yang sudah jelas dia akan dijodohkan mau tidak mau dengan Edward sendiri.
"Tuan…apa tuan sedang mencoba membuat Shirayuki cemburu dengan memamerkan seberapa hebat tunangan tuan?"
"Eh? Kenapa jadi begitu?"
"Maksudku mungkin kau bisa lebih tenang dan bersikap anggun."
Shirayuki tahu kalau dia sedikit berlebihan, tetapi ini bukanlah hal yang sepatutnya Edward khawatirkan karena dia masihlah Shirayuki.
"Tenanglah tuan karena Shirayuki juga punya Imej untuk jadi Shirayuki tidak akan melakukan ini di depan umum. Tetapi beda kalau sendirian!"
"Ehem! Sendirian? Jangan lupa kalau disini masih ada Chamuel sang malaikat yang Imut ini!"
Tiba-tiba mata Shirayuki seperti berkaca-kaca sambal menatap kearah Chamuel.
"Chamuel adalah teman. Shirayuki…tidak masalah kalau dengan teman…"
Mendengar itu seketika hati Chamuel tiba-tiba luluh akan betapa cimutnya Shirayuki dan dia pun langsung memeluk, mengelus, dan menggesekkan pipinya ke pipi Shirayuki.
"Uwa~h apa ini?"
Edward sudah merasa kalau ada yang tidak benar disini, oleh karena itu dia pun menjauh dari mereka berdua. Dia pun berusaha untuk tidak mengacuhkan apa yang Shirayuki dan Chamuel lakukan dan perlahan menjauh dan menjauh.
"Hmmm…kelihatannya sihirku berfungsi ya?"
"Kau ya..."
Edward sudah menduga ini kalau dalangnya tidak lain adalah Lorelei.
Memang belakangan ini semenjak Lorelei mengenal sihir, dia sering melakukan eksperimen aneh dan Edward memang sudah menebak ini.
"Wa~h kakak hebat sekali! Bahkan hanya dalam dua hari kakak sudah bisa melakukan itu!"
Lorelei pun mendekati Edward.
"Tetapi aku masih tidak yakin kenapa sihirku tidak berfungsi kepadamu?"
"He~ Apa kau ingin mencobanya?"
Lorelei pun teringat apa yang pernah terjadi dulu saat dia mencoba menggunakan sihir pemikatnya kepada Edward dan malah berbalik ke dirinya sendiri.
"A-aku rasa tidak."
Edward tersenyum.
"Pilihan yang bagus."
Lorelei merasa deg-degan membayangkan apa yang akan terjadi jika semisal sihirnya berbalik kepada dirinya dan membuatnya terpikat dengan Edward. Wajahnya pun memerah hanya dengan membayangkan itu tetapi di satu sisi dia tahu Edward adalah laki-laki herbivora yang selalu menjunjung tinggi prinsipnya sehingga membuatnya penasaran.
"Me-memangnya apa yang mau kamu perbuat kepadaku kalau semisal a-aku mencobanya?"
Dengan santainya Edward pun menjawab, "Tidak ada, aku mungkin akan membuatmu untuk tertarik kepada dirimu sendiri."
"Eh…"
Hanya membayangkan dirinya seperti orang gila yang memeluk diri sendiri dan memuji diri sendiri itu membuat Lorelei merinding.
Lorelei pun langsung mundur dan menjauh dari Edward.
"A-aku sudah tahu kalau kamu bukan laki-laki yang akan sembarangan berbuat hal yang aneh dengan perempuan tetapi aku tidak menyangka kalau kamu akan sekejam itu."
Edward hanya tertawa melihat reaksi Lorelei yang menurutnya lucu bersama dengan Undine.
"E~h kenapa kalian malah tertawa?"
"Yah kau itu lucu sekali."
Lorelei menggembungkan kedua pipinya.
"Mum…dasar jahil!"
Pada saat itu datanglah Arashel yang dengan anggunnya berjalan bersama dengan Mikaella yang bersembunyi di belakangnya. Dia melihat situasi aneh yang ada di sana yang mana dia langsung menyadari apa yang terjadi.
"Oh my, kalian semua sedang melakukan hal yang menyenangkan ya?"
Arashel dan Mikaella akhirnya sampai, tetapi White dan Lily masih belum juga menampakkan dirinya.
"Hanya kalian berdua? Lily dan White dimana?" tanya Edward.
"Kelihatannya sang pangeran sudah tidak sabar untuk bertemu dengan putrinya ya? Padahal ada tunangannya disini, aku menjadi sedikit sedih Hiks(tangisan palsu)."
"Lihatlah bulannya!"
Edward menunjuk ke arah bulan.