7. HIDUP BARU

Saat itu kami tiba di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk dan terlihat pemandangan yang sangat indah serta terdengar suara ombak dan kicauan burung, dan Arka turun dari mobil untuk membuka pintu gerbang berwarna kuning keemasan.

Saat kami masuk aku sangat terpesona melihat pemandangan yang seperti berada di dalam mimpi. Halaman yang penuh dengan bunga melati serta bunga matahari yang di tempatkan di depan rumah kaca yang sangat menawan, aku pun langsung berjalan di tengah-tengah batu yang disusun membentuk jalan setapak di kelilingi bunga melati yang sangat indah.

Terasa seperti berada di negeri dongeng yang sangat indah, "Apa kau suka?" bisik Arka dari belakang. Akupun menghadap ke arahnya dan mengatakan "Apa kau bercanda, tentu saja aku sangat suka." Arka pun tersenyum dan memegang tanganku sambil berjalan menuju rumah kaca itu, "Apa kau tau?! aku tak sengaja membaca buku diary kamu dan aku membaca impian masa kecilmu. Yang ingin tinggal di rumah kaca yang jauh dari banyak orang dan berada dekat dengan lautan agar kau bisa menulis dengan tenang sambil memakan es krim extra vanila, apa itu benar?" ujar Arka.

"Hmm...! Siapa yang mengijinkanmu membaca buku diary ku?!" jawabku. "Jadi...? Kamu? Ngak suka?!" balas Arka.

"Siapa bilang aku tak suka! Aku bahkan sangat suka, bahkan ini lebih indah dari bayangan mimpiku dulu." Jawabku dengan berlari menuju rumah kaca itu.

Saat aku masuk sungguh terlihat sangat menawan, desain yang minimalis serta berdinding transparan. "Sini kemarilah!" panggil Arka, akupun mendekat ke arah lemari yang penuh buku itu. Dan aku terkejut ternyata ini adalah semua buku yang ingin aku beli sejak dulu, "aku mengumpulkan buku-buku edisi terbatas yang kau catat di buku diary mu dan juga novel dan komik ini yang harus susah payah keras aku dapatkan. Tetapi aku harus menunggu lama untuk memberikannya untukmu, ku harap kau masih menginginkannya." kata Arka

"Wahh! Aku tak percaya ini, semua ini adalah yang sangat aku inginkan. Apalagi yang ini! la adalah penulis yang paling aku gemari karya-karyanya selalu menjadi yang terpopuler dan banyak yang sudah di angkat menjadi film layar lebar, dia adalah motivasiku untuk menjadi penulis profesional. Aku juga berharap agar ceritaku bisa di terbitkan dan menjadi sebuah novel yang terkenal dan terlebih bisa di jadikan film layar drama," ceritaku kepada Arka.

"Pasti kau bisa! Aku berjanji akan menjadi orang pertama yang membaca ceritamu dan membeli semua karya-karya yang kau buat." ucap Arka, "tapi sekarang aku ragu bisa melakukannya. Sudah lama aku tak menulis dan aku belum pernah mencoba untuk membawah karyaku ke penerbit, lagi pula sekarang aku tak yakin bisa kembali menulis lagi." ungkap ku

"Kau hanya harus mencobanya meskipun tak tau hasilnya, semua pasti butuh proses kau hanya harus menikmati dan melakukan apa yang kau suka." kata Arka, aku pun merasa bersemangat lagi dan mengatakan "baiklah dokter Arka yang terhormat!" ia pun hanya tertawa kecil. "Ayo! Ikut aku...." panggil Arka

Ia mengajak aku ke pantai di belakang rumah dan duduk di ayunan yang sudah di hiasi berbagai bunga, sungguh sangat romantis dan aku melupakan segala ke khawatiranku saat sedang bersamanya.

"Apa kau lihat matahari itu...? Dulu, saat setiap kali aku melihatmu meskipun hanya dari kejauhan tetapi kau seolah bersinar seperti matahari itu.

Namun saat itu aku ragu untuk mendekatimu karena aku takut bagaimana jika kau melukai hatiku, terlebih lagi kau selalu menjadi pusat perhatian banyak orang berbeda denganku yang tidak suka menjadi pusat perhatian.

