Setelah cukup dengan tangisan palsunya Arashel pun berkata, "Sabarlah sedikit darling, lagipula nona Lilia sudah ada disini tetapi sambil menunggu bagaimana kalau kamu memuji pakaian para gadis yang ada di sini dulu? Mereka sudah susah-susah berusaha tampil cantik lho jadi setidaknya sepatah atau dua patah kata coba puji mereka dulu."
"E~h kenapa kalian repot-repot melakukan itu padahal kita disini hanya untuk mendampingi Shirayuki?"
"(sigh) Darling, kamu memang pintar tetapi kalau untuk masalah seperti ini kamu memang tidak pernah peka ya? Tentu saja kita semua akan repot-repot melakukan itu karena eorang gadis akan ingin selalu menunjukkan dirinya sebaik dan secantik mungkin di hadapan orang yang mereka suka."
Arashel pun melihat ke arah Lorelei dan Undine.
"Kalian juga ingin kan?"
Lorelei memang tidak terlalu memperlihatkan itu tetapi dialah yang berusaha sangat keras agar bisa terlihat cantik dan dia adalah seorang gadis yang dipuji sebagai gadis paling cantik di dunia dan juga sangat percaya diri dengan dirinya sendiri.
Lorelei hanya terdiam dan memalingkan pandangannya dengan malu-malu.
"Hmmm...."
Edward terdiam sambil menatap Arashel tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Ummm...kalau kamu menatapku tanpa mengatakan apapun seperti itu, entah kenapa aku merasa tidak enak."
"Tidak ada cara lain kan, kau tahu seberapa buta aku akan fashion?"
Sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau Edward tidak terlalu mempedulikan Fashion karena bagi dirinya dari pada kesan, dia lebih mementingkan kegunaannya. Seperti sekarang dia memakai pakaian biasanya yang menutupi seluruh tubuhnya tetapi juga fleksibel untuk dibuat bergerak cepat tidak seperti yang lainnya yang memakai Kimono.
"Itu mudah kan? Tinggal bilang saja 'Cantik' lah atau 'Pakaian itu sangat cocok' lah kata pujian klise yang biasanya."
Memang itu akan menyelesaikan masalahnya tetapi menurut Edward itu bukanlah hal yang bisa dia anggap baik.
"Kalau begitu itu tidak menjadi murni pujian kan? Itu hanya terdengar seperti aku merayu kalian. Lagipula berbohong itu juga bukanlah hal yang baik."
"Be-berbohong?"
Mendengar itu Arashel nampak syok dan dia pun jatuh dan terduduk ke tanah.
"A-apakah aku ini se-sebenarnya tidak cantik?"
Melihat Arashel yang galau, Edward pun mendekatinya dan dia pun mengulurkan tangannya.
"Apa yang kau katakan."
Arashel melihat uluran tangan Edward dan setelah itu dia pun melihat Edward yang menatap langsung ke arahnya.
"Tentu saja kau itu sangat cantik. Layaknya sebuah permata yang sangat berharga, kau adalah sebuah permata dengan kecantikan dan kemurnian yang sangat menawan dan tidak akan tergantikan."
Arashel tidak bisa berkata apapun untuk membalas kata-kata itu dan dia pun memalingkan wajahnya karena tersipu malu.
"Hu-huh...darling, kamu sangat pandai juga da-dalam memuji!"
"Aku hanya berbicara dari kenyataan. Kalau tidak karena dirimu aku mungkin sekarang masih terbaring seperti mumi menunggu kematian. Aku tahu kau mengorbankan dirimu sendiri saat itu untuk menyelamatkanku dan karena sampai sekarang kau masih belum benar-benar pulih. Jika aku dilahirkan sebagai laki-laki biasa di dunia ini, aku akan menjadi laki-laki yang paling beruntung di dunia karena mempunyai tunangan yang sangat baik dan berani sepertimu."
Mendengar itu Arashel menjadi semakin tersipu dan dia mulai menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Bo-bodoh! He-hentikan kumohon! A-aku yang salah jadi aku mohon hentikan sebelum aku meledak!"
Arashel yang sekarang terlihat sangat berbeda dari dia yang biasanya selalu tenang, dia sekarang benar-benar kalah telak.
Arashel sendiri sudah terbiasa dengan pujian setiap hari selama hidupnya, tetapi pujian Edward yang berasal dari kejujurannya itu membuatnya benar-benar kalah telak.
Lorelei yang melihat itu menyadari seberapa besar bahayanya jika Edward mulai mengatakan sesuatu yang berasal langsung dari kejujurannya.
"Ku-kurasa aku akan pass."
Undine tahu perasaan kakaknya itu setelah melihat Arashel benar-benar merasa tidak berdaya itu.
Saat itu terdengar suara langkah kaki dan disana muncul dua gadis yang memakai kimono yang dengan anggunnya berjalan.
Lily dan White, mereka berdua berjalan beriringan dan nampaklah kecantikan mereka berdua yang sangat luar biasa.
Mereka berdua pun melihat situasi aneh yang tengah terjadi disana.
"Ini...apa yang terjadi?" tanya Lily yang penasaran.
"Nona Lily, ini adalah hal yang sudah biasa terjadi," jawab White.
Setelah Lily pikir-pikir benar juga apa yang dikatakan White kalau situasi ini bisa dibilang sesuatu yang normal jika untuk mereka.
Akhirnya setelah itu Lily pun menghampiri Edward.
"Ed bagaimana dengan penampilan Lily?"
Edward pun menatap Lily dengan seksama dan mencoba untuk memberi pujian yang bagus, tetapi seberapa keras dia berusaha satu-satunya kata-kata yang muncul di dalam pikirannya adalah, "Indah dan Cantik..."
Lily yang mendengar itu pun sangat senang karena usahanya untuk mengesankan Edward walau tanpa telinga kucing pun berhasil.
"Tetapi tumben kau tidak langsung berlari dan memelukku?" Tanya Edward penasaran.
Untuk menjawab pertanyaan itu pun White maju.
"Nona Lily berkata ingin mencoba bersikap anggun saat ini apalagi melihat tuanku yang sebentar lagi akan kembali ke kekaisaran jadi nona Lily ingin menjadi pasangan yang tidak membuat tuanku malu."
Ini merupakan hal yang sangat jarang dari Lily untuk tidak menjadi dia yang biasanya.
Edward pun mengusap kepala Lily dengan lembut.
"Kau memang hebat Lily. Sebenarnya kau tidak perlu sampai seperti itu dan cukup menjadi dirimu yang seperti biasanya kalau kau memang tidak nyaman tetapi Lily yang berusaha juga adalah Lily yang hebat!"
"Ya~"
"Kalau begitu akhirnya kita bisa memulai ritual ini.
Setelah itu Lorelei pun melepaskan sihirnya dari Chamuel dan Shirayuki dan akhirnya mereka kembali seperti biasanya, walau Chamuel dan Shirayuki setelah itu menderita trauma yang sangat dalam.
Sontak Shirayuki langsung menjauh dan bersembunyi di belakang Edward dan Chamuel bersembunyi di belakang Lily.
"Grrrr...Kishaaa~" Shirayuki menunjukkan taring-taringnya yang tajam.
Ini sudah kedua kalinya Shirayuki terkena pemikat Lorelei tanpa dia bisa melawannya. Dia sekarang benar-benar trauma dengan sihir pemikat dan dengan Lorelei sendiri yang membuatnya sekarang merasa super waspada.
Bagi Chamuel ini memang baru pertama kali tetapi sekarang dia tahu apa yang pernah dirasakan Edward dulu ketika dia merapalkan Sihir Cinta kepada Edward.
Dia tidak pernah sama sekali menyangka kalau sihir seperti itu memang membuat orang menjadi trauma seperti ini dan dia menjadi merasa bersalah.
Lorelei melihat reaksi Chamuel dan Shirayuki dan dia pun berniat meminta maaf.
Lorelei pun mendekat tetapi...
"Kisha~ jangan mendekat!" teriak Shirayuki.
Trauma yang dialami Shirayuki benar-benar membuat dirinya menganggap Lorelei sebagai bahaya langsung dari akar instingnya. Terlihat jelas dari bulu ekornya tebalnya yang telah berdiri semua.
"Lore-chan, jangan mendekat atau Chamuel akan menembakkan laser!"
"E~h..."
Tentu dipaksa untuk bermesraan dengan orang yang sama sekali bukan orang yang dicintai itu membuat Shirayuki dan Chamuel merasa sangat tidak enak.
Memang mereka menyayangi masing-masing sebagai saudari tetapi mereka tidak sampai di level seperti itu dan ditambah mereka masih normal.
Lily yang melihat itu pun mencoba menjadi kakak yang tegas untuk mereka semua.
"Chamu, Yuki, jangan kaya gitu sama Lelei!" tegas Lily.
"Lelei juga jangan pernah lakuin itu lagi!"
Ini sangat jarang melihat Lily yang seperti ini tetapi mungkin ini adalah bagian dari rencana Lily untuk berlatih menjadi gadis yang anggun.
"Maaf..." kata mereka bertiga bersamaan.
Akhirnya setelah semua yang terjadi, para Miko dari kuil pun datang dan ritual ini pun bisa dilaksanakan.
Sebelum melaksanakan ritual, Shirayuki meloleh ke arah Edward untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya.
"Tuan, lihatlah Shirayuki dengan seksama ya! Shirayuki akan sangat bersinar dan akan menyiir tuan dengan keanggunan!"
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Shirayuki dengan anggunnya dia dengan pakaian Mikonya berjalan perlahan menaiki tangga altar.