Tetapi sejak aku memilih untuk tetap mencintaimu aku malah menjadi pusat perhatian,tapi saat bersamamu aku merasa dunia begitu indah yang hanya ada aku dan kamu saja. Seolah-olah aku melupakan semua tatapan dan pemikiran orang lain tentang aku karena aku merasa nyaman dan bahagia saat sedang bersamamu meskipun harus menjadi pusat perhatian banyak orang." Cerita ku kepada Arka

Ia pun memegang tanganku dan mengatakan "saat kau hadir di dalam hidupku aku sangat terpengaruh olehmu tetapi aku berpura-pura sama sekali tidak terpengaruh, namun semakin ku mencoba berbohong kau semakin mempengaruhi pikiranku. Meskipun awalnya aku tak yakin apakah ini benar-benar cinta tetapi semakin hari aku benar-benar semakin yakin bahwa aku sangat mencintaimu, aku hanya bisa melihatmu dan kau berbeda dari yang lainnya kau begitu istimewah bagiku dan aku sudah berjanji tak akan pernah melepaskanmu lagi."

Akupun langsung memeluknya dan merasa sangat bahagia sekali, "Jika aku menjadi matahari kau harus menjadi cahayaku, maka kau tak perlu takut untuk terluka." kata Arka, aku pun tersenyum dan mengatakan "tetapi aku lebih suka menjadi bulan.... Agar aku dapat memantulkan cahayamu di malam hari, tapi tenang saja aku bisa menjadi keduanya."

Keesokan harinya Arka kembali bekerja, dan hanya aku seorang diri di rumah. Aku sedang merapikan barang-barangku yang di bawah dari rumah sakit, saat aku sedang mencari-cari buku aku melihat foto ibuku "Ma... Aku merindukanmu! Maaf telah membuatmu bekerja sangat keras dan maaf selalu membuatmu khawatir, aku mencintaimu selalu dan selamanya kau tetap ada di hatiku."

Saat aku sedang memakai komputer milik Arka aku melihat riwayat pencariannya yang ternyata penuh dengan berita jatuhnya pesawat di kanada, aku penasaran karna banyak sekali pencarian tentang kecelakaan itu. Saat aku melihatnya aku terkejut ternyata kedua orang tua Arka adalah korban kecelakaan pesawat itu, airmataku jatuh tak tertahankan yang kukira kedua orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis tetapi ternyata sudah pergi selamanya.

Pasti Arka sangat terpukul atas semua yang terjadi padanya, aku tak bisa membayangkan semua kesulitan yang ia alami. Terlebih lagi aku yang terus-menerus menyusahkannya, aku menangis dengan tersedu-sedu tapi tiba-tiba suara Arka terdengar dan memelukku dari belakang.

"Ini bukan salahmu, bukan salah siapa-siapa, jangan menyalahkan dirimu lagi... Yang lalu biarlah berlalu, mari kita rangkai masa depan kita bersama-sama."

Kata Arka untuk menenangkanku

"Aku merasa bersalah membiarkanmu memikul semuanya sendirian...!" kataku sambil menangis semakin kencang.

"Sudahlah, semua telah berlalu. Besok apa kau mau pergi ke makam ibu kamu? Kebetulan juga kakek aku di makam kan di sana juga." ungkap Arka

Akupun semakin kuat menangis dan mengatakan "Jadi... Kakek juga sudah meninggal? Tapi kenapa kau pulang begitu cepat sekali?!" Arka pun memeluk dan membelai rambutku, "mereka sudah bahagia di sana, jika mereka melihatmu menangis pasti mereka akan sedih juga. Aku mengambil cuti untuk sementara waktu agar kita bisa menghabiskan waktu bersama" ujar Arka

"Baiklah aku akan berhenti menangis lagi, jadi besok kita pergi ke makam mereka. Apa cuma kakekmu yang di makamkan di sana? Bagaimana ibu dan ayahmu?" tanyaku, Arka pun menjawab "iya, besok kita pergi. Ibu dan ayahku di makamkan di kanada, aku sudah sering pergi ke makam mereka mungkin nanti kita bisa pergi kesana bersama." aku menghapus airmataku sambil berkata "baiklah, aku harus tetap semangat."

Keesokan harinya kami pergi kemakam kakek, ibu dan ayahku. Yang ternyata hanya berdampingan saja, saat di sana aku berusaha untuk menahan airmataku namun tetap saja masih tak tertahankan hingga jatuh bercucuran di pipiku.

Namun tiba-tiba Arka berkata "sebentar lagi kami akan bertunangan, mohon restu dari kalian semua." aku pun terkejut dan mengatakan "tunangan? Apa kau serius?"

"Ya, kita akan segera tunangan tapi sebelum itu aku akan membawahmu ke kota yang paling romantis di dunia yang ku lihat di diarymu."

•••

BERSAMBUNG..