Pada saat itu Shirayuki merentangkan tangannya dan dia membuka kedua kipas yang ada di masing-masing tangannya. Kedua kipas yang masing-masing mempunyai simbol Yin dan Yang di tengahnya.
Bersamaan dengan itu simbol Yin dan Yang yang ada di tengah altar itu pun bersinar terang mengeluarkan cahaya yang akan menerangi langkah Shirayuki.
Angin dari laut yang membuat pohon-pohon bambu yang ada di sekitaran tempat itu pun juga itu menemani bersama dengan daun-daun yang jatuh yang terlihat seolah-olah menari-nari di udara.
Pada saat itu Shirayuki membuka matanya dan dia pun mulai menari dengan anggunnya di bawah sinar rembulan.
Lantai kayu yang berdecit setiap Shirayuki menjejakkan kakinya dan suara dua lonceng bulat yang ada di sebelah telinga rubahnya itu terdengar seperti sebuah musik yang ikut mengiringi Shirayuki dalam ritualnya bersamaan dengan lantunan mantra yang berasal Miko kepercayaan Shirayuki yang ada di sana.
Shirayuki terus menari menampakkan keanggunannya yang luar biasa yang membuat Edward terkagum dan tersadar kalau Shirayuki itu benar-benar Tamamo-no-Mae, sang kaisar wanita yang terkenal akan keanggunannya dan kecerdasannya.
Tarian yang anggun itu pun terus berlanjut dimana di sana Shirayuki benar-benar terlihat kalau dia benar-benar nampak diberkati oleh alam itu sendiri.
Shirayuki melirik ke arah Edward dan yang lainnya.
Edward dan yang lainnya mungkin tidak tahu ini, mereka tidak tahu kalau Shirayuki dari dalam hati terdalamnya benar-benar bersungguh-sungguh dengan tekadnya.
[Aku ingin menjadi kuat! Aku tidak ingin menjadi batu sandungan untuk semuanya! Aku adalah Shirayuki, seorang rubah yang telah menemukan siapa dirinya!]
Pada saat-saat itu terjadi keanehan yaitu air laut mulai bergoyang dan bumi mulai bergetar.
Edward dan yang lainnya pun langsung melihat ke arah dimana Deity Gate yang terletak di belakang altar itu menghadap dan terlihatlah sesuatu dari sana.
Secara perlahan namun pasti sesuatu mulai muncul dari dalam laut. Sesuatu itu terlihat seperti ujung dari kayu yang berukuran raksasa dan ujung itu semakin meninggi dengan perlahan mulai menampakkan badannya.
Shirayuki terus menari dan menari dengan anggun nan cantik.
Di badan pohon raksasa tanpa daun itu terlihat bagian kepala seekor naga yang perlahan terlihat dengan jelas kalau badan dari naga itu melilit pohon yang berukuran sangat besar itu.
Ini benar-benar membuat mereka semua terkejut melihat pohon yang berukuran sangat-sangat besar itu tiba-tiba saja muncul dari laut bersamaan dengan seekor naga yang melilitnya.
Naga yang melilit pohon itu adalah seekor naga kayu yang berukuran sangat-sangat besar sama seperti pohon itu.
Kalau bicara ukuran, pohon itu kemungkinan berdiameter ratusan meter besarnya yang bisa untuk menimbun satu ibukota dengan badannya.
"I-itu...jangan-jangan?!"
Pada saat itulah Edward dan yang lainnya kalau naga itu tidak lain adalah seekor naga yang menjadi satu dari keempat pilar kekaisaran yaitu sang Naga Agung, Seiryuu.
"Bagaimana bisa?!"
Setelah itu akhirnya semua bagian pohon pun telah muncul ke permukaan air laut dan Shirayuki dengan anggunnya mengakhiri tariannya.
Shirayuki pun mulai berbicara, "Ya, seperti yang sudah tuan duga kalau dia adalah Seiryuu dan dia adalah salah satu dari Magical Beast."
Selama ini ada sebuah rahasia besar yang tertutupi dari khalayak umum yaitu tentang keempat pilar penjaga kekaisaran Miyako yaitu Genbu, Byakko, Suzaku, Seiryuu.
Shirayuki berbalik dan melihat ke arah sang naga raksasa yang melilit sebuah pohon itu.
Para Miko itu tidak tahu apakah ini keputusan yang baik untuk memberitahukan penjaga sekaligus senjata rahasia dari kekaisaran Miyako yang bahkan rakyatnya sendiri tidak tahu ini kepada mereka Edward dan yang lainnya. Meskipun mereka ragu tetapi mereka mempercayai keputusan Shirayuki adalah keputusan yang tepat.
"Genbu, Byakko, Suzaku, dan Seiryuu, mereka sebenarnya bukanlah ras manusia hewan melainkan mereka semua adalah Magical Beast. Aku Shirayuki akan menceritakan kepada tuan dan semuanya tentang mereka para penjaga...dan juga senjata rahasia kekaisaran ini."